[ 16 ] ARC 1 : TRANSMIGRASI

547 49 0
                                    

Misi pertama bisa dibilang mulai berjalan lancar. Namun, misi kedua sepertinya tidak. Reja bahkan belum sempat mengusahakan apa pun untuk misi kedua itu.

Melamun sambil menatap langit-langit kamar adalah hal pertama di pagi ini yang Reja lakukan. Sesekali, ia mengembuskan napas kasar karena isi pikirannya yang kacau-balau.

Zana membuka pintu, melihat Reja yang wajahnya kusut padahal masih pagi. Dia berkacak pinggang dan tersenyum kecil.

"Rei, berbahagialah," ucapnya sedikit dramatis, membuat Reja mengerling je arahnya. "motor lo udah dateng, tuh. Lo ga kangen ke sekolah naik motor?"

Sontak Reja beranjak dari posisi. Dia penasaran seperti apa motornya. Jangan-jangan, motor modifikasi yang ala-ala jamet?! Knalpotnya berisik, warnanya mencolok, dan tidak ada jok belakang.

Malangnya ...

Bisa-bisa Gisel akan lebih illfeel lagi jika melihat Reja menunggangi motor semacam itu.

"Astaga, bengong mulymu lo akhir-akhir ini. Kenapa, sih?" Zana melangkah masuk lebih dalam, menyentuh kepala Reja lembut.

Selama beberapa detik lamanya, suasana terasa hening. Reja sibuk dengan pikirannya, sementara Zana mengamati lamat-lamat penampilan cowok itu yang sepertinya berbeda dari biasanya.

Begitu sadar penampilan Reja berubah, Zana memekik. Kedua pupilnya melebar, menatap Reja tak cukup percaya. "Sumpah demi apa? Ini seriusan elo?!" pekiknya histeris sendiri.

Reja hanya menggaruk tengkuknya. Ia memang sedikit mengubah penampilannya yang selama ini terkesan seperti jamet. Rambut gondrongnya yang biasanya dibiarkan menjuntai ke wajah-hingga menutupi mata-kini disisir dan dikuncir ke belakang. Memperlihatkan tindik di telinganya yang dihiasi beberapa macam anting-anting.

"Aduh, aduh, ada apaan, sih? Harusnya kita udah mulai sarapan ..." Dara datang, ikutan masuk ke kamar Reja karena kedua orang itu tak kunjung tiba di meja makan.

"Eh, Dara, liat deh! Rei ganteng banget sama penampilan barunya! Kenapa ga dari dulu aja kayak gininya, sih?!" ujar Zana begitu antuasias.

Dara mengerjapkan mata. Baru menyadari penampilan Reja cukup berbeda dan terkesan kekinian. "Wow, Rei kita udah dewasa beneran ini, mah!"

Reja tercenung. Kalau dua wanita dewasa saja bisa dibuat terpana dengan penampilan barunya, apalagi Gisel?

"Oke, kalo gitu gue berangkat dulu, ya! Bye!" Dengan semangat, Reja bangkit dan menyambar ransel hitamnya seraya berlari keluar hotel.

"Rei, lo belum sarapan!"

Teriakan Dara sia-sia karena Reja tak menghiraukannya.

Di lobi hotel, resepsionis memanggil Reja dan memberikan kunci motor yang sempat dititipkan oleh orang bengkel kepadanya. Setelah berterimakasih, Reja ngibrit mencari keberadaan motor tersebut.

Saat berhasil menemukannya, cowok itu menjatuhkan rahang karena terperangah.

Jauh dari dugaannya, ternyata motor milik Reja sangat berbeda dari apa yang ia bayangkan sebelumnya. Motor itu jelas sangat keren sehingga membuat Reja ternganga karenanya.

"Ini beneran motor si Reinald?" Cowok itu mendekati motor hitam tersebut, merabanya pelan.

Sebuah Yamaha XSR 155, menggunakan konsep Born to be Free dengan tampilan klasik modern yang diwujudkan melalui beberapa sentuhan di berbagai sektor.

Mulai dari penggunaan jok single seat dengan desain klasik yang lebih stylish dan model tangki Drip-Shaped untuk mendukung kenyamanan saat berkendara.

TRANSMIGRASI MENJADI BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang