[ 14 ] ARC 1 : TRANSMIGRASI

570 43 0
                                    

"Lo berdua lagi gabut, gak? Kalo iya, mending ikut gue ngelabrak si cewek burik," ujar Gisel pada Ziana dan Helen yang sedang kutekan di kelas.

Mereka berdua antusias dan mengikuti Gisel mencari keberadaan Daisha. Setelah menemukannya, Gisel langsung memojokkan gadis itu sambil mencengkeram erat lehernya.

"Gi-Gisel? S-sakit! Tolong lepas!" Daisha terbata, ia kesulitan bicara.

Gisel menatap berapi-api pada manik kecoklatan milik Daisha. Ia sangat benci gadis ini. Selalu saja berlindung dibalik sifat dan tampang sok polosnya.

"Lo cepu lagi ke Zion?! Berani-beraninya, ya!" Gisel menendang tulang kering Daisha hingga gadis itu menjerit sakit. Hal itu mengundang orang-orang untuk berkerumun menonton.

"Nggak, Sel! Aku udah bilang gapapa sama Zion, tapi dia ga mau denger," ungkap Daisha memasang raut paling melas sedunia.

Gisel jijik melihat wajah gadis sok polos itu.

"Lo pikir gue bakal percaya?!" Lantas, Gisel menampar keras pipi Daisha sampai memerah. Tentu saja gadis itu menangis karena rasa sakit yang menjalar di pipinya.

Saat itulah, seorang cowok datang menyibak kerumunan. Itu adalah Kenan, datang untuk melindungi Daisha. Ia membantu Daisha bangkit dan mengusap air matanya.

Gisel melipat kedua lengannya di dada, lalu mendengus keras. "Selain Zion, ternyata lo juga cowok bodoh yang terpengaruh kepolosannya, ya!" ceplos Gisel sebal.

"Lo ga bosen bully Daisha terus?! Dulu gue emang ga peduli apa yang lo lakuin, tapi sekarang, gue ga akan pernah biarin lo nyakitin Daisha!" gertak Kenan berapi-api.

Kenan adik tirinya itu, yang dari kecil tidak pernah dekat dengan dirinya, kini lebih membela Daisha. Gisel tak akan menyalahkan dia. Karena dari awal, mereka memang tidak dekat. Mereka juga tidak memiliki hubungan darah.

"Lo ikut campur gitu biar apa? Masih banyak cewek yang bisa lo mainin. Tapi bukan bekas Zion itu—"

Plak!

Semua orang terperangah ketika Kenan dengan entengnya melayangkan tamparan ke pipi Gisel. Tak berbeda dari Gisel sendiri, ia membeku di tempat saking tak percayanya.

"Jangan sekali-kali lo ngomong hal buruk tentang Daisha! Atau lo bakal nyesel di kemudian hari!" ancam Kenan geram.

Ziana dan Helen sempat akan maju untuk membalas Kenan, tapi satu tangan Gisel terangkat mencegah mereka.

"Gisel?! Dia nampar lo! Biar gue kasih pelajaran!" Ziana protes tak terima.

Gisel tersenyum licik di bibirnya. Kini ia menatap Kenan dengan pandangan rendah.

"Makasih tamparannya. Sekarang gue punya alasan buat ngeluarin lo dari keluarga," ucap Gisel. Terlihat tenang, tapi mematikan.

Kenan dan Daisha terkejut mendengarnya. Ziana serta Helen malah menyeringai puas.

"Lo—?!" Kenan menunjuk tepat ke wajah Gisel, namun disingkirkan perlahan oleh gadis itu.

Baru akan melangkah pergi, perkataan Kenan menghentikannya.

"Gue yang bakal aduin lo ke papa mama karena udah nge-bully Daisha!"

Gisel membalikkan badan. Ia mengedikkan bahu, disertai senyum smirk. "Jangan lupa, Kenan, gue ini pembohong handal. Semua fakta bisa gue bolak-balikkan sesuai keinginan gue."

Kali ini, Kenan tak punya stok kata untuk membalas ucapan Gisel. Siapapun tahu, siapa saja yang berurusan dengan Gisel, bisa dipastikan tidak akan menemukan ketentraman. Sebab gadis itu memang bisa membolak-balikkan fakta yang ada dengan mudahnya.

TRANSMIGRASI MENJADI BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang