I

20 10 48
                                    

"Menurut lo dia udah tahu belum kalau lo kembali?" tanya seorang gadis dengan penampilan tomboy. Di depannya berdiri kokoh seorang cowok berwajah datar.

"Menurut lo?"

"Kok lo tanya balik, sih? Gue tanya lo. Yang jelas lah, bego!" umpatnya kesal. Cowok itu hobi sekali memancing emosinya.

Gadis itu berdehem singkat ketika tak mendapatkan respon sedikitpun dari cowok itu. "Menurut gue sih dia tahu. Tapi kenapa dia nggak bertindak? Bukannya sebelum-sebelumnya, dia selalu bertindak dengan cepat, ya?"

"Tuh lo tahu jawabannya sendiri. Dia tuh terlalu gegabah, sangking gegabah nya dia kejebak sendiri sama rencananya. Anak buahnya ada yang jadi penghianat." Cowok itu menyeringai lebar dengan mata kilatan penuh emosi.

"Jadi kita harus apa?"

"Diam."

"Lo yang serius."

Cowok itu melirik tajam ke arah gadis itu. Kenapa gadis itu sangat cerewet. Padahal semua orangpun mengetahui bahwa ia adalah gadis dingin. "Lo cerewet banget, ya! Ya diam aja. Emangnya lo mau ngapain? Mancing dia duluan? Nyari masalah sama dia, ha?!!"

Gadis itu mengangguk setuju. "Lo emang nggak marah dengan kejadian yang lama?"

"Bukan marah lagi. Lebih tepatnya..." Cowok itu mengepalkan tangannya dengan mata yang penuh dengan pancaran emosi. "Dendam. Nyawa harus dibalas dengan nyawa, dan darah harus dibalas dengan darah. Nggak ada yang namanya ketenangan. Lo paham, kan?"

"Gue maunya dia yang mulai. Gue nggak mau ngotorin tangan gue lebih cepat dengan gue yang mulai. Dia yang butuh, buat apa gue susah-susah?" Gadis itu terdiam, membenarkan ucapan cowok itu. Ia dapat merasakan emosi terdalam yang berada di cowok itu.

Gadis itu menepuk pundak cowok itu. "Gue tunggu tanggal mainnya. Kalau butuh bantuan, bilang aja. Gue bakal siap bantu lo kapan pun." Kemudian berlalu pergi.

• × • × •

"Duh ... Di mana ya novel yang lagi gue cari ini?" Terlihat gadis dengan rambut pendek sebahu itu kebingungan. Ia terus berkeliling ke beberapa meja tersedia yang terdapat banyak sekali novel best seller.

Tangannya terus saja memegang novel-novel itu. Membaca deskripsi yang terdapat pada belakang novel. Namun, semua novel itu bukanlah yang ia cari.

"Apa novelnya udah sold out, ya? Gue kelamaan beli sih. Kemarin kebanyakan nabung sama ke pakai beli seblak." Bibirnya mencurut sedih. Ada rasa menyesal. Jujur uang untuk ia membeli novel sebenarnya sudah ada. Tetapi uangnya terus Ter pakai untuk membeli makanan seblak pedas kesukaannya. 

Dasha yang mendengar keluhan gadis di sampingnya ini. Merasa bingung, novel apa yang di cari oleh gadis itu. Hingga Dasha tak kuasa untuk menahan rasa penasaran. "Kak, maaf kalau boleh tahu. Novel apa yang Kakak cari, ya?"

Gadis itu menoleh ke arah Dasha. Kemudian menaruh telunjuknya di ujung dagu. "Oh ... Sebentar gue ingat-ingat dulu, ya."

"Gue lupa judulnya sih. Tapi kalau nggak salah ceritanya tuh genre obsession but psychopath gitu. Ceweknya itu punya cowok yang obsesi banget sama dia. Tapi, sisi lain cowoknya itu juga seram gitu. Lo tahu?"

Dasha mendengarkan baik-baik, ciri-cirinya yang di beritahukan tampak tak asing di telinganya. Sepertinya ia tahu novel apa yang di maksud gadis sampingnya ini. Dasha berjalan menuju rak yang bertuliskan 'Novel Remaja.' Kemudian mengambil salah satu novel yang stoknya tinggal sedikit.

"Ini bukan, Kak?" Sembari menyodorkan sebuah novel yang berjudul 'Perfect". "Kalau yang dari aku dengar ciri-cirinya sih ini. Soalnya Minggu kemarin aku baru aja beli novel ini. Seru banget loh, Kak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forever: Me, you and the worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang