Forever: Me, you and the world

G

"Bagaimana, apakah dia mau kembali tinggal bersama ku?" tanya seorang wanita paruh baya.

Laki-laki yang berada di hadapannya menunduk, lalu menggelengkan kepalanya. "Ia terus saja menolak Nyonya, saya sudah berusaha membujuknya." Ia sama sekali tak berani untuk langsung menatap manik mata majikannya tersebut.

Terdengar helaan napas gusar. Sudah dua minggu cucunya kembali. Namun, tidak ada niatan sedikitpun cucunya itu kembali kekediaman-nya. "Ya sudah kalau seperti itu. Kau pantau saja terus dia, jangan sampai dirimu lengah sedikitpun. Pantau terus kegiatan apa saja yang ia lakukan. Jika sampai kamu lengah atau ketinggalan info sedikitpun,-"

"Aku tidak akan membiarkan hidup mu dan keluarga mu aman dan baik."

Mendengar suara datar yang tersirat akan ancaman yang tidak bisa di permainkan. Lagi-lagi laki-laki itu hanya mengangguk tegas. "Baik Nyonya Querel. Saya tidak akan lengah sedikitpun. Ada satu informasi yang ingin saya beritahukan kepada anda."

Querel yang sedang berkutat dengan kuku barunya merasa tertarik dengan informasi yang akan di berikan oleh asistennya tersebut. "Informasi apa yang akan kau beritahukan kepadaku? Jika tidak penting tak usah, hanya membuang waktu saja."

"Tuan Muda Arnathan sudah memiliki seorang kekasih. Saya mengetahui itu dari asisten pribadinya. Ia memberitahukan hal itu kepada saya, katanya itu rahasia. Namun, saya merasa anda pantas untuk tahu masalah itu." Load--- asistennya Querel memberitahukan hal itu. Menurutnya hal penting seperti ini tidak baik disebut sebagai rahasia. Makanya ia memberitahukan hal tersebut.

"Apa dia sudah memiliki kekasih?!" Dengan tangan memukul kencang meja di hadapannya. Matanya menyorot tak percaya. "Serius kah? Aku paling benci di bohongi."

Load menggeleng cepat. Mengeluarkan beberapa lembar foto dari saku kanan jasnya, kemudian memberikannya kepada Querel. "Nyonya bisa melihat sendiri. Di situ sudah ada beberapa foto Tuan Muda dengan seorang gadis. Yang menurut saya sepertinya itu adalah kekasihnya."

Querel memperhatikan foto tersebut. Tidak terlalu jelas wajah gadis itu. Karena sepertinya di foto dari jarak jauh. "Kau yakin?" ragunya.

"Iya, saya yakin." Load mengangguk mantap. "Orang suruhan saya lah yang memfotonya, saya meyakini bahwa ia tidak mungkin salah foto. Kalau Nyonya perhatikan lebih jelas. Poster tubuh itu bukan kah milik Tuan Muda?"

Querel membenarkan ucapan dari asistennya tersebut. Memang lah kalau di lihat dari poster cowok di foto tersebut adalah milik cucunya. Tetapi mana mungkin cucunya yang terkenal membenci perempuan memiliki seorang kekasih, bukan?

"Bukan kah dia membenci perempuan?" Load terdiam. Bingung harus menjawab apa.

Querel mengembalikan beberapa lembar foto tersebut ke Load. Load dengan sigap mengambilnya. "Sampaikan kepada Nathan. Bahwa aku ingin bertemu dengannya tanpa bantahan sedikitpun."

"Berani sekali dia memiliki kekasih tanpa memberitahukan kepadaku, ia pikir aku siapa? Dasar cucu tidak punya akal." Menyesap teh hijau yang sempat tertunda. Dengan raut wajah kentara kesal.

"Baiklah saya izin untuk keluar dulu. Kalau Nyonya butuh apa-apa panggil saja saya atau para maid, ya."

Querel menghempaskan tangannya beberapa kali. "Tidak usah kau beritahu. Aku sudah paham, aku bukanlah seorang anak kecil."

"Dan umurku lebih tua dibandingkan dengan dirimu. Ingusan saja," degusnya.

Setelah pamit dan membuat Querel kesal, Load pergi meninggalkan dirinya sendiri. Di dalam ruangan pribadi miliknya.

"Aku tahu bahwa kamu masih membenci masa lalu yang berada di rumah ini. Namun, kamu tidak seharusnya seperti itu cucuku. Aku merindukan dirimu. Kamu sudah datang, namun tidak menemui ku sedikitpun." Tak terasa Querel meneteskan air matanya. Mengingat bahwa cucu kesayangannya tidak mau menginjakkan kaki ke rumahnya.