HAPPY READING!
"Sampe sini" Zean memberhentikan mobilnya dan menatap sekeliling yang hanya ada toko-toko yang sudah tutup
"Rumah lu dimana? Biar gua anter sampe rumah" nevan menatap Zean berfikir sejenak dia tidak mungkin memberi tahu dimana mensionny
"Sampe sini aja, rumah gua masuk gg kecil" bohong nevan dengan santai agar Zean tidak curiga kalau ia bohong.
"Gua anter jalan kaki"
"Ga usah lu pikir gua takut?" nevan keluar dari mobil Zean "btw makasih tumpangan nya" nevan melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 12.55 ia segera berlari ke mension nya.
Zean melihat punggung nevan yang mulai menjauh dengan aneh. "Kaya ada yang dia sembunyiin tapi kaya nya gua ga berhak tau" tak ingin mengusik hal pribadi Nevan Zean pun berbalik arah untuk pulang.
"Pak tolong bukain gerbang nya pak" teriak nevan ke arah satpam yang ada di dalam pos
Satpam itu langsung membukakan gerbang.
"Pak ada juan ga di dalem?"
"Ada den" nevan tersenyum kecut mendengar jawaban satpam itu. Sekarang nevan benar-benar berfirasat buruk.
Nevan menuju pintu dapur lalu masuk mengendap-endap. Ia mendengar ruang tamu ramai. "Kenapa ramai? Apa juan membawa teman-temannya?"
"Bang nevan! Abang darimana aja clara kangen tauu kirain abang ada di rumah" clara datang tiba-tiba membawa gelas membuat nevan terkejut.
"Shit mampus lah gua kenapa mereka pulang ga ngabarin dulu si" batin nevan yang seperti tau apa yang akan terjadi.
"Abang ko abang malah ngelamun?" clara menyadarkan nevan dari lamunan nya lalu menatap clara bingung mau jawab apa.
Vian dan Andrei mendengar ribut-ribut di dapur mereka pun mengeceknya.
"Dari mana aja lu? Bukannya lu lagi dapet hukuman dari daddy?" tanya Andrei mengintimidasi.
"Dia berubah, penampilannya sangat berbeda" vian sedaritadi menatap nevan dari atas hingga bawah. Penampilan nevan sangat rapih tidak seperti asal pakai baju. Nevan memakai kaos putih di balut jaket kulit berwarna hitam dengan celana jeans yang senada dengan outfitnya.
"Gua dari luar habis makan sama temen"
"Tetep aja lu masih masa huk-"sebelum ucapan Andrei selesai vian menerobos omongan nya
"Temen? Sejak kapan lu punya temen?" jujur saja vian baru tau kalau nevan memiliki teman. Dan anehnya cara bicara nevan benar-benar berbeda dari sebelumnya, biasa nya ia menundukkan kepalanya tapi sekarang seperti ingin mengajak ribut.
"Iya abang ko ga ngenalin temen abang ke kita?" ucap clara yang penasaran oleh temannya nevan.
"Harus banget gua laporan? Lagian disini kenapa gua kaya maling ketangkep basah yang lagi di interogasi anjing" kesal nevan lalu melangkahkan kaki nya melewati Andrei vian dan clara.
"Jadi kaya gini kamu selama saya tinggal hah?! Melanggar hukuman dari saya dan bermain-main di luar? Mau jadi berandalan?!" nevan berbalik mencari sumber suara dan terkejut lah nevan saat melihat elgara terlihat benar-benar murka.
Degg...
"Matilah sudah gua, semoga aja ga kena cambuk nanti" batin nevan sambil menelan ludahnya dengan susah payah.
"Gua mau makan masa ga boleh, nanti kalo gua mati kelaparan emang mau nanggung malu nya?" ucap enteng nevan agar suasana tidak terlalu serius lalu ia melihat sekelilingnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Nevanda Not Nevandra
Teen FictionNevanda manusia yang hobby membaca dan saat ia beberapa kali membaca cerita transmigrasi merasa kesal karna alurnya. akhirnya dia menumpahkan rasa yang ia rasakan kepada abangnya yaitu arkan. Namun siapa sangka respon abangnya itu menjadi kenyataan...