VIII

709 81 0
                                    

⚠TYPO BERSERAKAN

HAPPY READING

Setelah hari itu arthan sering kali berkunjung kemension nevan, sesekali ia menemani nevan olahraga. Awalnya nevan ragu kalau juan tidak melapor ke elgara namun nyatanya hingga sekarang dia masih aman-aman saja, dan perlakuan juan ke nevan semakin baik. Walaupun begitu nevan tidak bisa memaafkan juan begitu saja karna yang merasakan sakit itu bukan dia melainkan evan adik kandung aslinya.

"DORRR"
Nevan tersentak lalu menatap sang pelaku dengan tatapan sinis.

Nevan melemparkan bantal yang sedang ia pegang untuk balas dendam.
"Dateng-dateng rusuh lu"

"Biarin wlee"
"Siapa suruh ngelamun mulu, nanti kalo kamu gila kan abang yang malu"

"Sialan!" nevan memukul arthan bertubi-tubi dengan bantal yg di sofa itu. "Lu kalo ga mau temenan sama gua yaudah bang"

"Iya ampun de, abang becanda doang"

Nevan mulai lelah pun akhirnya duduk kembali dan menatap layar televisi yang sedang ia tonton namun terganggu oleh arthan.

"Bang" nevan memanggil arthan tanpa menoleh dari layar TV namun arthan yang merasa terpanggil reflek menatap nevan.

"Apa?"

"Pengen balapan lagi"

"Ga"

"Gua butuh bang" kali ini nevan berbicara serius menatap arthan. Arthan yang mendengar itu kenaikan alis nya bingung.

"Butuh apa?"

"Butuh uang" nevan mengalihkan pandangan nya ke sembarang arah sambil mengingat plan-plan kedepannya.

"Beli motor kamu bisa, sekarang malah bilang butuh uang. Jual aja motornya" arthan berbicara sekena nya, lagian dia heran kenapa tibatiba nevan membeli motor dan sekarang dia malah butuh uang, motor sport itu harga nya gabisa dibilang murah apalagi milik nevan adalah model keluaran baru.

"Ga! Itu motor impian gua mana bisa gua jual" oke nevan anaknya tidak mau mengalah, tapi ucapan nya itu lagi-lagi membuat arthan bingung, sejak kapan nevan memimpi-mimpikan ingin memiliki motor?

"Sejak kapan?" nevan tertegun, dia baru sadar nevan yang sesungguhnya tidak mungkin memiliki impian seperti itu.

"Sejak...." nevan sedikit berfikir.

"Ah iya sejak waktu itu nevan nonton balap gp bang, iya sejak itu!"

Arthan melihat nevan dengan gelagat yang agak mencurigakan namun ia tetap berfikir positif mungkin ini cara nya nevan berubah dan efek samping dari amnesia nya. Berubah jadi ultraman gituu kali ya.

"Hm, tapi kan bisa nyari uang dengan cara lain, ga usah bahayain nyawa" cermah arthan membuat nevan merolling eyes karna pada dasarnya nevan tidak suka di cermahi.

"Iya dah iya" nevan pergi ke kamar meninggalkan arthan

.

.

.

.

"Gua makin ganteng aja" ucap nevan melihat pantulan diri nya di cermin bangga.

Nevan melangkah ke arah bathtub dan masuk ke dalam air yg sudah ia sediakan.

"Huh enak nya" nevan mulai memejamkan mata nya menikmati air hangat yang mulai terasa di kulitnya.

Nevan menikmati suasana itu lagi dan lagi hingga ia membuka matanya.

Damm

Yang nevan lihat hanyalah ruangan nuasa putih susu yang mungkin seperti ruangan tanpa ujung, tempat ini berbeda dengan saat ia bertemu dengan nevandra.

Nevanda Not NevandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang