Jam menunjukan pukul 17.20 , tak terasa 1 jam sudah berlalu. Membuat pria dengan tampilan kasual dan lanyard yang tergantung pada lehernya itu mendengus sebal.
Ia dikerjai fikirnya, pasalnya di bukber yang bertujuan sebagai forum untuk saling bermaaf-maafan sesama rekan kerja sebelum cuti tiba malah menjadikannya tumbal jaminan untuk pemesanan makanan di restaurant yang berada di salah satu mall terkenal di Jakarta ini.
Mengapa bisa demikian, karena begitulah sekiranya peraturan yang ada pada restaurant, mewajibkan untuk tidak meninggalkan tempat sekedar pesanan di meja.
Namun harus ada seorang yang mewakili untuk menunggu,
"booking tempat ini jadi sarana nyiksa jomblo abadi kayak gue" Batinnya bergemuruh kesal.Jika difikir kesialan yang menimpanya hanya sampai disitu, tunggu sebentar kawan.
Karena kini perhatiannya teralihkan pada sepasang pengantin baru yang tepatnya sedang melihat buku menu dengan penjelasan pegawai restaurant di depan sana.
Ada yang mengganjal, mengapa Guntur Pramudya Triadhinata alias pria bosan berstatus jomblo ini mengetahui bahwa yang ia lihat merupakan sepasang pengantin baru.
Tentu se-klise itu jawabannya, ia mengenal mereka. Dan jika kalian bertanya apa yang dirasakannya saat ini, seperti tenggorokan miliknya tercekat dan kering seharian tanpa dibasahi air satu pun setelah shubuh berkumandang.
Tolong wajarkan ya mengapa berlebihan seperti itu, karena ia sedang berpuasa haha.
Ah sepertinya puasa nya kali ini tak Cuma menahan lapar dan dahaga yang ada, namun juga hawa jengkel yang sudah menguar-nguar dan mungkin ketika di terawang sudah terlihat api api hitam menggejolak di sekeliling tubuh Guntur.
Kala melihat suami bule dari mantannya itu mendelik dan tertawa sinis setelah tau eksetensinya yang tertangkap basah sedang meilirik-lirik kearah mereka.
Akibat tertangkap basah, Guntur pun jadi sangsi untuk menengok kearah pintu masuk restaurant kemudian memalingkan wajah pada ponsel genggam miliknya.
Selang beberapa waktu Guntur masih memerhatikan ponselnya tanpa sadar bahwa Ghina alias mantannya dan suaminya itu tidak jadi memasuki restaurant, sementara para rekan kerja Guntur mulai memasuki dan memadati restaurant tersebut.
"Duh, nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan tur bisa reunian dengan mantan tunangan yang menyia-nyiakan budak korporat pekerja keras seperti elu tur" Ujar Mas Adi, Guntur kaget.
Ia baru sadar Mas Adi datang kini bersama gandengan dan buntut-buntut kecilnya yang mulai mengisi kekosongan meja didepannya.
"SOMPRET LO MAS!" Balas Guntur sewot, membuat rekan rekan kerja lainnya tertawa melihat Guntur yang sudah jengah setengah mampus.
"Sewot bener lo tur gua doain abis ini lo batal puasa" Saut Mbak Rista.
Mas Adi meringis kala melihat Guntur mengacak rambutnya dengan kasar mendengar perkataan Mbak Rista."Udeh mbak, jangan di goda lagi udeh setres jomblo gagal merid yang satu itu" Kata Mas Adi sambil menunjuk Guntur dengan menirukan gaya berbisik , padahal suaranya terdengar seantero restaurant tersebut.
Guntur terdiam dan hanya memberikan wajah jengah sebagai tanggapan atas perkataan Mas Adi yang satu itu, pasalnya ia yakin jika mengelak pun tidak ada habisnya mengingat bahwa semua rekan kerjanya itu tidak akan melepaskannya begitu saja jika membahas perihal topik gagal merid nya yang satu itu.
Sejenak Guntur menatap kearah meja yang dikhususkan untuk para istri dan anak-anak rekan kerjanya itu, entah mengapa jauh di lubuk hatinya ada sesuatu yang bergejolak tidak tau apa pastinya namun itu cukup membuatnya terhenyak sesaat menatap satu per satu mereka yang berada di meja tersebut.
"Allahuakbar, Allahuakbar..." Terdengar suara Adzan. Kemudian mereka semua termaksud Guntur pun melaksanakan aktivitas berbuka.
"Tur banyak-banyak ikhtiar yee, gua doa'in tahun depan lu udah kagak diejek lagi sama gue hahahaha" Bisik Mas Adi padanya.
"Iyee mass Aamiin.." Jawab Guntur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntur Dan Temuannya
ChickLitMasa bodoh lah mo dibilang gua udah terlalu tua untuk mencari, yang penting gua dapet jawabannya - Guntur Guntur itu cowok keras kepala yang inner childnya muncul di detik-detik krisis, dimana sekarang ia sudah menginjak umur kepala tiga. Tak jarang...