Apasih salahnya menjomblo toh yang ngerasain gue- gue juga, kenapa mereka ikut campur ya? padahal ini kan hidup gue. Mau gue jadi individual semacam amoeba juga kagak apa-apa yang penting gua bisa membelah diri dan menyayangi diri sendiri. Iyasi nanti gua ngerasa kesepian, iya si mak gua pengen cepet cepet ngeliat gua punya anak, iyasi gua udah cukup dan mampu buat bayar nikahan ya walaupun sederhana. Trus apa itu yang bisa jadi alasan buat nggak ngejomblo lagi?
"HEH GUNTUR!" Sebuah tamparan hangat dari tangan Mbak Rista didapati Guntur yang tengah asik nulis thread di twitter nya.
Guntur terbelalak "APA SIH MBAA" jawabnya sedikit tegas karena kaget.
"SHOLAT TUR!" Titah Mbak Dian greget, melihat Guntur yang tidak beranjak dari tempak duduknya.
"Ya Allah Mbak, gue udah sholat.." Mendengar jawaban Guntur sontak membuat beberapa orang pada kubikel melihat ke arahnya.
"Yang bener lo?" selidik Mbak Rista yang tak begitu percaya. Guntur melihat kearah Mbak Rista lalu menghela nafasnya kasar.
"Mbak, gue udah sholat intinya!" Tegas Guntur.
Entah mengapa, seperti di briefing sebelumnya. Dengan kompak seluruh teman kubikel nya menanggapi dengan sebuah kata "Tumben"
Akibatnya Guntur syok ia mengernyitkan dahinya, apakah ia terlihat begitu malas untuk melakukan ibadah? Sehingga bahkan dengan gamblang teman-temannya itu menjawab bahwa sebuah ke "Tumben-an" ketika ia sholat tepat pada waktunya.
Mbak Rista pun akhirnya duduk. "Ya maaf-maaf aja nih ya tur, lo kan kadang kalo udah asik ama diri lo sendiri pas diajak ibadah suka 'nanti mbak, nanti' apa enggak 'bentar mbak bentar lagi kok ini' ya gimana gue gak trust issue coba" Riview jujur Mbak Rista, yang langsung diserap oleh Guntur hingga kalau kata generasi z 'to the bone' rasanya.
Guntur terdiam,tiba-tiba ia memutar 30 derajat kursinya menghadap Mbak Rista.
"Mbak lu ama husband tuh ketemu dimana si?" Tanya Guntur tiba-tiba.
"Uhuk!" Mbak Rista yang sedang minum pun tersedak. "Kagak ada angin, kagak ada hujan kenape lu tiba tiba kepo soal gue ama husband gue?" Jawab Mbak Rista.
"Yakan gue kepo aja gitu Mbak"
Mbak Rista pun tampak berpikir "Sebenernya kalo ditanya pertemuannya si biasa aja, tapi dipikir-pikir spesialnya itu jalan ketemunya" Jelas Mbak Rista.
"Spesialnya gimana tuh Mbak?" Tanya Guntur kembali.
Mbak Rista pun menjawab sambil melirik kearahnya "Pas aja gitu setelah gua pulang dari umroh" Guntur mengangguk mengerti lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.
Sejenak Guntur terdiam ia memikirkan sesuatu
"Apa gue juga perlu umroh ya?" Batin Guntur bertanya-tanya.
Skip masalahnya yg satu ini.
Jarum jam terus berputar. Pemandangan Matahari yang tadi terlihat terik di saat dzuhur kini mulai tergantikan dengan semburat oranye yang meredup. Kepadatan jalan Jakarta yang khas sudah terlihat dari lantai 12 gedung dimana Guntur bekerja.
Tak terasa waktu berlalu bergitu cepat, mulai dari rapat melelahkan yang ia lakukan dengan perusahaan swasta, silat lidah untuk menanggapi aduan kepala daerah dari ternate, didamprat oleh pak direktur akibat kelalaianya. Jadi, jika kalian bertanya bagaimana keadaan yang mengambarkan kondisi Guntur saat ini maka yang jawabannya seperti halnya budak korporat yang lain yaitu "kenyang".
Dengan menelungkupkan wajah di lipatan tangan Guntur bergumam "Gua bener bener kenyang hari ini" Helaan demi helaan ia keluarkan sambil mempersiapkan barang untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntur Dan Temuannya
ChickLitMasa bodoh lah mo dibilang gua udah terlalu tua untuk mencari, yang penting gua dapet jawabannya - Guntur Guntur itu cowok keras kepala yang inner childnya muncul di detik-detik krisis, dimana sekarang ia sudah menginjak umur kepala tiga. Tak jarang...