Hari ini hari dimana Guntur DL ke Sulawesi, sebelumnya ia sudah berpamitan dan memastikan kedua orang tuanya aman selama ia tinggalkan. Ia juga berpesan kepada Kakak nya untuk tidak lupa mengunjungi kedua orang tua nya.
Jam masih menunjukan pukul 3.30, ia yang sudah sampai di Bandara pun akhirnya memutuskan untuk mengunjungi resto 24 jam, atau yang khusus buka di jam ini untuk menyajikan sahur. Melihat waktu yang menyempit dan menandakan harus dengan segera ia melaksanakan sahur, ia pun menuju resto terdekat.
Dipikirnya dengan waktu ini, ia tidak akan menemui banyak orang. Ternyata dugaannya meleset, banyak dari mereka yang ternyata memiliki tujuan sama dengannya. Sehingga resto bandara yang ia kunjungi saat ini terbilang cukup ramai.
"Pak, saya pesan paket 2 nya. Boleh request pak, teh nya yang hangat?"
"Boleh pak, totalnya 55 ribu"
Setelah pembayaran, ia pun duduk di tempat yang disediakan resto tersebut. Disudut dari tempat ini ia melihat keluarga yang cukup unik, terlebih dengan sang anak yang terbangun dan menampilkan wajah ceria pada jam yang cukup dini menurutnya. Karena ia pikir, seumurannya saja bisa sangatlah sulit untuk bisa bangun dengan kondisi tersebut apabila tidka memiliki alasan.
Uniknya, sang anak dengan ceria menyambut tiap suapan yang diberikan wanita disampingnya, yang Guntur duga adalah ibu dari sang anak. Sementara peran sang ayah mengapresiasi tiap suapan yang disambut ceria sang anak, tidak lupa di tengah selingan apresiasi dan makannya itu, ia juga ikut menyuapi sang istri.
Adegan suap-menyuap ini Guntur lihat dengan sebuah kesimpulan, dua kata lucu.
Mengenaskan sekali.
Bukan keluarga itu yang mengenaskan, namun dirinya yang ditengah keramaian ini hanya bisa terdiam dan kembali meneguk salivanya setelah melihat adegan tersebut.
Flashback on
"Kamu nanti kalo udah nikahin aku bakal tetep ngijinin aku kerja kan?" Tanya seorang gadis berambut pirang yang sedang mematut wajahnya pada cermin di casing handphone miliknya.
"Em- memangnya kamu gak mau tinggal aja dirumah gitu? sama anak-anak nantinya" Jawab Guntur.
"Tur kamu serius nanya gitu?!"Gadis berambut pirang itu terlihat berang. Ia meninggikan volume suaranya, "Bahkan perkataan kamu tentang anak? kamu gak bakal nanya dulu gituh ke aku, siap atau enggak, jadi seorang ibu?!"
"Wait- kamu... marah?" Pertanyaan Guntur itu berujung dijawab dengan gebrakan meja oleh sang gadis.
Kejadian itu begitu cepat, tidak hanya Guntur yang kaget bahkan seluruh mata pengunjung kini melihat ke arah meja nya. Gadis itu pun melenggang pergi dari hadapannya, dan meninggalkan nya sorang diri dengan bill cukup besar yang awalnya mereka janjikan untuk dibagi rata.
Flashback off
"Hubungan casual, hubungan casual, casual sompret!" Batinnya menjerit mengingat sesuatu di masa lalu.
"Pak ... maaf ini pesenannya"
Nah kebodohan lainnya yang ia lakukan adalah membiarkan pelayan resto ini menghampirinya karena dirinya yang tak merespon beberapa menit panggilan pelayanan yang seharusnya dilakukan self service tersebut.
"Oh iya terimakasih ya mas, maaf ya saya tadi bengong" Tutur Guntur meminta maaf.
"Iya tidak apa pak,saya kesini karena bapak tidak merespon. Barangkali bapak sedang melaksanakan sahur saya hanya ingin mengingatkan sebentar lagi imsak ya pak, jadi saya permisi" Jawab sang pelayan sopan.
Melihat arloji pada pergelangan tangannya, ia pun menyudahi rasa malunya dan bergegas untuk menyelesaikan sahurnya dengan cepat.
Usai sahur, ia mencari rekan yang mengabarinya sudah sampai di bandara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntur Dan Temuannya
ChickLitMasa bodoh lah mo dibilang gua udah terlalu tua untuk mencari, yang penting gua dapet jawabannya - Guntur Guntur itu cowok keras kepala yang inner childnya muncul di detik-detik krisis, dimana sekarang ia sudah menginjak umur kepala tiga. Tak jarang...