Renjun terus saja memperhatikan wajah Jeno, yang sedang duduk di sofa kamar mereka. Sejak bangun tadi, renjun hanya memperhatikan wajah itu, tanpa hentinya, sampai Jeno jengkel sendiri.
"Bisakah kamu berhenti, melihat saya terus?"
"Gak bisa."
"Kenapa gak bisa?"
"Kamu pasti penculik kan?" Tuduh renjun.
"Ini sudah ke 10 kali, kamu menuduh saya penculik renjun." Jengah Jeno.
"Terus kalo bukan penculik, kamu siapa?" Kesel renjun.
"Saya Na Jeno, suami kamu. Jiwa lain yang ada di tubuh, na jaemin."
"Bohong."
"Kenapa saya harus bohong?"
"Ya gak tau."
Jeno mengusap wajahnya frustasi, dia tak tau bahwa sikap renjun ternyata sangat menyebalkan.
"Jaemin, pernah kasih liat wajah saya ke kamu?" Tanya Jeno.
"Engga pernah, ka nana cuman bilang, kalo dia punya dua jiwa."
"Pantes, emang bangsat tu anak."
"Jangan mengumpati ka Nana." Kesal renjun.
"Dia kasih tau nama, jiwa lain di tubuh nya?"
"Kasih tau, namanya jeno."
"Nah Jeno itu saya renjun, saya Na Jeno."
"Aku gak percaya."
"Kamu tidak pernah, melihat foto keluarga yang terpajang di dinding rumah, kediaman keluar Na?"
"Emang ada foto keluarga ya?" Tanya renjun polos.
"Ouh shit, terkutuk lah kau na Jaemin." Umpat Jeno.
Jeno mengeluarkan handphone nya, ia membuka galeri nya untuk menunjukkan foto keluarga, milik keluarga Na.
"Sinih, saya tunjukan fotonya." Panggil Jeno.
Renjun berjalan ke arah Jeno, dengan penuh waspada. Jeno yang melihatnya, benar-benar jengah sendiri.
"Cepat lah, kamu ini sangat lelet." Kesal Jeno.
"Ishh sabar dong, aku tuh harus hati-hati gimana sih." Kesel renjun.
"Saya gak akan ngapa-ngapain kamu, lagian apa yang kamu takutkan renjun."
Renjun tak membalasnya ucapan Jeno, ia duduk di sebelah Jeno, dengan jarak 1 meter.
"Bisakah kamu mendekat sedikit?, Kenapa duduk sangat jauh?"
"Aku mau duduk di sinih aja, aku bisa dari sinih."
"Terserah."
Jeno memberikan ponselnya pada renjun, renjun menerima ponselnya. Ia melihat foto yang terpajang, di layar ponsel Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Husband
FantasyMemiliki 2 suami, tapi dalam 1 tubuh yang sama? bukanlah hal yang pernah terpikirkan oleh otak kecil renjun. Di umur nya yang masih 20 tahun, harus menikahi satu laki-laki dengan 2 jiwa dan kepribadian yang berbeda dalam satu tubuh sekaligus. Awalny...