09

1.3K 115 11
                                    

Jeno dan renjun sedang di atas kasur, jeno yang fokus dengan laptop nya, sedangkan renjun menonton tv di samping nya.

Tidak ada pembicaraan sejak tadi, hanya ada suara dari tv dan suara dari keyboard yang jeno pijit.

"Kerja mulu, gak bosen apa? " Akhirnya renjun memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Pekerjaan saya menumpuk, jaemin tak mau bertukar jiwa. Makan nya sekarang saya manfaatkan untuk mengerjakan semua pekerjaan saya, jaga-jaga kalau jaemin tak ingin bertukar jiwa lagi. "

"Iya sih, biasanya kalian bertukar jiwa seminggu sekali. Tapi kali ini, selama 2 full kalian gak bertukar jiwa. "

"Kenapa? Kami merindukan saya? " Goda jeno.

"Dih geer banget, siapa juga yang rindu sama ka jeno. "

"Jika rindu saya, kamu cukup bilang saja. Nanti saya akan paksa jaemin, buat bertukar jiwa. "

"Dih emang bisa denger apa? "

"Bisa lah, asal jangan bilang di dalam hati saja. "

"Ishh gak lucu lawakan kamu ka. "

Jeno menaikan bibir, ia mengusap rambut renjun lalu kembali pada kegiatan nya.

Beberapa menit telah berlalu, tapi aktifitas mereka masih sama sejak tadi, hanya saja posisi renjun yang tadinya tiduran, sekarang duduk.

Lagian aktifitas apa yang akan mereka lakukan di malam hari?, semua orang di malam hari pasti beristirahat bukan.

"Ka jeno. " Panggil renjun.

"Hmm? " Jawab jeno, tanpa mengalihkan pandangan nya dari laptop.

"Ka jeno. " Panggil renjun kedua kalinya.

"Iya apa? " Lagi, jeno menjawab tapi tak melihat ke arah renjun.

Tak ada lagi panggilan, jeno yang merasa karena renjun tak melanjutkan kalimat nya, menengok ke arah renjun.

Ia sedikit terkejut, saat memutar wajah nya ke arah renjun. Di samping nya, ternyata renjun sedang memperhatikan nya, entah sejak kapan.

"Kenapa?" Tanya jeno.

"Boleh gak? " Tanya balik renjun.

"Boleh apa renjun? " Heran jeno.

"Boleh gak ih. "

"Ya boleh apa dulu? "

"Ih ka jeno mah, boleh apa engga jawab dulu. " Kesel renjun.

"Boleh apa renjun?, kamu ini aneh tiba-tiba nanya kaya gitu. "

"Tau ah. " Renjun merebahkan tubuhnya, membelakangi jeno.

"Loh malah ngambek. "

Jeno mengusap rambut renjun perlahan, tanpa merubah posisinya dengan laptop di atas pahanya.

"Kamu mau apa?, coba jelasin dulu sama saya. Kamu minta ijin, tapi saya gk di kasih tau ijin dlam konteks apa. " Ucap jeno lembut.

"Ya tapi boleh gak. "

"Ok saya ganti pertanyaannya, kalo saya ijinkan, itu bakalan bikin bahaya kamu gk? "

Renjun menggelengkan kepalanya seperti anak kecil, sambil melihat ke arah jeno.

"Ok saya ijin kan, terus kamu mau apa?"

"Mau di pangku. " Ucap renjun malu-malu.

"Oh god. " Batin jeno.

"Kamu ijin minta di pangku sama saya? " Heran jeno.

"Iya, kenapa? Gak mau ya? Yaudah kalo gak mau mah. " Renjun kembali membalikkan tubuh nya, membelakangi jeno.

Two Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang