06

1.6K 163 8
                                    

Pernikahan renjun dengan jaemin dan jeno, sudah menginjak 3 bulan pernikahan. Hari ini, renjun hanya berbaring di atas ranjang.

Ia merasakan bahwa badanya sedang tidak enak, kepalanya sangat pusing. Untuk sekedar duduk saja, ia tak kuat karena pusing.

"Tidak sarapan? " Tanya jeno.

"Duluan aja, aku gak enak badan. " Titah renjun.

Jeno yang mendengar ucapan renjun, langsung berjalan ke arah ranjang. Ia berjongkok di dekat ranjang, lalu menempelkan tangan nya pada dahi renjun.

"Maaf ya, saya pegang dahi kamu. "

"Hmm."

"Badan kamu tidak panas. " Ucap jeno, setelah menempelkan tangan nya, di dahi ia sendiri. Untuk menyamakan suhu tubuh ia dan renjun.

"Kamu gak percaya? " Sinis renjun.

"Bukan, saya percaya karena wajah kamu pucat. Tapi, badan kamu tidak depam. Mau periksa ke dokter?, atau dokter keluarga na saya panggil ke sinih mau? " Tanya jeno.

"Gak... Huekk. "

Renjun bangun dari tidur nya, sambil menutup mulutnya. Ia berlari ke arah kamar mandi, lalu memuntahkan isi dalam perutnya.

"Renjun." Panggil jeno, sambil menghampiri renjun.

Jeno memijit leher renjun, membantu renjun mengeluarkan semua isi dalam perut nya.

"Sudah? " Tanya jeno, sambil memberikan handuk kecil.

"Pusing." Lirih renjun.

"Sinih duduk dulu. "

Jeno menuntun renjun, duduk di closet  kamar mandi mereka. Ia mengambil air mengunakan wadah.

"Sinih cuci dulu mukanya. "

Ia mengelap wajah renjun, dengan handuk kecil yang sudah sia basahi dam di peras. Setelah merasa wajah renjun bersih, ia membuang air nya, lalu kembali pada renjun dan berjongkok di depan renjun.

"Masih pusing? " Tanya jeno.

"Hmm, ruangan nya kaya muter-muter." Lirih renjun.

"Saya panggilin dokter ke sinih ya. "

"Ayo, saya bantu jalan. "

Jeno menopang tubuh renjun, baru saja satu langkah, tubuh renjun hampir jatuh, kalo saja jeno tidak memeluknya.

"Saya gendong ya. " Ijin jeno.

Ia menggendong tubuh renjun, lalu berjalan ke arah ranjang dan menidurkan tubuh renjun.

"Minum dulu. " Jeno membantu renjun meneguk air putihnya.

Setelah membantu renjun minum, jeno menelfon fokter pribadi keluarga na, agar ke rumah nya, untuk memeriksa renjun.

"Dokter nya di jalan, sambil nunggu kamu tidur dulu aja. "

"Pusing hiks. " Renjun mulai terisak.

"Sttt jangan nangis, tunggu sebentar ya." Jeno mengusap air mata renjun yang terjun bebas pada pipi gembul nya.

"Ka jeno jangan kerja. " Titah renjun.

"Iya engga, saya di sinih temenin kamu." Jeno mengusap kening renjun.

20 menit kemudian, dokter pribadi keluarga na datang. Ia berjalan menghampiri jeno yang masih setia menunggu renjun, sambil mengelus-ngelus kening nya.

"Pagi pak Jeno. " Sapa yang dokter.

"Pagi dok, maaf merepotkan anda pagi-pagi. "

"Tidak masalah, ini sudah tugas saya bukan. Mari kita mulai pemeriksaan nya. "

Two Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang