10 End.

1.9K 141 27
                                    

Seminggu telah berlalu, setelah kejadian dimana renjun dan jeno bertengkar hebat di bawah hujan.

Sekarang renjun hanya di temani oleh jaemin, tidak ada yang membahas perihal kejadian waktu itu, baik jaemin ataupun renjun.

Mereka hanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, jaemin yang memikirkan perihal jiwa jeno yang tak ia rasakan lagi.

Lalu renjun, dengan pikirannya perihal kata-kata yang ia lontar kan kepada jeno, pada hujan malan itu.

"Aku gak rasain jiwa jeno. " Ucap jaemin secara tiba-tiba.

"Ha? "

"Jiwa jeno... Sekan-akan hilang. Aku gak rasain sama sekali, jiwa jeno yang ada di dalam tubuh aku. " Lirih jaemin.

"Ya.. Biarin aja sih, kalo ilang juga biarin aja. "

"Ren.. "

"Jangan bahas dia, aku males. "

"Kita harus lurusin semua ini, kamu salah paham. "

"Ka nana.. "

"Aku... Aku yang di curigain jeno kalo aku selingkuh. "

Renjun terdiam, saat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut jaemin.

"Jeno cuman nemuin winter, ia bertanya perihal hubungan aku sama winter. "

Ya renjun tau winter, wanita yang di temuin nya bersama jeno iti winter. Wanita yang ia lihat, akan di cium oleh jeno waktu winter.

"Ka nana... "

"Sebelum nya biarin aku jelasin dulu, hubungan aku sama winter. Aku sama winter gak ada apa-apa, winter hanya butuh bantuan aku untuk membantunya menyiapkan acara pernikahannya. "

"Jeno menyangka aku selingkuh dengan winter, karena interaksi kita yang kelewat batas antar teman. Aku akuin itu, kalo aku salah berperilaku layaknya pacar kepada winter. "

"Dia udah memperingati aku, perihal tingkah ku pada winter ren. Ia selalu mengingatkan aku tentang kamu, tentang hubungan kita, tentang aku yang akan menjadi seorang ayah. "

Renjun hanya terdiam mendengarkan semua ucapan jaemin, entah bagaimana  bibir nya kelu, sekan-akan tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun saat ini.

"Akupun entah kenapa gak bisa jujur pada jeno, bahwa aku hanya membantu winter. Setiap jeno mendesak aku, aku malah menjawab kita sebatas teman, lalu mengatai nya terus. "

"Puncak nya saat itu, dia ingin bertemu dengan winter. Untuk mengetahui kebenarannya, dan memperingati winter agar menjauh dari aku. Ah aku gk tau kalo semua itu akan membawa bencana, membuat kamu dan jeno salah paham. "

"Kamu tau, seberapa perhatian nya jeno sama kamu?, aku yakin kamu merasakan semua perhatian jeno, di balik sifat nya yang cuek itu. "

"Semua omongan kamu malam itu, perihal tubuh ini... Sebenarnya tubuh ini punya jeno, bukan punya aku. "

Mendengar itu, renjun meremat kedua tangan nya pada sofa, kali ini rasa bersalah dan rasa penasaran menghantam dirinya. Kebenaran yang ikut menghantam dirinya, membuat dirinya sesak.

"Jeno sebenarnya anak tunggal di keluarga ini, dia tak memiliki kakak, ataupun adik. "

"Entah bagaimana cerita nya, aku tumbuh dalam diri jeno. Pertama kali kita bertemu saat umur jeno 10 tahun. "

"Saat itu jeno merahasiakan nya dari kedua orang tua nya, sampai akhirnya ia berbicara pada orang tuanya, karena ia gak bisa terus bersembunyi di saat jiwa kita tiba-tiba saja bertukar. "

Two Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang