Menuju Pulau Keabadian-Chapter 6

13 2 0
                                    

"Baguslah, ayo kita keluar dan membeli persiapan lain nya" ucap Viona lalu berjalan keluar.

"Baik" ucap Aria.

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Saat Aria ingin keluar dari ruangan itu, secara tiba-tiba ia berhenti berjalan dan melihat ke satu tempat. Lebih tepatnya sebuah kotak.

Entah kenapa saat melihat kotak itu, seperti ada sesuatu yang menarik nya untuk mendekati kotak itu.

"Paman apa isi kotak itu?"tanya Aria sambil berjalan mendekati kotak itu.

"Paman tidak tau, karna setiap kali paman mencoba membuka kotak itu, kotak itu tidak mau terbuka. Seperti ada sesuatu yang menahan nya" ucap paman itu.

Aria yang mendengar itu pun hanya mengernyitkan dahi bingung. Saat sudah sampai didepan kotak tersebut Aria langsung mencoba membuka kotak itu. Dan secara ajaibnya kotak itu terbuka.

"Woaaah.... Ini senjata yang sangat bagus" ucap Aria sambil mengangkat senjata yang ada didalam kotak tadi.

"Senjata biasa seperti itu kenapa ada didalam kotak itu?" tanya Viona bingung, kenapa senjata yang menurut nya biasa itu ada didalam kotak itu.

"Paman tidak tau. Dulu, saat itu paman kedatangan seorang pria, paman pikir pria itu ingin membeli senjata disini. Tapi bukannya membeli senjata disini pria itu malah memberikan paman kotak itu. Dia bilang pada paman 'jagalah kotak itu dan paman jangan mencoba membuka nya, karna kotak itu hanya bisa di buka oleh orang terpilih' begitu katanya. Anak muda sepertinya kau lah yang dimaksud pria itu" jelas paman itu.

"Hanya senjata biasa kenapa sampai harus orang terpilih, lagipula senjata ini semua orang juga bisa menggunakan nya" ucap Viona heran

"Tapi menurutku senjata ini sangat bagus" ucap Aria sambil menatap senjata yang di pegangnya dengan mata berbinar.

"Jadi kau ingin mengambil senjata itu juga?" tanya Viona.

"Tentu saja, karna senjata ini sangat, sangat, sangat bagus" ucap Aria.

"Seterah" ucap Viona lalu pergi dari ruangan itu.

Setelah mereka membeli senjata, mereka pun membeli perlengkapan-perlengkapan lainnya. Dan setelah perlengkapan mereka lengkap merekapun memulai latihan untuk melawan monster.

Dua minggu kemudian.

"Ingat Aria kau harus hati-hati dan jangan sampai terluka paham" ucap ibunya Aria.

"Baik ibu" ucap Aria.

"Viona, tante mohon nanti saat kalian sudah sampai ke Pulau Kematian, tolong jaga Aria ya" ucao ibunya Aria.

"Tenang saja tante, Viona akan menjaga Aria" ucap Viona dengan yakin.

Setelah mengucapkan beberapa kalimat perpisahan akhirnya Aria dan Viona langsung pergi memulai perjalanan menuju Pulau Keabadian.

"Segera ikuti mereka sebelum kau kehilangan jejak, Ario" ucap ibunya Aria kepada Ario yang berdiri di belakangnya.

"Baik, kalau begitu Ario pamit pergi dulu bu" ucap Ario lalu pergi mengikuti adik nya itu.

"Ya berhati-hati lah Ario jaga adik mu, tentu kau juga harus menjaga diri mu sendiri" guman ibunya Aria saat melihat putra nya pergi menjauh.

Dua bulan berlalu, dan selama itu Aria dan Viona bertarung melawan monster-monster yang ada di Pulau Kematian.

"Viona lihat, disana sepertinya ada orang yang memerlukan bantuan" ucap Aria sambil menunjuk ke arah dua perempuan yang sedang bertarung melawan monster.

"Tunggu apa lagi, ayo kita bantu" ucap Viona lalu berlari membantu dua perempuan itu.

Disaat salah satu dari mereka hampir diserang oleh monster. Secara tiba-tiba sebuah suara muncul memperingati perempuan yang hampir diserang tadi.

"Menunduk"
























Tbc!!

Menuju Pulau KeabadianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang