Menuju Pulau Keabadian-Chapter 12

19 2 48
                                    

Invana yang melihat itu hanya tersenyum. Walaupun ia tadi mengatakan akan tidur nanti, buktinya ia masih terjaga sampai sekarang. Ya... Bisa dibilang ia tidak bisa tidur.

"Hah... Kenapa disaat seperti ini insomnia ku kambuh" guman Invana dengan pelan, ia takut membangunkan Aria lagi.

"Sepertinya aku akan bergadang lagi malam ini" ucap Invana

...........................................................

Skip paginya.

Pagi menjelang dan matahari mulai terbit, semua hewan mulai terbangun dan burung-burung pun mulai berkicau.(tunggu bknny di Pulau/Hutan Kematian itu cuma ada monster ya, ini kok ada hewan sama burung cok. Udhlh ora penting iki) (lanjut ajalah).

Karna hari sudah semakin siang dan matahari juga mulai memancarkan sinar nya. Tak lama setelah itu Elira mulai terbangun saat sinar matahari mulai menyentuh wajahnya.

Disaat Elira sudah mengumpulkan nyawanya yang traveling sebentar entah kemana.(wah nyawa nya traveling ngk ngajak², sekali-kali ajak gw napa) (kan seru tuh bisa traveling tnpa harus keluar biaya).

"Invana, kau sudah bangun?" tanya Elira saat dia melihat Invana yang sudah duduk dengan melipat kedua tangan didepan dada sambil menatap kearahnya.

"Hmm..." jawab Invana singkat, sumpah demi apapun didunia ini Invana sangat bete dan ngambek. Ya.. Gimana ngak ngambek orang insomnia nya kambuh tak tau tempat, kan dia pengen tidur gitu. Apakah tidak ada yang menyadari kantung mata Invana sudah mulai menghitam kah?

"Sekarang jam berapa?" tanya Invana.

Elira yang mendengar itu lantas mengangkat jari telunjuk nya keatas dan mulai merapalkan mantra dengan pelan dan juga halus. Lalu tak lama setelah itu angka seperti jam pun mulai muncul diatas mereka.

"Sudah jam delapan ya. Invana tolong bangunkan yang lainnya ya, aku akan menyiapkan sarapan terlebih dahulu" ucap Elira lalu bangun dan mulai menyiapkan sarapan mereka.

Invana yang mendengar itu hanya menghelas nafas, dan bangkit dari duduknya lalu mulai membangunkan mereka satu-persatu.

Invana pun mulai membangunkan mereka. Orang pertama yang ia bangunkan adalah Viona, saat membangunkan Viona itu cukup mudah karna Viona adalah tipe orang yang mudah bangun. Selanjutnya ia membangunkan Eliza, walaupun sedikit susah dibangunkan akhirnya Eliza bangun juga. Dan yang terakhir adalah membangunkan Aria. Invana pun langsung menghampiri Aria dan mulai membangunkan nya.

"Aria ayo bangun, ini sudah pagi. Kau tidak mau sarapan" ucap Invana, dia mencoba membangunkan Aria dengan lembut sambil mengusap rambut Aria. Sepertinya mengusap rambut Aria akan menjadi hobinya mulai sekarang.

"Emm, lima menit lagi" ucap Aria sambil memeluk bonekanya dengan erat.

Invana yang mendengar itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu Invana pun berbalik dan menatap Viona yang secara kebetulan sedang menatapnya juga.

Seakan tau arti tatapan Invana, Viona pun langsung berdiri dan berjalan menghampiri Invana. Saat sudah sampai diapun memegang kedua tangan Aria lalu....

Sreek...

"Huh... Apa? Apa yang terjadi?" tanya Aria linglung saat secara tiba-tiba Viona menariknya untuk duduk.

"Aria bangun ya, kau harus sarapan. Kau tidak ingin sakit, kan?" ucap dan tanya Viona.

Untuk beberapa saat Aria diam sambil melamun, dan mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul semua.

"Ah... Iya" ucap Aria saat setengah dari kesadaran nya mulai kembali. Lalu dia pun langsung berdiri. Tapi baru beberapa langkah dia hampir terjatuh, beruntung Invana langsung menangkapnya sebelum Aria terjatuh.(dan berciuman dengan tanah, hahahahaha) (eh. Ngk lucu ya, hehe sorry² klu lawakanny garing) (ngk pinter bikn lawakan gw).

"Lain kali hati-hati" ucap Invana.

"Huh.. Ah iya, terima kasih" ucap Aria, sungguh saat ini nyawa Aria masih terkumpul setengah belum sepenuhnya. Jadi maklumin aja, ok.

Dua kembar yang melihat sedari awal kejadian pun hanya tertawa pelan, apa lagi saat melihat Aria yang seperti orang linglung.

Dua jam kemudian.(anjay udh dua jam bae, pdhl cm scrol² doang tp udh dua jam aja) (biasa nmny jg aplikasi orange dan juga fiksi tentunya, jd maklumin ajalah ya).

Dua jam sudah berlalu, saat ini mereka melanjut kan perjalanan mereka. Setelah melewatkan beberapa drama yang salah satu nya adalah dimana Aria yang selalu meminta tambah. Dan entah ini keberuntungan atau apa tapi selama perjalanan mereka, tidak ada monster yang menyerang mereka bahkan tidak ada satupun monster yang berada didekat mereka.





































"Ketemu, kau mau mencoba kabur dari ku. Kau tidak akan pernah bisa melakukan nya, bahkan jika kau pergi keujung dunia pun aku akan menemukan mu" ucap seorang berjubah yang berdiri diatas pohon sambil menatap salah satu dari kelima perempuan itu dengan mata penuh dengan obsesi. Lalu sebuah angin muncul dan menerbangkan tudung jubah laki-laki itu dan terlihat lah surai hitam legam miliknya yang bersinar dibawah sinar matahari, dan jangan lupakan mata merah semerah darah miliknya yang masih memancarkan sebuah obsesi yang cukup besar.(aelah siapa lg ini dtng² udh obsesi² aja) (eh iya baru inget klu ini kan cerita gw, knp gw yg heran anjir).































Tbc!!

(ekhem.. Ekhem, begini para reader sekalian saya disini ingin memklarifikasi atau apa lah itu gw ngk peduli. Klu orang asing disini tuh adalh orng yg berbeda-beda) (seperti orang asing yg mncul pertama kali dichapter 9 dn dichapter 11 itu adlh orng yg berbeda guys, lalu kan ada tuh dichptr 11 kan ada 1 lg orng asing dan itu adlh adikny Invana jd bisa dibilng itu orng yang berbeda) (nah dn dichptr kali in mncl lg sosok asing yg mn mncl ny diakhr chptr ini, yg tb² obsesi gituloh) (nh klian hrs inget guys jngn smpe bingung, krn orng yg buat ny aj bingung aplg kalian iya ngk) (udhlh enjoy aj bca ny santai² aj, ok. Jngn di bawa serius).

Menuju Pulau KeabadianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang