Menuju Pulau Keabadian-Chapter 10

14 1 2
                                    

"Ayooo... Jangan melamun terus" ucap Aria sambil menarik tangan Invana.

Invana yang ditarik secara tiba-tiba pun terkejut dan melihat kearah Aria yang saat ini sedang tersenyum sambil menarik tangannya. Lalu Invana pun melihat kearah yang lainnya, yang saat ini sedang tersenyum juga. Invana yang melihat mereka tersenyum pun hanya menunduk. Tanpa disadari orang lain, ia pun ikut tersenyum.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Malam harinya.

Saat ini mereka sedang beristirahat sambil memakan makanan yang mereka bawa.

"Ini saaaaaangat enak, aku mau tambah lagi" ucal Aria saat sudah menghabiskan makanan miliknya.

"Aria, kau sudah menghabiskan makanan milikmu jadi jangan minta lagi" ucap Viona.

"Tapikan....." ucap Aria sambil menunduk dan memasang wajah sedih.

"Nih"

Aria yang mendengar itu pun langsung mengangkat wajah nya, dan melihat Invana yang berdiri didepannya sambil menyondorkan makanan miliknya kearah Aria.

"Untuk ku?" tanya Aria sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya untuk mu. Lagi pula aku sudah kenyang" ucap Invana.

Aria yang mendengar itu langsung menghapus air matanya.

"Terima kasih" ucap Aria sambil mengambil makanan milik Invana.

"Aria, kalau kau masih lapar, ambil saja punya ku. Oke" ucap Elira sambil menghampiri Aria.

"Terima kasih Elira" ucap Aria sambil tersenyum.

Elira dan Invana yang melihat itu pun juga ikut tersenyum.

"Sepertinya mereka berdua sudah bucin banget dengan Aria, ya" ucap Eliza.

Viona yang mendengar itupun hanya menghela nafas lelah. Dia sudah tahu mereka pasti akan terpesona oleh sifat dan sikap kekanak-kanakkan Aria, karna mau bagaimanapun ia juga seperti itu saat bertemu Aria pertama kali.

"Ya, mau bagaimana lagi, itu memang sudah keahlian Aria" ucap Viona sambil melanjutkan makan nya.

"Keahlian Aria?" tanya Eliza yang tidak mengerti apa maksudnya.

"Aria memang memiliki keahlian untuk memikat orang dengan tingkah dan sifatnya" ucap Viona menjelaskan.

"Ah... Begitu ya" ucap Eliza saat sudah mengerti apa yang dimaksud Viona.

"Omong-omong kau tidak terpesona dengan Aria kah?" tanya Viona saat melihat Eliza yang bertingkah biasa saja.

"Aku sudah terbiasa akan hal itu, saat kecil Elira juga sering bertingkah seperti itu. Jadi menurutku ini sudah biasa" ucap Eliza.

"Begitu ya" ucap Viona.

Malam semakin larut. Semua sudah tidur kecuali Invana. Invana saat ini masih terjaga, dia pun melihat kearah Aria yang sedang tertidur pulas sambil memeluk boneka beruang coklat miliknya. Viona bilang boneka itu adalah boneka kesayangan Aria dan boneka itu adalah pemberian kakak kembarnya.

"Aku berjanji akan melindungi mu Aria, dan aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu" ucap Invana sambil mengusap rambut Aria.

"Karna aku sudah menganggap mu seperti adik ku sendiri" ucap Invana, lalu berdiri dan berjalan kearah sebuah pohon.

"Kau bisa keluar sekarang" ucap Invana kepada orang yang bersembunyi di balik pohon.

































Tbc!!

Menuju Pulau KeabadianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang