Menuju Pulau Keabadian-Chapter 9

21 2 0
                                    

Akhirnya mereka berhasil mengalahkan para goblin itu. Tetapi tanpa mereka sadari masih ada satu goblin yang tersisa. Goblin itu berdiri dibelakang Elira dan mulai siap untuk menyerangnya.

"Elira" teriak Eliza.

~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~  ~ 

Sontak mereka pun langsung berlari untuk menyelamatkan Elira, melupakan fakta bahwa mereka bisa menggunakan serangan jarak jauh. Sementara Elira, dia hanya bisa berdiri dalam diam. Mungkin karna terlalu terkejut, dia jadi lupa untuk merapalkan mantra sihirnya.

Sriiiiing.....

Slaaas....

Secara tiba-tiba goblin yang ingin menyerang Elira pun terbelah menjadi dua.

"Kau tidak apa-apa?" tanya orang tadi.

"Aku tidak apa-apa. Terima kasih karna sudah menolongku" ucap Elira sambil melihat orang tadi yang ternyata adalah seorang perempuan.

"Baguslah kau begitu" ucap perempuan tadi sambil memasukan kembali pedang miliknya kedalam sarung pedang yang ada disebelah kiri pinggang nya.

"Eliraaaa.....!!!" teriak Aria sambil berlari menuju Elira.

Saat sudah dekat dengan Elira, Aria langsung memeluknya dan menangis karna mengkhawatirkan temannya ini. Elira yang mendapat pelukan tiba-tiba dari Aria hanya diam dan tersenyum saat mendengar tangisan Aria.

"Terima kasih karna sudah menyelamatkan saudaraku, omong-omong siapa namamu?" ucap dan tanya Eliza.

Sungguh dia benar-benar khawatir tadi saat melihat kembaran nya hampir diserang oleh goblin tadi, beruntung perempuan yang saat ini ada didepan nya datang tepat waktu dan menyelamatkan kembaran nya.

"Namaku Invana, dan kalian?" jawab dan tanya Invana.

"Namaku Viona, yang disamping ku namanya Eliza, dan yang kau selamatkan tadi namanya Elira, dia kembaran Eliza, lalu yang sedang menangis itu namanya Aria" jawab Viona sambil memperkenalkan mereka satu persatu.

"Ah... Maafkan sifat Aria ya, dia memang seperti itu. Selalu kekanak-kanak kan" ucap Viona.

"Tidak masalah" ucap Invana.

"Invana, saat ini kau mau kemana?" tanya Elira saat dia sudah berhasil menenangkan Aria.

"Aku tidak tau" ucap Invana.

"Maksudnya?" tanya Viona.

"Aku kabur dari rumah" ucap Invana.

Viona, Eliza, dan Elira pun hanya mengangguk mengerti.

"Ah... Kalau begitu kau ikut bersama kami saja" ucap Viona.

"Kemana?" tanya Invana.

"Ke Pulau Keabadian" jawab Eliza.

"Kurasa tidak buruk juga, baiklah aku akan ikut kalian" ucap Invana.

"Baguslah kalau begitu" ucap Viona.

Sementara itu Aria masih menangis. Dia menangis karna dia masih terbayang akan kejadian tadi. Dia sangat takut akan kejadian tadi, dia takut akan kehilangan salah satu teman nya.

"Sudah lah Aria, berhentilah menangis oke. Lihat kita memiliki teman baru" ucap Elira sambil berusaha menenangkan Aria yang kembali menangis lagi.

"Teman baru?" tanya Aria saat sudah berhasil menghentikan tangisan nya.

"Iya, teman baru. Lihat" ucap Elira sambil menunjuk Invana yang diam sambil melihat kearah mereka.

Aria yang melihat Invana pun lantas menghapus air mata nya dan langsung tersenyum. Lalu Aria pun menghampiri Invana.

"Halo... Perkenalkan namaku Aria, siapa nama mu?" tanya Aria.

"Namaku Invana" jawab Invana. Walaupun ia tadi sudah memperkenalkan dirinya, tapi saat melihat wajah antusias Aria, dia secara reflek menyebut namanya sendiri.

"Invana ya... Senang bertemu dengan mu" ucap Aria sambil tersenyum.

"Ya... Senang bertemu dengan mu juga" ucap Invana.

"Baiklah. Ayo kita lanjutkan perjalanan kita. Ingat perjalanan kita masih jauh, jadi jangan membuang-buang waktu lagi" ucap Eliza.

"Baiklah. Ayooo...." ucap Aria sambil mengangkat kedua tangan nya keudara.

Tanpa mereka sadari diatas pohon didekat mereka, berdiri seseorang yang memperhatikan mereka. Ah... Tidak lebih tepatnya kearah Aria.

"Masih cengeng seperti dulu ya, padahal kau sudah cukup dewasa untuk menangis seperti itu" ucap orang itu, lalu pergi dari sana takut keberadaan nya diketahui salah satu dari mereka.

Sementara itu, Invana yang merasakan seseorang memperhatikan mereka langsung berbalik dan melihat kearah pohon yang ditempati orang tadi.

"Invana apa yang kau lakukan? Ayo cepat kita tidak boleh membuang waktu, sebentar lagi malam akan datang dan kita harus cari tempat yang aman untuk beristirahat" ucap Aria menghampiri Invana yang diam sambil melihat kearah pohon tadi.

"Ayooo... Jangan melamun terus" ucap Aria sambil menarik tangan Invana.

Invana yang ditarik secara tiba-tiba pun terkejut dan melihat kearah Aria yang saat ini sedang tersenyum sambil menarik tangannya. Lalu Invana pun langsung melihat kearah yang lainnya, yang saat ini sedang tersenyum juga. Invana yang melihat mereka tersenyum pun hanya menunduk. Tanpa disadari orang lain, ia pun ikut tersenyum.























Tbc!!

Menuju Pulau KeabadianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang