"Na? Papah gak paksa kamu buat percaya, tapi Papah mau sekali ini aja kamu kasih kesempatan Papah sayang, lusa ulang tahun kamu, kita rayain bareng-bareng ya? Selama ini Papah gak peduli sama kamu karena kamu terlalu dekat sama Erin, bahkan Papah sangat jauh dari kamu, tujuh belas tahun kamu menghindari Papah karena kesalapaham ini, tolong beri Papah kesempatan. kita mulai hidup baru, kita tinggalin kenangan lama kita, kita tinggalin kota ini, apa kamu mau? Papah gak pengen hal lain selain bisa di cintai sama kamu sayang" Launa kembali terisak mendengar ucapan Papah nya. Kenapa baru sekarang semuanya terungkap?. Launa bingung harus bagaimana.
"Kenapa Papah baru bilang sekarang?" Tanya Launa dengan wajah di penuhi air mata.
"Papah gak mau kamu benci sama Erin Launa, biar bagaimanapun dia yang merawat kamu dari kecil, walaupun Papah gak tau tulus atau tidak yang terpenting dia berjasa buat kamu" Lanjut Papah Launa.
"Terus Papah biarin aku benci sama Papah? Selama ini Pah? Udah belasan tahun hubungan kita renggang!" Ucap Launa lantang sambil kembali terisak.
"Maafkan Papah, kamu mau kan maafin Papah? Kita mulai hidup baru sayang, berdua" Ucap Papahnya menggenggam tangan Launa.
"Berdua?" beo Launa, mengingat kata berdua kini dirinya kembali memikirkan Bumi. Apa harus dia meninggalkan Bumi? Padahal perasaannya belum terbalaskan.
"Launa pikirin dulu, Launa masih nunggu seseorang" Ucap Launa menatap Papahnya.
"Papah nunggu kamu sampai kamu siap sayang, terimakasih sudah mau dengarkan penjelasan Papah dan tante sinta" Papah Launa tersenyum lalu memeluk anaknya yang masih terus terisak.
"Hiks maafin Launa ya Pah, andai Launa tau dari awal pasti Launa gak akan begini ke Papah hiks" Ucap Launa.
"Iya sayang, udah jangan nangis"
"Mas, Launa? Saya duluan ya? Suami saya udah nunggu di depan" Ucap Tante sinta.
"Iya tante, maafin Launa selama ini anggap tante jadi pelakor"
"Iya gak apa-apa, kamu jaga kesehatan ya tante pamit" Launa mengangguk dan menyalimi tangan tante sinta.
"Sinta makasih ya? Terimakasih mau menemani saya selama ini, saya harap kalau kamu punya masalah kamu kasih tau saya juga" Ucap Papah Launa.
"Sipp" Tante Sinta memberikan dua jempol ke arah Papah Launa lalu keluar dari kafe.
"Mau Papah anter pulang sayang? Atau kamu mau pulang ke rumah sama Papah?" Tanya Papah Launa.
"Launa mau pulang sama Papah, Launa kangeeeen" Ucap Launa memeluk Papahnya.
"Okee, tapi kita pesen makan dulu ya?kamu belum makan" Launa mengangguk dan akhirnya mereka menghabiskan waktu mereka yang selama ini tidak pernah mereka habiskan bersama bahkan hanya untuk sekedar makan malam.
***
Sudah pukul 10 malam namun Launa belum juga pulang membuat Bumi khawatir. Ingin mengirimi pesan duluan namun dirinya gengsi. Ternyata Launa berbohong bahwa jam 5 sore tadi akan ke supermarket padahal Bumi sudah menunggunya hampir se jam. Bahkan dirinya dan olive memutuskan untuk sedikit lebih lambat untuk pergi karena Bumi yang terus kekeuh menunggu Launa.
"Bocil ini kemana sih? Sudah jam sepuluh malam belum balik, apa dia di kejer algojo lagi?" Monolog Bumi memandangi kontak Whatsapp Launa. Tertera terakhir dilihat pada jam 2 siang tadi membuat Bumi semakin khawatir saja.
Dirinya tak akan se khawatir ini jika Launa berada di kafe. Namun dirinya sudah mencari ke kafe dan kata Leo Launa sudah pulang dari sore.
Bumi terus memandangi kontak Launa hingga hal tak terduga yang membuat dirinya langsung berdiri dari duduknya ialah kontak Launa sudah menunjukkan tanda Online.
Anda
Km dmn cil?
Lelaki itu lebih memilih menurunkan egonya daripada dirinya mati kecemasan.
Launa Chill
OnlineCil? Om salah nge chat? Aku Launa Om.
Balasan Launa membuat Bumi tersenyum. Entah ada apa dengan dirinya akhir-akhir ini mulai sering tersenyum saat memikirkan wanita muda itu.
Anda
Bcl
Km bcl.
Jwb sy km dmn?
Launa
OnlineBocil maksudnya?
Aku lagi di rumah tmn, bsok aku pulang, Om jgn takut. Uang sewanya bakal aku bayar kok!.
Anda
Ok
Sebenarnya Bumi masih ingin bertanya banyak pada Launa. Bertanya tentang dimana rumah temannya? Bertanya tentang gadis itu sudah makan atau belum? Dan yang terpenting apakah temannya itu cewek?. Namun Bumi takut dianggap gila urusan orang. Jadi dirinya menahan rasa penasarannya saja.
Tringg
Tringg
Suara notifikasi dari nomor Raka menggagalkan lamunan Bumi hingga dirinya membuka pesan baru tersebut dan betapa kagetnya dia kala melihat dalam foto tersebut Launa tengah berpelukan dengan Om-om. Apa itu yang Launa sebut teman?.
Raka
OnlineGue gtau dia siapa, apa itu bokapnya ponakan lo?
Kok sepupu lo tua bnget ya? Si Launa bneran ponakan lo kan?.
Bumi hanya membaca pesan dari Raka tanpa berniat membalasnya sama sekali. Dirinya emosi melihat foto itu, terlihat dimana Launa tersenyum dan dipeluk oleh lelaki itu.
Bumi tidak salah kan jika berprasangka buruk terhadap pekerjaan Launa. Lagipula tumben Launa menginap di rumah temannya. Hampir dua bulan Launa tinggal bersamanya dan selama itu juga Bumi tak pernah melihat ada satupun teman Launa. Kalaupun ada itu sudah di pastikan hanya Leo yang ia tahu.
Jadi dugaan Bumi tidak salah kan kalau Launa kerja yang tidak benar?. Bocah itu memang tidak tahu terimakasih. Beraninya dia berbohong.
Bumi meremas ponsel dalam genggamannya dan melemparnya ke sofa. Ia terkekeh mengingat foto yang dikirim oleh Raka.
Sial!. Bumi di bohongi!. Ternyata Launa tidak sepolos dan selugu yang Bumi bayangkan.
"Sialan!"
Umpat Bumi merebahkan kepalanya di sofa dan menatap langit-langit. Ternyata sepi juga jika tidak ada Launa.
Sedang apa gadis itu? Apa dia sedang melayani om-om hidung belang?. Kalau begitu Bumi juga mau, berapa tarifnya per malam?. Pertanyaan yang terus terputar di otak Bumi membuatnya emosi sendiri.
"Dasar Murah"
*
*
*
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving The Hot Police (Completed)
RandomCerita dewasa 18+ FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Udah sampai" Ucap Bumi. Lelaki itu ingin menurunkan Launa namun gadis itu malah melamun di atas pundaknya dan memeluk lehernya erat. "Kamu dengar gak?" Tanya Bumi. "Ehh?" Launa bingung dan menegakkan kepala...