15. Pergi Lagi

35.1K 2K 24
                                    

Kini Launa termenung di dalam kamar, mengingat Bumi yang pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaannya membuat Launa kecil hati. Apa mungkin Bumi risih terhadap dirinya?. Kalau memang iya, bisakah lelaki itu berkata jujur padanya?. Jangan plin plan seperti ini, layaknya perasaan Launa di gantung oleh lelaki itu.

Papah
Online

Siap-siap ya sayang, besok pagi kita berangkat.

Launa terus memandangi pesan yang di kirim oleh Papah nya beberapa menit yang lalu. Salah satu alasan Launa kembali ke apartemen Bumi adalah untuk berpamitan dan mengambil barang-barang nya. Besok adalah hari ulang tahunnya, dan besok adalah ulang tahun pertama yang akan ia rayakan bersama Papah nya. Dan tepat besok juga dirinya akan pindah bersama Papah nya keluar negeri. Kata Papahnya Launa akan melanjutkan kuliah di australia, dan mereka akan menetap disana.

Jika di pikir-pikir akan lebih baik jika Launa berpamitan kepada Bumi malam ini agar tidak terjadi kesalahpahaman lagi. Tapi, apa penting bagi Bumi mengetahui kehidupan Launa? Mungkin tidak juga.

Gadis itu berjalan keluar kamar hendak menemui Bumi yang tengah berada di ruang tamu. Namun sebelum sampai ke ruang tamu, Launa menghentikan langkahnya saat mendengar suara gelak tawa dari dua orang lelaki. Siapa lagi jika bukan Bumi dan Raka. Tepatnya bukan tawa dua orang lelaki, namun satu karena hanya Raka yang tertawa, sedangkan Bumi terlihat kesal.

"Gimana kemarin? Lancar gak?" Tanya Raka.

Launa terus berdiri di ambang pintu kamar mendengarkan dua percakapan lelaki matang tersebut.

"Iya" Jawab Bumi.

"Semoga pernikahannya lancar sampai hari-H ya Bro" Ucap Raka.

Bumi hanya mengangguk menaggapi. Sedangkan Launa menelaah ucapan Raka yang menurutnya sangat ambigu, namun Launa tahu apa maksud ucapan Raka.

Maksudnya pernikahan kan? Pernikahan siapa? Apa Bumi dan Olive? Mungkin benar. Tidak mungkin kan yang menemui Mamah Bumi itu Olive tapi yang di bicarakan Raka orang lain.

"Gue gak nyangka sih kalau Mamah lo bisa langsung nerima Olive, atau mungkin karena Orang tua Olive temenan ya sama Mamah lo?" Ucap Raka antusias.

"Mungkin" Jawab Bumi mengangguk.

Fiks! Dugaan Launa tidak salah. Jadi Bumi dan Olive akan menikah? Jadi benar jika cinta pertama Launa bertepuk sebelah tangan?. Malang sekali nasibmu wahai anak muda!.

Launa memilih masuk kembali ke kamar. Ia termenung, mungkin memang lebih baik jika Launa ikut dengan Papah nya. Menghapus perasaannya ke Bumi, dan memulai hidup baru. Tapi yang menjadi masalah adalah, perasaan Launa sudah terlalu jauh untuk Bumi. Harusnya dari awal jika tidak ada perasaan jangan kasih perhatian, menurut Launa perhatian Bumi terlalu berlebihan dan berdampak pada perasaan Launa.

"Masa iya aku jadi pelakor? Gak banget, lebih baik aku yang sakit hati daripada bikin orang sakit hati" Jujur saja Launa ini orangnya tidak enakan. Biarlah perasaannya hilang dengan sendirinya, biar waktu yang mengikis.

***

Pukul 3 subuh Launa terbangun, ia berjalan menuju dapur, namun sebelum itu Launa melihat Bumi yang tertidur dengan menenggelamkan dirinya dalam selimut. Lucu!, biarlah Launa memandanginya dengan puas karena setelah ini Launa tidak bisa lagi melihatnya.

"Besok bukan aku lagi yang ngurusin Om, Om gak lama nikah sama orang lain, makasih ya udah kenalin aku cinta, walaupun nice try tapi gak papa, semoga Om bisa jadi kepala rumah tangga yang baik!, Aamiin" Launa tersenyum dan mengelus pelan rambut Bumi, takut jika si empu bangun.

Puas memandangi wajah damai Bumi, Launa langsung menuju dapur dan membuat kue ulang tahun khusus utuk Bumi dari dirinya. Ini adalah Kue ulang tahun pertama buatan Launa di hari ulang tahunnya, karena ulang tahun sebelumnya Mamah Erin yang membelikannya kue. Dan kini dirinya akan membuat kue spesial di hari spesial untuk orang spesial.

Launa mengeluarkan bahan kue yang ia beli semalam. Sebelum ke apartemen Bumi, Launa menyempatkan untuk singgah di minimarket membeli bahan-bahan, karena memang rencananya pagi-pagi buta Launa akan membuat kue.

Sekitar 60 menitan Launa berkutat di dapur. Hingga kue bikinannya jadi, walaupun ukurannya tidak besar, namun kue tersebut cukup untuk 4 orang.

Kini dirinya memutuskan untuk membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap untuk keluar dari apartemen Bumi. Apartemen yang melindunginya dari panas dan dingin, apartemen yang menampungnya saat dia bingung arah pulang. Dan kini harus ia tinggalkan.

Sebelum benar-benar pergi, Launa menyempatkan menulis surat untuk Bumi. Barang-barang pemberian dari Bumi juga ia tinggal, seperti jepit rambut, dress, bando, dan juga gelang. Bagaimana Launa tidak jatuh cinta jika barang sekecil ini saja Bumi ingat membelikannya untuk Launa.

Selesai dengan semuanya akhirnya Launa bergegas meninggalkan Apartemen Bumi. Namun sebelum benar-benar pergi, Boleh kah jika Launa mengecup pipi Bumi?. Hanya kecupan mungkin tak apa.

Launa mendekati sofa tempat Bumi tertidur. Ia memandangi wajah lelaki itu, wajar jika Bumi memilih Olive, Bumi itu dari segi tampang memang sempurna, begitu juga dengan Olive. Mereka berdua cocok jika berdampingan, tidak sama dengan dia jika bersampingan dengan Bumi kesannya tidak seimbang.

Cupp

Launa mengecup pipi kanan Bumi dan tersenyum melihat lelaki itu yang menggeliat.

"Maaf ya Om kalau selama ini aku nyusahin mulu hehe" Launa nyengir, dan setelah nya menyeret kopernya keluar dari apartemen lelaki itu.

"Ayok sayang, ini hampir sholat subuh, semoga gak telat ke bandaranya" Ucap Papahnya yang kini berada dalam mobil melihat Launa yang terus berdiri memandangi gedung apartemen di hadapan mereka.

Launa menghela napasnya. Semuanya tertinggal disini, cinta pertama, ciuman pertama, dan masa sulitnya semuanya terukir di apartemen Bumi.

"Ayok Pah" Finally Launa memutuskan masuk ke mobil setelah menaruh kopernya ke bagasi.

"Happy birthday sayang, semoga kamu makin kuat dan makin cantik, Oh iya Papah berharap bisa ucapin selamat ulang tahun ke kamu di tahun-tahun berikutnya" Ucap Papah Launa mengelus surai anak gadisnya.

Launa yang terharu langsung mengecup pipi Papahnya dan memeluk lengan kirinya.

"Makasih Papah, maaf Launa terlalu membatasi interaksi kita selama ini" Ucap Launa mulai mengeluarkan air matanya.

"Sstt jangan nangis sayang, maafin Papah juga yang kasar sama kamu, Papah janji gak akan ulang untuk kedua kalinya, cuma kamu yang Papah punya saat ini"

Cupp

Kecupan singkat Launa dapatkan. Akhirnya Launa mendapatkan kasih sayang seorang Ayah, kasih sayang yang hilang selama tujuh belas tahun lamanya. Launa harap Papah nya terus menjadi orang pertama yang akan mengucapkan 'selamat ulang tahun' kepadanya.

Loving The Hot Police (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang