23. Pamit?

31.8K 1.5K 52
                                    

Lelaki tanpa atasan dan memeluk gitarnya di balkon kamar itu kini hanya bisa melamun dan merenung. Bolak-balik terdengar helaan napas gusar dari lelaki tersebut. Siapa lagi kalau bukan Bumi.

"Sayang? Kamu kenapa?" Tanya Mamah Bumi yang langsung duduk di dekat anaknya.

"Gak Mah, lagi main gitar aja" Ucap Bumi yang langsung berpura-pura memainkan gitar dalam pelukannya.

"Kamu kenapa makin hari Mamah liat makin galau, murung terus"

"Gak kok Mah, Bumi emang suka sendiri aja sekarang" Jelas Bumi sambil menyetel nada gitar.

"Kapan kamu mau bawa calon kamu ke rumah?" Tanya Mamahnya lagi.

Bumi yang semula menghiraukan Mamahnya kini menatap wanita di sampingnya sekilas lalu kembali mengotak atik gitar miliknya.

"Mah.. Bumi boleh jujur?" Tanya Bumi yang kini menatap Mamahnya.

"Sebenarnya Bumi capek Mah di tanyain kapan bawa calon mantu, kapan nikah, mana pacarnya, bumi tuh stress" Ungkap Bumi.

Mamah Bumi yang mendengarnya langsung menatap anaknya lekat-lekat "maafin mamah sayang, tapi Mamah cuma mau kamu bahagia, kalau Mamah udah gak ada siapa yang bakal ngurusin kamu?" Tanya Mamah Bumi.

"Bumi udah bahagia Mah tinggal berdua sama Mamah, masalah soal yang ngurusin Bumi itu ya tetap Mamah, karena Bumi mau yang pergi duluan itu Bumi bukan Mamah"

"Kamu ngomong apa sih Bum? Kamu masih muda sedangkan Mamah udah kepala enam, gak mungkin kamu yang pergi duluan" Ucap Mamah Bumi.

"Mamah harus inget, selain jodoh maut juga gak ada yang tau, jadi jangan remehin umur muda"

"Pokoknya Mamah pengen cucu dari kamu"

"Bumi gak bisa Mah, jodoh Bumi gak ada di dunia, adanya di akhirat" Ucap Lelaki itu yang mendapat geplakan dari Mamahnya.

"Kamu kalau ngomong bercanda mulu, Mamah serius Bumi.."

"Mamah mau di seriusin siapa? Emang masih laku?" Tanya Bumi menggoda Mamahnya.

"Heh!?, kamu tuh ya Bercanda mulu"

Bumi terkekeh melihat Mamahnya yang mulai ngoceh dan melotot ke arahnya.

"Mah, barang-barang Launa ada di kotak sepatu di bawah tempat tidur, kalau Bumi pergi jauh tolong balikin ke Launa, bilangin ke dia kalau barangnya berharga buat Bumi makanya Bumi simpen" Ucap bumi yang kembali mengambil gitarnya.

"Maksud kamu apa? Kamu mau pergi kemana? Memangnya mau di pindah tugasin lagi? Kamu kan udah jadi kapolres sayang" Jelas Mamahnya menatap Bumi aneh.

"Mungkin aja Mah, atau di pindahin alam kali"

Plakk

Bumi mendapat geplakan di kepala "ngomong ngawur mulu, tau ahk Mamah mau masuk"

Bumi hanya terkekeh melihat kepergian Mamahnya. Badan yang dulu tegap kini perlahan membungkuk, kaki yang dulu kokoh dibuat berjalan sekarang seakan rubuh. Apakah Bumi sudah cukup membahagiakan Mamahnya? Kalau memang iya bisakah Bumi istirahat sejenak?.

***


Bumi sudah lengkap dengan jaket kulit serta sepatunya juga. Malam ini mereka akan melakukan operasi penangkapan balap liar dan pengedar sabu. Sebelum berangkat Bumi menyempatkan melihat story instagram Launa, terlihat gadis itu mengupload foto nya di sebuah restoran mewah, sepertinya sedang diner. Bumi tersenyum, ternyata itu adalah story Dito yang di upload ulang oleh Launa. Berarti mereka berdua makan malam bersama?.

Bumi menekan love, dan kembali mengantongi ponsel miliknya.

"Loh Bumi? Kamu mau nugas? Patroli malam lagi?" Tanya Mamah Bumi yang menuruni tangga.

"Iya Mah" Ucap Bumi berjalan ke arah Mamahnya dan menyaliminya.

"Bumi pamit ya? Mamah jaga diri, kalau ada apa-apa kabarin Sam" Ucap Bumi mengecup pipi Mamahnya.

"Tumben cium-cium"

Bumi terkekeh "Emang gak boleh?" Tanya Bumi.

"Boleh, Mamah suka kalau kamu mau pergi pamitnya kayak gini"

Bumi mengangguk dan tersenyum "Mau foto bareng gak Mah? Bumi udah keren nih"

"Ayok deh, lagian foto kita berdua hampir gak ada" Ucap Mamah Bumi tersenyum.

Lelaki itu mengambil ponselnya di saku dan membuka kamera. Beberapa kali Bumi dan Mamahnya mengambil gambar hingga Bumi menyimpan kembali ponsel tersebut.

"Sekali lagi Bumi pamit" Pamit Bumi kembali saat dirinya berada di pintu. Mamahnya mengantar Bumi hingga pintu dan wanita itu akan kembali masuk saat Bumi benar-benar melajukan kendaraannya.

"Apa gak sebaiknya naik mobil Bum? Kayaknya mau ujan" Saran Mamah Bumi langsung dapat gelengan dari anaknya.

"Kalau mobil lambat Mah, anak balap liar gak bakal ke kejar"

Mamah Bumi mengangguk sedangkan lelaki yang tengah memakai celana polisi dan jaket kulit itu berjalan ke arah motor ninja miliknya tak lupa memakai helm full face.

"Kalau hujan nginep aja di rumah gerald ya! Bawa motornya hati-hati jangan ngebut!" Teriak Mamah Bumi saat Bumi sudah menaiki motor miliknya.

"Siappp nyonya" Bumi memberikan jempolnya dan mengstarter motor miliknya. Setelahnya ia meninggalkan Mamahnya yang masih berdiri di ambang pintu. Tak lupa Bumi membunyikan klakson motornya sebelum pergi.

Sekitar jarak 3 kilo dari rumah, Bumi mendapati lampu merah, namun bukan itu yang menjadi masalah. Tiba-tiba saja hujan turun sangat deras hingga jalanan terlihat abu-abu.

Saat lampu hijau tiba, Bumi dengan cepat melajukan motornya berharap mendapat tempat untuk berteduh namun semuanya berkata lain saat tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah mobil truck melaju sangat cepat menerobos lampu merah dari arus yang berbeda. Bumi yang samar-samar melihat lampu kendaraan hanya bisa linglung dan langsung mengrem motornya. Mobil truck tadi langsung menghantam motor Bumi, membuat Bumi terjatuh akibat licinnya jalan. Motor Bumi hancur tergilas truck, sedangkan Bumi terpental sangat jauh sekitar 4 meter dari tempatnya.

Darah di kepala Bumi bercucuran, lelaki itu sempat melihat samar-samar supir truck yang turun menolongnya hingga semuanya terasa buram lalu gelap. Bumi tidak sadarkan diri, entah dirinya akan selamat atau tidak. Yang Bumi harap ini bukan mimpi.

"Pak!, pak! Bangun pak!" Supir truck tadi membuka helm Bumi dengan tangan gemetar. Dirinya sungguh lalai dalam berkendara. Dirinya benar-benar takut melihat darah yang bercucuran di kepala serta tangan dan kaki Bumi.

Buru-buru supir truck tadi menggendong Bumi dengan tergopoh gopoh ke truck nya dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Supir truck itu sungguh gemetar melihat darah yang terus bercucuran dari anggota tubuh Bumi terutama kepalanya.

Berulang kali supir truck itu mengecek nadi dan napas Bumi. Napasnya sering hilang, tapi nadinya masih berdetak. Semoga orang yang ia tabrak selamat. Pikirnya, jika tidak hujan lebat mungkin dirinya akan di pukuli oleh orang-orang yang melihat karena jelas disini dirinya yang salah telah menerobos lampu merah dan melaju di atas rata-rata.



*
*
*
Tbc

Loving The Hot Police (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang