"Wuhh Papah jagoow!!" Teriak Alan.
Bumi tersenyum dan memberikan jempol ke arah anaknya. Minggu sore, ia memutuskan untuk membawa sang buah hati untuk olahraga basket di GOR.
Awalnya mereka ingin pergi bertiga bersama sang Mamah. Namun wanita itu mau pergi arisan bersama Olive katanya.
Alan duduk di kursi penonton sambil meminum dot jumbo miliknya. Alan sudah tidak minum ASI, bocah itu hanya minum susu formula saja.
"Udah gede masih ngempeng" Tegur bocah perempuan yang baru saja duduk di dekat Alan.
Alan yang merasa disindir langsung berbalik ke arah gadis cilik tersebut. Sejenak Alan terpaku, sebab gadis itu sangat feminim dan cantik, berbeda dengan Yaya yang tomboy.
"Cantik" Ucap Alan "kenalin nama athu Alan" Bocah lelaki Bumi itu menyodorkan tangan ke arah Gadis cilik tersebut.
"Ivana" Balas bocah perempuan tersebut cuek.
Alan cekikikan saat uluran tangannya tak di terima oleh Ivana "thamu galak" Ucapnya.
Gadis yang berusia sama dengannya itupun melotot dan menjewer kuping Alan "Ahhk S-shakit!" Teriak Alan.
Bumi yang mendengar teriakan anaknya langsung berlari keluar lapangan "Sayang kamu kenapa?" Tanya Bumi.
"Ivana galak Pah, dia jewel kuping athu" Ucap Alan dengan mengelus kuping kanannya yang memerah.
"Maap Om, Ivana nda sengaja, dia genit Ivana nda suka" Ucap gadis cilik itu sambil menyalimi tangan Bumi.
Bumi terkekeh dan mengelus rambut Ivana "Iya gapapa, Ya udah Om sama Alan duluan ya? Maafin Alan yang genit" Ucap Bumi menggendong Alan.
"Papah athu malu" Bisik Alan yang berada di gendongan Bumi.
Terdengar kekehan dari Bumi. Anaknya ini benar-benar genit. Jika wajah Alan sangat mirip dengan Bumi maka tingkah dan sifatnya sangat mirip dengan Launa.
Bumi membawa anaknya masuk ke mobil. Ia langsung meninggalkan area GOR tersebut dan menuju pulang. Sudah sore, takutnya Launa menunggu mereka di rumah.
"Papah Stop!" Ucap Alan sedikit teriak.
"Kenapa sayang?" Tanya Bumi setelah menepikan mobilnya di tepi jalan.
"Athu mau beli poto poto itu sana iyya pah? Bolee nda?" Tanya Alan.
Kini atensi Bumi terarah ke sebuah penjual majalah korea yang di tunjuk Alan. Mungkin anaknya mau membeli majalah anak. Pikir Bumi.
"Ayok" Bumi menggendong Alan ke arah penjual majalah tersebut.
"Athu mau yan ini, athu suka" Ucap Alan "Seksiiih" Lanjutnya menaruh kedua tangannya di pipi.
"Gak boleh sayang, yang ini aja ya?" Bumi sangat kaget melihat majalah yang di tunjuk anaknya. Itu adalah majalah dewasa, anaknya sangat mesum.
"Athu nda mau itu jleg, athu mau na yan ini!" Ucap Alan geram.
"Ya udah iya iya, tapi jangan liatin ke mamah ya?" Tanya Bumi. Dirinya sangat was-was dengan otak Alan. Kecil kecil sudah tahu wanita sexy.
"Otheyy Papah" Ucap Alan mengecup pipi Papahnya sekilas.
"Bungkus yang ini ya Bu"
Penjual majalah tersebut langsung membungkus dan memberikannya kepada Bumi.
"Makasih Pak" Ucap penjual majalah.
Bumi tersenyum dan mengangguk. Ia kembali berjalan ke arah mobilnya yang terparkir. Jangan lupakan Alan yang masih berada di gendongannya.
Di dalam mobil Alan tidak berhenti tersenyum saat melihat potret wanita wanita cantik asal korea di dalam majalah yang baru dia beli.
Buset anak gue gila bener. Batin Bumi.
Kini mobil Bumi sampai di depan rumah miliknya. Ia memasukkan mobil tersebut kedalam garasi dan kembali menggendong Alan untuk masuk.
"Majalahya sembunyiin, nanti Mamah liat" Tegur Bumi.
Buru buru Alan menyembunyikan majalah tersebut di depan dadanya dan menghimpitnya dengan dada Bumi.
"Kalian udah pulang" Ucap Launa yang datang dari arah dapur.
Alan tak menyahuti ucapan Mamahnya ia hanya menyender di dada Bumi dan memeluk leher Papahnya. Takut majalahnya terlihat.
"Mas kalau mau makan udah aku masakin ya? Aku mau nonton" Ucap Launa yang hendak berlalu.
"Alan? Kamu kok diem aja? Kamu sakit?" Tanya Launa beruntun. Wanita itu segera memeriksa suhu badan anaknya menggunakan telapak tangan.
"Sini coba" Ucapnya menurunkan Alan dari gendongan Bumi.
Ctakk
Bunyi sesuatu jatuh dan terkena lantai. Launa yang kaget reflek mengambil barang tersebut, barang yang jatuh dari dekapan Bumi dan Alan.
"Ini majalah?" Beo Launa langsung membuka majalah tersebut "Astaga ini majalah dewasa? Cuma pake kutang sama cd gini, siapa yang beli!? Pasti kamu kan Mas?" Tanya Launa menatap nyalang sang suami "Ayok jawab!" Sentak nya lagi.
Lelaki itu menggaruk tengkuknya dan menunduk takut melihat wajah sang istri "B-bukan aku, itu Alan yang beli"
Launa langsung beralih menatap Alan dan melihat anaknya yang ikut menunduk seperti Papahnya "Bener? Kamu yang beli ini nak?" Tanya Launa.
"Iyya Mamah, bukan papah yan beli tok, athu suka liat thewe na mamah, thantik" Ucap Alan.
"Kamu tau cewe cantik darimana?" Tanya Launa bersedekap dada.
"Alan kan puna mata Mamah" Jawab Alan lagi.
"Mamah gak suka ya kamu liat kayak ginian, kamu tuh masih kecil gak boleh liat yang aneh aneh!" Tegur Launa kesal.
Alan mendongak menatap Mamahnya. Bukannya fokus menatap sang Mamah, Alan malah salah fokus dengan Papahnya yang berada di belakang Launa mencontohkan wanita itu yang tengah mengomel.
"Pfftt" Alan menahan tawanya dengan menutup mulutnya menggunakan jari-jari tangannya.
"Kenapa ketawa gitu? Dikira bagus kalau di tanya orang tua malah ketawa!?" Tanya Launa.
"Maapin Alan Mah, besok nda di ulang lagi" Ucap Alan yang masih terus fokus melihat Bumi. Papahnya semakin menjadi, lelaki itu mengolok olok sang istri dari belakang "pfftt" Tawa Alan lagi yang kembali ia tahan menggunakan jari jari nya.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Launa lagi.
Buru buru Launa berbalik dan melihat kebelakang. Tak ada apa apa, hanya ada Bumi yang berdiri sambil tertunduk.
"Kalian ini kenapa sih!?" Tanya Launa.
"Tadi ada cicak di dinding Mah, athu ketawa kalena cicak na melet" Ucap Alan menahan tawanya, hingga hidung bocah itu kembang kempis.
Launa langsung gerak cepat balik kebelakang. Ternyata Bumi yang mengejeknya. Kurang ajar!.
"Pokoknya kalian berdua jangan deket-deket sama aku!!" Teriak Launa.
Buru-buru Bumi dan Alan berlari ke kamar masing-masing walaupun lari Alan tergopoh gopoh dan hampir jatuh. Namun bocah itu takut kalau mamahnya sudah mengamuk, jadi ia paksakan saja lari.
Padahal dia pengen tiduran sambil melihat foto cewe cantik di dalam majalah. Tapi tidak jadi karena ketahuan Mamahnya.
*
*
*
Yang ajarin alan siapa sih?😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving The Hot Police (Completed)
RandomCerita dewasa 18+ FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Udah sampai" Ucap Bumi. Lelaki itu ingin menurunkan Launa namun gadis itu malah melamun di atas pundaknya dan memeluk lehernya erat. "Kamu dengar gak?" Tanya Bumi. "Ehh?" Launa bingung dan menegakkan kepala...