32. Cemburu

43.8K 1.3K 40
                                    

Pukul 06.25 pagi, Launa terbangun dan tidak mendapati sang suami di dekatnya. Ini adalah hari senin, apa mungkin jika Bumi bangun untuk siap siap dinas? Tapi kamar mandi terlihat kosong dan pintunya terbuka.

Launa turun dari ranjang dan berjalan menuruni tangga "Mas! Mas Bumi dimana!?" Teriak Launa namun tak ada sahutan dari sang suami.

"Apa udah berangkat ya? Kan upacara sama apel pagi, mungkin Mas Bumi cepet cepet" monolog Launa kembali berjalan ke arah kulkas dan mengambil air dingin.

Sudah seminggu lebih Launa dan Bumi tinggal di area perumahan elit tersebut. Bahkan sudah banyak pula tetangga yang mengenal mereka,tak jarang tetangga samping rumah mengantar makanan mereka untuk Launa dan Bumi.

Asik menikmati minuman dingin yang masuk ke tenggorokan. Tiba-tiba pendengaran Launa terganggu dengan suara seseorang dari depan rumah. Buru-buru Launa menyimpan kembali minuman tersebut dan berlari kecil ke depan rumah.

Terlihat dewi-tetangga samping rumah Launa. Seorang janda kembang, sudah menjanda selama 2 tahun katanya.

"Mas Bumi guanteng poll loh kalo pake baju olahraga gini, apalagi pake baju polisi" Terlihat senyum malu-malu dari dewi yang ditujukan pada Bumi.

"Makasih" Ucap Bumi acuh dan kembali memasang tali sepatunya.

"Mas Bumi ini cool ya? Jadi suka deh" Ucap Dewi genit sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Bumi.

Launa terus memperhatikan dari ambang pintu "Ohh bangun pagi-pagi tuh buat goda janda!?" Tanya Launa mendekati Bumi yang duduk di kursi teras.

Dewi yang kaget langsung masuk ke dalam rumahnya sedangkan Bumi langsung berdiri dan memandang sang istri takut.

"Enggak yang, bukan aku kok yang godain, dia yang genitin aku"

"Mas digenitin juga suka kan!?" Ucap Launa bersedekap dada.

"Enggak yanggg ih" Ucap Bumi mengambil kedua tangan Launa dan mengecupi nya berulang kali.

"Terus bangun pagi gini mau kemana?"

"Mau jogging, kamu mau ikut gak?" Tanya Bumi menaikkan kedua alisnya.

Nampak Launa berpikir sejenak "boleh deh, tunggu dulu aku mau ganti baju" Bumi mengangguk dan mengiyakan ucapan Launa.

Sekitar 5 menit Bumi menunggu akhirnya Launa siap dengan celana legging dan sweater kedodoran miliknya.

"Ayok" ajak Bumi menggandeng tangan sang istri.

"Eh bentar, Bukannya ini hari senin? Harusnya Mas dinas kan? Upacara? Apel pagi?" Tanya Launa beruntun.

"Gak sayang, hari ini Mas gak ikut upacara, apel pagi mas tugasin kanit dulu buat ambil alih" Balas Bumi kembali berjalan. Launa hanya ber oh ria dan ikut berjalan beriringan dengan sang suami.

Kedua pasutri itu akhirnya berlari keliling kompleks sambil sesekali bercanda. Mereka berhenti saat bertemu dengan tukang bubur ayam, langsung saja Launa duduk sedangkan Bumi sibuk memesankan bubur ayam untuknya.

"Eh itu bukannya pak Bumi ya? itu loh yang kapolres" Ucap Gadis yang duduk tak jauh dari Launa.

"Iya iya itu Pak Bumi! Ternyata aslinya ganteng banget ya? Maco gitu, gue gak dibayar aja rela kok kasih keperawanan gue, asalkan dia mau jadiin gue istri nya" Balas teman si cewek tadi.

"Lo gak tau ya? Dia tuh udah nikah" Ucap Gadis yang memakai hoodie hitam itu lagi.

"Yahhh emang bener? Palingan istrinya kalah cantik sama gue" Balas temannya lagi.

Launa yang jengah mendengar gibahan keduanya langsung berdiri dan menarik lengan suaminya untuk pergi dari sana.

"Eh pak Bumi boleh minta foto gak?" Tanya cewe hoodie hitam saat Launa dan Bumi melewati mereka.

"Bol-" Omongan Bumi langsung di potong oleh Launa.

"Gak boleh!, kalau mau foto sama penjual bubur ayan aja sana! Jangan sama suami orang!" Balas Launa garang.

"Maaf kakak ini adiknya Mas Bumi ya? Atau.." Ucapan cewek itu tergantung.

"Dia suami saya! Makanya jangan genit sama suami orang, udah tau kalau dianya punya istri masih di deketin!" Ucap Launa dengan tampang judesnya. Bumi yang melihatnya hanya tersenyum melihat ekspresi sang istri.

Sejenak gadis itu kaget melihat paras istri Bumi. Mereka kira Launa adalah adik Bumi karena mereka berdua sedikit mirip.

"Maaf kak aku gak tau" Ucap dua gadis itu.

Launa hanya mengangguk dan menggandeng tangan Bumi menjauh dari cabe cabean itu.

"Ternyata istrinya cantik! Insecure gue"

Samar-samar Launa masih bisa mendengar ucapan dua gadis itu walaupun tidak sepenuhnya.

Di tengah perjalanan pulang. Launa langsung melepaskan pelukannya pada lengan Bumi dan mendorong lelaki itu.

"Aww sayang, kok galak banget sih?" Tanya Bumi memandang Launa.

"Aku males sama Mas! Mas suka kan kalau ada cewek yang deketin? Apalagi kalau janda yang itu" sindir Launa kepada Dewi.

"Apasih sayang? Gak! Aku gak suka mereka" Ucap Lelaki itu.

"Buktinya tadi udah di godain Dewi! Sekarang di mintain foto sama cewek tadi!" Gertak Launa galak.

Seketika nyali Bumi ciut saat mendapati sang istri ngomel dan memandangnya dengan tatapan horor miliknya.

"Ak-"

"Haloo Pak Bumiii" Sapa seorang gadis yang menghentikan ucapan Bumi.

Bumi mengangguk "Halo" Balasnya.

Gadis itu tersenyum hendak berlari mendekati Bumi. Namun melihat tatapan Launa yang ingin menerkam nya langsung saja gadis itu ciut dan pergi dari sana.

"Apa!? Apaan coba halo halo gitu!?" Sentak Launa kepada Bumi lagi.

Bumi menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan menunduk memandangi sepatu olahraganya.

"Diem terus! Kalau dibilangi diem terus! Telinganya gak dengerin!" Ucap Launa kembali berlari meninggalkan Bumi.

"Lah? Gue harus gimana sih su? Ngomong salah, diem salah" Monolog Bumi setelah dirasa sang istri cukup jauh.

Buru-buru Bumi ikut berlari dan mengejar istrinya, beriringan berlari di samping Launa.

"Emm yang?" Panggil Bumi.

"APA!?"Jawab Launa. Sungguh dirinya masih kesal kepada Bumi, setiap kali ada gadis ataupun janda yang menggodanya pasti tidak ia hiraukan. Malah di tanggapi.

"Duh gimana ya bujuknya" Batin Bumi.

"Kamu mau gak bubur ayam yang tadi? Biar mas beliin" Ya itulah ide paling bagus menurut Bumi sekarang.

Launa berhenti berjalan dan menatap sang suami nyalang"Ohhh sengaja mau ke tukang bubur tadi lagi? Mau nyamperin cewe cewe tadi? Iya?" Ucap Launa bersedekap dada.

"Eh? E-enggak kok"

"Alah alesan, pokoknya jangan deketin aku! Males sama Mas!" Ucap Launa kembali berlari. Namun baru tiga langkah berlari, Launa kembali ke hadapan Bumi lagi.

Bumi tersenyum, pasti istrinya ingin memeluknya kan? Lelaki itu yang peka langsung merentangkan tangan.

"Aww!" Jerit Bumi saat Launa menginjak kaki dan meninju burungnya.

"Yanggg kok di tinju sih?" Tanya Bumi.

"Biarin! Untung gak aku potong!"Balas Launa. Wanita itu langsung meninggalkan Bumi yang masih mengusap selangkangannya.

"NANTI KALAU GAK BISA NUSUK KAMU LAGI GIMANA!?" Teriak Bumi saat Launa sudah menjauh.

Bugh

Lemparan sepatu Launa di lengannya membuat Bumi mengaduh kesakitan dan pasrah.









*
*
*
Tbc

Loving The Hot Police (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang