First Morning With You

32 2 0
                                    

"Duduklah, sarapan sebentar lagi siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







"Duduklah, sarapan sebentar lagi siap. Dan ada yang aku ingin bicarakan denganmu," ucap Evan sambil menyimpulkan senyum tipis. Pria tampan itu hari ini membuat sarapan tacon dengan varian alpukat, dan bacon yang dilapisi mayonise dan sauce.

"Boleh aku bantu," suara Nova membuat pria itu menoleh ke arah wanita itu. Sejenak Evan mamandang Nova, ia fokus pada bibir wanita itu yang sedikit membengkak. 'Apa dia tidak merasakannya' pikir Evan penasaran. Seketika ia merasa senang, melihat Nova memakai pakaiannya, sungguh terlihat sangat manis.

"Tidak usah. Sebentar lagi selesai," jawab Evan masih dengan nada datar, yang sebenarnya ia menutupi rasa canggungya dengan Nova.

"Ya, ya baiklah," ucap Nova malas, mau tidak mau ia harus menurut dan kenapa setiap kali berhadapan dengan Evan ia tidak bisa mendebat lagi. Nova yang duduk di kursi makan langsung menompang dagunya, pandangannya tidak bisa lepas dari pria yang selama ini ia cintai. Melihat punggung lebar nan kekar itu, Nova berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tidak berlari lalu memeluknya secara tiba-tiba. Entah ini adalah anugrah dari Tuhan atau sekedar kebetulan yang manis, karena Nova berada di tempat Evan dengan posisi seromantis ini. Melihat Evan sedekat ini, apalagi sedang membuatkannya sarapan pagi. Sungguh ini adalah keajaiban tersendiri bagi Nova.

'Tuhan, jika ini mimpi jangan bangunkan aku' Nova membatin lalu ia berusaha menghela napas panjang.

"Ku harap kau menyukainya." Evan menata sarapan mereka dengan teratur, taco bacon dilengkapi cokelat hangat dan kopi hitam.

"Waw, kau ternyata membuatkanku cokelat panas," ucapnya antusias seperti anak kecil yang mendapatkan permen.

Evan tidak menanggapi dan ia segera duduk di kursi makan yang posisinya saling berhadapan dengan Nova.

"Astaga, Evan ini enak sekali." Nova mengigit taco buatan Evan dengan lahap, sungguh tidak adil baginya. Sudah tampan, kaya bisa membuat makanan rasanya tidak ada celah sedikitpun di dalam pria di hadapannya ini.

"Kau suka?" tanya Evan lalu ia menyesap kopi hitamnya, manik legamnya terus menatap wanita mungilnya.

Novapun mengangguk keras, sungguh ia tidak bohong jika perihal makanan yang enak atau tidak.

"Hmm, Evan, kenapa kau tidak mengantarku pulang?" Nova bertanya dengan hati-hati, ia tidak bisa menahan rasa penasarannya.

"Tidak pantas, jika seorang wanita mabuk dan pulang bersama pria," jelas Evan dengan nada santai.

"Lagipula aku tidak ingin kakakmu salah paham," lanjut Evan sambil menatap dalam Nova, hingga membuat wajah wanita itu memerah.

"Maaf, pasti aku merepotkanmu." Nova mengatakannya dengan canggung, sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tidak masalah. Aku harus mengucapkan maaf kepada kakakmu sepertinya," balas Evan yang sudah memikirkannya sejak malam. Ia berniat untuk meminta maaf kepada kakak Nova.

Reach YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang