🐈‍⬛05🐈‍⬛

1.1K 157 2
                                    

Hal menyesakkan bagi Hyoma...

Hyoma duduk di sofa empuknya. Mengemil manjuu sembari melihat pertandingan bola sepak piala dunia.

Lututnya yang terpeban itu terlihat baru, ia baru saja mengalami cedera dibagian kaki. Untungnya ia mendapat tindakan cepat kalau tidak mungkin bisa berakibat fatal.

Murung.

Itulah Hyoma saat ini.

Ia tidak bisa bermain bola lagi. Bisa sih cuma ia takut lututnya akan cedera lagi sehingga selamanya ia harus stop bola.

"(Y/n)!! Kau harus istirahat sebentar bermain piano. Pianka-sensei bilang kau kesulitan bermain karna kurangnya istirahat. Bahkan kau tidak bisa menekan tuts"

Mrs. Chigiri, ia tampak khawatir dengan kondisi putrinya yang memaksakan diri tanpa henti bermain piano.

(Y/n) memegang pergelangan tangannya pelan.

"Mama tidak perlu khawatir. Ini hanya efek biasa dan akan cepat berlalu, mengompresnya dengan air dingin akan sembuh kok. Aku masih bisa bermain piano", ucap (Y/n).

Hyoma melihat pergelangan dan jari tangan (Y/n) yang diperban kemudian bergantian melihat lututnya yang juga diperban.

Kebetulan macam apa ini?

Kakaknya yang seorang pianis mengalami cedera di bagian tangannya. Ia sendiri yang seorang pemain sepak bola cedera di bagian kaki.

"Mama, aku tidak bisa istirahat--tidak aku tidak bisa berhenti! Besok adalah kejuaraan International Chopin Piano! Aku menantikan itu dan jika menjadi pemenang aku bisa tampil di Acara Musik Bergensi! Aku sangat ingin bermain disana..!"

Hyoma hanya terdiam mendengar itu.

Ia tidak berhak mengomentari kakaknya, sedangkan ia sendiri baru cedera dilutut sudah putus harapan di sepak bola.

-

Hari ini adalah hari yang dinantikan.

Kompetisi piano internasional yang dinantikan oleh (Y/n), dirinya berhasil lolos dan akan bermain.

Hyoma yang ikut menontonnya langsung menjadi deg degan. Ia pasti yakin, kakaknya yang jenius piano akan mengalahkan semua kontestan dan memenangkan pertandingan.

Secara (Y/n) sudah berlatih keras selama ini. Mana mungkin ia kalah kan?

Namun ekspetasi tidak seindah realita.

Hyoma terduduk kaku menonton permainan (Y/n) yang berantakan. Ia sendiri berkeringat dingin menatap sosok kakaknya yang sedang berusaha diatas sana untuk memberikan peforma terbaiknya.

Jari jemari (Y/n) tampak sangat gelagapan dan gemetar menekan tuts tuts piano.

(Y/n) mengigit bibirnya keras. Mengapa disaat seperti ini ia tidak bisa menggunakan tangannya dengan baik?!

Padalhan sebelumnya ia selalu bermain dengan sempurna.

Rasa sakit dibagian pergelangan tangannya (Y/n) abaikan, ia tetap terus bermain walau penampilannya begitu kacau.

Omongan omongan jelek terus terlontar dari penonton, biar begitu (Y/n) terus melanjutkan, bahkan juri sudah memasang wajah masam.

Hyoma melirik sekitar. Ia tidak tahan dengan omongan jahat itu dan meminta (Y/n) untuk menghentikan permainannya segera meski dalam hati.

Hyoma tau betul saat ini (Y/n) tengah menahan rasa sakitnya.

Sudah mencapai puncaknya,

'Tungg!', tuts ditekan keras.

(Y/n) menghentikan permainannya, tangannya sudah tidak bisa ia gerakan. Rasanya sakit dan kaku.

Gadis 17 tahun itu menunduk, menangis dalam diam.

Pupus sudah harapannya untuk bermain di Acara Musik itu.

-
-

"Onee-chan.."

Hyoma menatap (Y/n) yang terduduk lesu di bangku rumah sakit.

Tangan (Y/n) kini terperban dan baru diobati.

(Y/n) mempunyai suatu kelebihan pada tangannya, dimana pertumbuhan otot tangannya sedikit berbeda sehingga itu yang membuatnya bisa memainkan berbagai musik piano dengan sempurna.

Namun karna sering bermain piano itulah kini ia mengalami cidera yang sangat parah.

"Onee-chan..kenapa tidak bilang dari dulu kalau tanganmu sudah sakit??", tanya Hyoma. Ia menatap kakaknya merasa kecewa sekaligus sedih.

Saat dibawa ke dokter, rupanya cedera yang dialami (Y/n) sudah cukup lama tetapi (Y/n) tidak memberitahu siapapun. Hingga puncaknya dihari ini, tangannya benar benar rusak.

Ia sudah tidak bisa bermain piano seperti dulu, sekarang ia hanyalah orang biasa.

Bisa bayangkan betapa stressnya Mrs.Chigiri, beberapa minggu lalu baru saja putra bungsunya mengalami cidera otot kaki. Sekarang putri sulungnya?!

"Hik..hikss Hyoma-chan..hikss, aku sangat ingin bermain di Classical Music World itu. Hikss sekarang hal itu sangat mustahil.."

Hyoma ikut merasakan kesedihannya.

Kehilangan harapan bermain bola memang menyakitkan bagi Hyoma. Tetapi melihat (Y/n) yang sangat depresi lebih menyakitkan baginya.

Menyaksikan kesedihan (Y/n)...

ONEE-CHAN || HYOMA CHIGIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang