Enam

29.4K 980 26
                                    

"Kamarnya dimana?" tanya Dina yang sudah tidak sabar ingin merebahkan dirinya di atas ranjang.

Dartu yang baru saja menurunkan koper itu tidak menggubris pertanyaan istrinya.

Dengan langkah besarnya Dartu berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Dina yang merasa diabaikan itu pun mendengus kesal. Ia berjalan mengikuti Dartu suaminya.

Dina sempat tertegun akan megah nya rumah milik keluarga suaminya itu. Bagaimana tidak di desa seperti ini tapi ada rumah megah lebih megah dari rumah orang tuanya.

"Kamar aku yang mana?" tanya Dina ketika ikut masuk ke dalam kamar dan dapat dipastikan ini kamar Dartu.

"Ini kamar saya dulu, sekarang juga jadi kamar kamu." jawab Dartu seadanya.

"Cepat mandi ada yang mau saya bicarakan. Saya mandi dibawah saja." setelah mengatakan itu Dartu berlalu pergi meninggalkan Dina sendiri.

Dengan malas Dina menuruti kemauan suaminya daripada ia kena marah.

Saat Dina keluar dari kamar mandi suaminya sudah berada di sofa samping ranjang.

Dina duduk tanpa perlu meminta izin kepada suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dina duduk tanpa perlu meminta izin kepada suaminya.

"Mau bicara apa?" tanya Dina to the point.

Dartu yang awalnya tidak menyadari kehadiran istrinya itu sedikit tersentak kaget apalagi dengan pakaian yang dikenakam istrinya.

Dengan mata tajamnya Dartu menelusuri dari atas hingga bawah tubuh istrinya. Membuat Dina melempar bantal sofa karena tidak suka dipandang seperti itu.

"Mau apa?" tanya Dina lagi. Ia benar-benar sudah lelah sekarang.

"Ada yang mau saya bicarakan, setelah saya bicara ini saya harap kamu bisa menyesuaikan posisi kamu disini."

Dina mengernyit heran.

"Kamu tau saya sebagai kepala desa disini saya harap kamu juga siap menjadi ibu kades, semua pertemuan entah itu formal atau non formal usahakan kamu bisa untuk menghadiri, saya tidak membatasi kamu untuk bergaul dengan siapa saja itu terserah kamu, asalkan kamu tau batasan kamu sebagai seorang istri. Untuk bekerja saya tidak memperbolehkan kamu, uang bulanan akan saya kasih ke kamu tunai atau via transfer. Pekerjaan rumah kamu tidak perlu melakukan itu karena setiap hari akan ada orang yang membersihkan rumah ini dan memasak makanan setiap harinya. Kalau kamu ada yang mau ditanyakan atau kurang setuju silahkan."

Dina melongo dan meneguk ludahnya kasar berasa di sidang saat ini.

"Kalau enggak kerja terus aku ngapain dirumah? Dan lagi pekerjaan rumah juga enggak boleh dipegang."

"Itu keputusan saya."

"Tapi-" belum selesai Dina membantah perkataan suaminya bibirnya sudah dibungkam oleh bibir tipis milik suaminya.

Istri Pak KadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang