Tujuh Belas

12.5K 442 37
                                    

"Ada keperluan apa Mas? Kok sampai datang kerumah?" tanya Dina kepada suaminya yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Dartu menoleh, "ada yang gangguin ayu, dia janda"

Dina mangut-mangut mengerti, tidak ada rasa curiga sama sekali.

"Nanti malam Mas mau ikut keliling jaga sekitaran desa, kamu enggak apa kan dirumah sendiri?"

"Iya Mas, enggak apa-apa. Tapi Mas Dartu harus hati-hati ya." peringat Dina kepada suaminya.

Dartu mengangguk.

Sesuai dengan pembicaraan mereka tadi kini Dartu tengah berkeliling menjaga desanya yang kabarnya ada maling dan juga ada hal yang tidak senonoh terjadi.

Dirumah Ayu ia mulai melancarkan aksinya dengan memakai baju transaparn agar menggoda laki-laki muda yang ada di desa ataupun laki-laki paruh baya yang kurang belaian. Lumayan untuk menyambung hidupnya. Dan juga ia berharap kepala desanya tergoda dengan dirinya. Agar ia bisa menjadi wanita kaya raya.

Ayu sengaja duduk di depan teras rumah menunggu mangsa-mangsa yang bisa ia manfaatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayu sengaja duduk di depan teras rumah menunggu mangsa-mangsa yang bisa ia manfaatkan. Tidak menunggu waktu lama seorang laki-laki yang sudah beristri berusia 30 tahun itu berjalan santai ke rumah janda itu.

"Hai!" sapa Ayu kepada laki-laki yang menjadi langganan nya.

Suprapto, laki-laki hidung belang itu tidak cukup dengan istrinya. Apalagi istrinya tidak secantik Ayu membuatnya tergoda untuk menggunakan Ayu.

"Ini uangnya, bisa puasin saya kan?" tanya Prapto dengan menyentuh payudara milik Ayu yang terlihat itu.

Ayu memejamkan mata menikmati sentuhan tangan kasar yang memang ia suka. Sudah cukup lama ia menjanda membuatnya haus belaian.

Malam ini tidak cuma Prapto yang menjadi pelanggan nya. Hari juga ikut menikmati malam ini. Hari adalah duda kaya di desa sebrang.

"Kita main bertiga.. " jawab Ayu dengan sensual.

Mereka bertiga masuk kedalam rumah dengan Ayu yang sudah melepas lingerie nya.

Prapto sudah bugil dan Hari sudah bugil. Mereka mulai bermain main dengan Ayu.

Prapto meremas kuat payudara milik Ayu dan Hari mulai mengocok dengan jari vagina milik Ayu yang sudah mulai kendor tapi tetap telihat cantik.

"Ah... nikmat!" desah Ayu keenakan.

Hari tersenyum smirk ia mulai memasukan burungnya ke dalam vagina Ayu. Mulai menggenjot dengan brutal milik Ayu. Sedangkan Prapto menggunakan bibir tipis Ayu untuk memasukan miliknya kesana. Mereka bertiga keenakan dan mendesah bersama di dalam rumah itu.

Dartu dan warga yang baru berkeliling desa itu tertegun ketika melihat jendela dari rumah Ayu yang menampakan persetubuhan ketiga orang itu. Dartu tampak marah dan heran sedangkan warga lainnya mulai melirik satu sama lain. Hingga ada yang berjalan mendekat untuk ikut menikmati tontonan gratis itu.

Dartu masih diam ditempat sedangkan warga yang ikut dengan nya untuk berkeliling tadi berjumlah 5 orang sudah bergabung disana. Ayu yang menyadari kalau banyak pasang mata melihat itu semakin menggerakan tubuhnya agar terlihat menggoda. Dan benar saja 5 warga itu masuk ke dalam rumah Ayu untuk ikut menikmati kenikmatan janda kembang itu. Payudara besar dan bulat, vagina yang masih rapat dan ditumbuhi bulu kemaluan itu sangat menggoda. Dartu yabg melihat tontonan itu menelan saliva susah payah. Hingga burungnya ikut berdiri meminta dipuaskan.

Ayu mulai mengulum semua burung yang ditunjukan di depan wajahnya bergantian. Ayu sengaja menatap Dartu dengan senyum menggoda agar Dartu tergoda dengannya. Setelah semua laki-laki itu puas mereka meninggalkan Ayu dengan beberapa lembar uang ratusan dan keluar dari rumah dengan senyum sumringahnya.

"Bapak enggak mau ikut rasain juga?" tanya Ayu sensual.

Dartu menggeleng kemudian berlalu pergi dari sana dengan burung yang tegak, bohong jika Dartu tidak tergoda. Hanya saja ia masih waras untuk melakukan itu bersama istrinya saja daripada bermain dengan janda tidak benar itu.

Dartu jadi membenarkan perkataan ibu-ibu di desa ini kalau Ayu bukanlah janda yang baik. Janda binal itu harus dimusnahkan dari desanya.

"Mas?" tanya Dina ketika melihat Dartu sudah berada di dalam kamar.

Dartu menatap dengan penuh nafsu istrinya.
Ia mulai memangut bibir ranum istrinya.

"Mas... ah!"

Tanpa pemanasan Dartu mulai memasukan miliknya yang sudah berdiri itu kedalam milik istrinya. Menikmati milik istrinya yang masih sempit dan nikmat.

"Jangan di dalam ya Mas.." peringat Dina karena ia belum menggunakan kb. Tidak ingin kebobolan.

Dartu tidak mengindahkan permintaan istrinya hingga sel sperma nya masuk menuju ke vagina istrinya hingga rahim. Membuat Dina gelagapan berdiri.

"Tumben sekali, ada apa ya sama Mas Dartu?" gumamnya. Tidak biasanya suaminya itu menyentuh nya secara mendadak. Apalagi ini juga buka malam jumat.

Dina mengendikan bahunya, kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya agar besok bisa langsung menunaikan ibadah. Berbeda dengan Dartu, walaupun ia sudah mengeluarkan pejunya ia masih terbayang dengan tubuh Ayu. Tubuh janda itu benar benar menggoda walaupun sudah dipegang banyak laki-laki dan Dartu ingin sekali untuk mencoba nya hanya saja ia tidak seberani itu.

Dartu tertidur dengan pikiran jahatnya yang malah ingin mencoba tubuh janda itu. Hingga pagi hari Dartu masih terpikirkan akan tubuh janda itu.

Sekarang setiap malam di desanya ada keliling untuk mengecek keadaan desa. Tapi bisa Dartu pastikan hal ini adalah akal-akalan para pria di desanya yang ingin menikmati dan menggoda janda kembang itu. Dartu belum berani untuk menegur nanti saja kalau sudah ada buktinya. Ia akan mengumpulkan bukti-bukti. Dengan merekam kegiatan itu setiap malam nantinya yang nantinya akan ia rapatkan dengan warga dan ibu-ibu tentunya yang suaminya bermain dengan janda kembang.

Walaupun Dartu berniat untuk menikmati hanya saja ia harus profesional untuk menahan hasrat itu. Ada anak dan istrinya yang harus ia jaga. Ia tidak mau kehilangan istrinya.




Hai!
Maaf ya lama updatenya :(

Istri Pak KadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang