Dua belas

23.7K 1K 176
                                    

"Bumil cantik banget sih!" goda Arman rekan kerja Dina.

Dina hanya geleng-geleng melihat kelakuan rekan kerja sekaligus temannya itu.

"Yuk nikah sama Abang aja." godanya lagi.

Nina yang mendengar itu pagi-pagi sekali ingin muntah rasanya.

Nina tau Arman menyukai Dina hanya saja ia terlambat. Atau mungkin belum.

"Sudah lah Bang, jangan menggoda ku seperti itu."

Usia kehamilan yang sudah menginjak 4 bulan membuat mood Dina sering kali naik turun, kadang baik kadang juga tidak baik membuat dirinya lelah sendiri.

"Nanti malam kamu datang Din?" tanya Nina kepadanya.

"Iya Nin, "

"Nanti Abang jemput ya, enggak boleh nolak. Kasihan calon anak-anak mu nanti."

Dina mengendikan bahunya acuh, ia tidak bisa melawan atau menolak tawaran rekan nya.

Nina yang paham hanya mengangguk membenarkan mungkin juga ini kesempatan untuk Arman agar bisa mengambil hati Dina.

Dina hamil anak kembar benar-benar diluar dugaan dan juga benar-benar top cer suaminya hanya saja hal itu malah membuat ia menjadi seperti ini.

Dina hamil anak kembar benar-benar diluar dugaan dan juga benar-benar top cer suaminya hanya saja hal itu malah membuat ia menjadi seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah siap?" tanya Arman kepada Dina yang tengah memasang sabuk pengaman.

Dina mengangguk sebagai jawaban.

Mobil milik Arman membelah jalanan ibu kota yang ramai sekali. Tidak pernah ada catatan kalau jalanan akan sepi disini.

Saat sampai Dina turun lebih dulu sebelum Arman berulah untuk membuka pintu mobilnya.

Kali ini adalah acara pesta untuk merayakan ulang tahun perusahaan tempatnya bekerja.

Banyak sekali wartawan yang bergabung disana. Dan juga banyak konglomerat yang memeriahkan acara ini.

Semuanya tampil menawan dan cantik, banyak juga yang membawa keluarganya karena memang diperbolehkan.

Dina sebenarnya tidak suka dengan hal seperti ini hanya saja ia harus profesional untuk kerjaan nya. Apalagu sekarang ia harus pandai-pandai berhemat untuk persalinan karena bisa saja ia harus caesar.

"Terima Kasih Bang, Bang Arman langsung pulang saja, saya bisa naik taksi." ujar Dina ketika mereka sudah keluar dari gedung tempat acara dilaksanakan.

Arman mengangguk dan tersenyum sebelum masuk kedalam mobilnya. Sebenarnya ia tidak tega hanya saja kalau Dina sudah bilang seperti itu ia harus patuh. Karena tidak ingin melukai perasaan Dina.

*****

"Apa alasan CV ini belum diresmikan Pak Kades?" tanya salah seorang warga yang sudah mulai tidak sabar dengan keputusan sepihak kepala desanya itu.

Istri Pak KadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang