Delapan Belas

17.5K 627 182
                                    

Beberapa bulan terakhir Dina merasakan gelagat aneh dari sang suami. Apalagi beberapa hari terakhir banyak gosip berhamburan kesan kemari mengenai janda di desanya.

Setau Dina janda di desa ini hanya Ayu, wanita yang pernah datang kerumahnya beberapa bulan terakhir.

"Apa aku ikuti aja ya, Mas Dartu setiap malam selalu ikut ronda malam soalnya." tutur Dina dengan menimang Naisya digendongannya sedangkan anaknya yang satunya masih terlelap dalam tidur.

"Apa-apaan ini!" marah seseorang dari luar kamar yang membuat Dina terkejut dan buru-buru turun kebawah.

"Ada apa Mas?" berjalan tergopoh gopoh untuk menemui suaminya.

Dartu menatap istrinya nyalang kemudian melempar berkas yang berisi kerugian di CV mereka yang lumayan fantastis itu.

"Kamu becus enggak buat atur CV? Bisa-bisanya ada kerugian sampai ratusan juta!" marah Dartu kepada istrinya.

Dina mengambil berkas itu, membaca nya dengan seksama dan kemudian menghela nafasnya pelan.

"Dari beberapa minggu yang lalu banyak yang mencabut investasi mereka di CV Mas, jadi kita harus pakai uang kas buat menutup semuanya." jelas Dina.

"Kenapa baru bilang?!" marah Dartu.

"Maaf, aku pikir Mas terlalu sibuk untuk mengurus desa."

Dartu menggeleng kemudian pergi dari sana meninggalkan istrinya. Dina menatap kepergian suaminya dengan sendu.

Malam harinya sesuai dengan rencana Dina, ia mengikuti suaminya yang ikut ronda malam. Banyak laki-laki juga yang ikut berjaga. Awalnya Dina tidak curiga hingga akhirnya semua laki-laki tiba-tiba berhenti di depan rumah. Rumah sederhana dan disana lampu masih menyala dengan terang padahal sudah larut malam.

Dina terkejut dengan apa yang ia lihat kali ini. Rumah itu ternyata milik Ayu. Dan sekarang Ayu tengah menungging memuaskan laki-laki yang berada di dalam rumahnya.

Pakaian kurang bahan yang dikenakan Ayu benar-benar menggoda siapa saja yang ada disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pakaian kurang bahan yang dikenakan Ayu benar-benar menggoda siapa saja yang ada disana. Termasuk Dartu. Semuanya mulai masuk ke dalam rumah Ayu dan mulai menikmati tubuh Ayu yang binal dan sintal itu. Sangat nikmat sekali tubuh janda itu. Dina termenung. Ia menutup mulutnya rapat agar tidak ada yang melihatnya. Hingga akhirnya tubuhnya jatuh limbung ke bawah ketika melihat suaminya mengulum payudara besar milik Ayu. Suaminya berselingkuh di depan nya saat ini.

Dina mengusap kasar wajahnya. Ia tidak sanggup untuk melihat adegan yang semakin panas nantinya. Hingga ia berdiri dan berjalan dengan pelan untuk pulang ke rumah.

"Tega sekali kamu Mas!" lirih Dina dengan menggenggam tangannya erat.

Dartu yang awalnya memang ingin membuka niat buruk Ayu itu kini malah terbuai akan pesona Ayu. Walaupun Dartu hanya bermaik di payudar dan juga vagina tidak lebih. Beberapa menit setelahnya semua laki-laki keluar dari rumah Ayu. Ayu tersenyum sumringah ketika mendapat banyak uang.

"Rencanaku sepertinya berhasil." tersenyum smirk. Tadi saat ia bermain. Ayu melihat Dina berdiri diluar dengan menangis tersedu.

Dartu tidak langsung pulang, ia masih duduk di pos ronda karena tidak mungkin pulang dengan keadaan seperti ini. Apalagi miliknya baru saja mengeluarkan peju pasti istrinya curiga.

Ketika sampai di rumah Dina buru-buru naik ke atas menuju kamarnya. Dengan cepat ia memasukan semua pakaian nya dan anak-anaknya. Mungkin memang jodohnya dengan Dartu sampai disini saja. Secepatnya Dina akan mengurus surat pisah mereka.

Dengan menggendong kedua anaknya ia menuruni tangga menuju mobilnya. Dan kembali lagi untuk menganbil koper yang telah ia kemasi.

"Maaf Bu,Pak karena tidak bisa pamit dengan baik. Dina pergi dulu. Titip Mas Dartu." tulisnya di secarik kertas.

Mobil melaju kencang. Dina ingin buru-buru meninggalkan desa ini. Sudah cukup semuanya. Kini Dina akan hidup di kota yang tidak akan ada seorang pun yang tahu. Ini demi anak-anaknya. Biarlah ia harus banting tulang sendiri.

Pagi hari saat sampai di rumah Dartu tidak melihat istrinya. Hal itu membuatnya bertanya-tanya. Hingga ia bertanya kepada orang tuanya dan secarik kertas yang ditinggalkan Dina sudah menjelaskan semuanya.

"Dina!" marah Dartu.

"Apa yang telah kamu perbuat Tu!" tanya Syaiful murka.

Syaiful tau pasti menantunya tidak mungkin meninggalkan rumah tanpa sebab.

Hingga akhirnya Dartu teringat akan kejadian tadi siang mengenai CV nya.

"Dia kurang dewasa kalau hanya masalah CV!" marah Dartu.

Syaiful mengernyit tidak paham dengan maksud anaknya.

"Bapak yakin ini bukan karena itu," lirih Syaiful menimpali.

Dartu tiba-tiba diam mematung ketika ia baru sadar kalau beberapa bulan terakhir ia berselingkuh. Ia main perempuan padahal jelas-jelas ia memiliki istri dan anak.

Dartu menunduk,"Dartu berselingkuh Pak," lirihnya yang langsung mendapat bogeman dari Syaiful.

"Dasar laki-laki tidak tahu diri kamu ini Tu, tokoh desa yang harus disegani malah seperti ini."

Saat mereka masih sama-sama diam dengan pikiran masing-masing. Suara ketukan pintu menyadarkan mereka.

Bu Fat menuju pintu untuk mempersilahkan tamu yang datang.

Petugas dari pengadilan agama datang dengan sepucuk surat untuk datang ke persidangan 1 minggu yang akan datang.

Dartu menerima surat itu dengan wajah kakunya.

Syaiful mengepalkan erat tanganya kemudian meninggalkan anaknya sendiri, begitupula dengan Bu Fat. Kali ini anaknya benar-benar sudah tidak bisa dimaafkan lagi.

Bunyi telfon rumah menyadarkan Dartu. Ia segera mengangkatnya.

"Jangan lupa datang, agar perceraian bisa terlaksana dengan cepat." ujar Dina dari sebrang sana. Belum sempat Dartu mengeluarkan sepatah dua patah. Telfon sudah dimatikan si empunya.

Semuanya sudah berakhir. Dartu kalah kali ini. Keluarganya hancur dan tidak ada lagi kesempatan. Dina pergi dari hidupnya bersama anak-anak. Mungkin juga Dartu tidak akan bertemu dengan anak-anaknya lagi.





Bagaimana gais? Yuk ramaikann lagii!
End!

Istri Pak KadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang