Haloo everyone 🪐
Jangan lupa untuk berbahagiaaaa!
Happy reading ⛰️
•••••
"Heh! Lo tuh gak usah ngomong pake bahasa purba deh, gue gak paham kudet-kudet itu apa?" geram Fikri karena selalu mendengar Andre berbicara dengan kata-kata yang tidak dia mengerti. Dan Fikri menyebut nya bahasa purba.
"Bahasa purba dari mana nya? Kasih tau
yan!" titah Andre kepada Ryan, Andre sudah cape menjelaskan banyak hal kepada Fikri namun manusia kudet itu selalu saja tidak paham dengan ucapan nya."Gini ya Fik, kudet itu singkatan kata dari kurang update, dan kudet ini tuh adalah kata milenial atau kata zaman now. Selain kudet ada juga kata-kata milenial yang lain nya, contoh nya kamu nanya? Nah kurang lebih kayak gitu penjelasan nya." ujar Ryan panjang lebar namun mampu membuat Fikri menganggukkan kepala nya
"Oh," ujar Fikri, mengangguk sebagai tanda bahwa ia sudah paham.
"Oh doang?" tanya Ryan sedikit kesal, lelaki itu sudah cape menjelaskan panjang kali lebar tetapi respon Fikri sangat singkat.
"Ya terus mau lo gimana? Ooooooooooh, gitu?" tanya Fikri membuat semua teman-teman nya terkekeh kecuali Ryan yang malah semakin kesal kepada Fikri yang menyebalkan.
"Kalian ini ada-ada aja sih," ucap Ana yang merasa terhibur dengan perbincangan teman-teman nya tadi.
"Kita masih mau nunggu Nino berapa lama lagi?" tanya Rendi yang sedari tadi hanya diam saja.
"Iya nih gue udah pengen cepet-cepet ke puncak," ujar Karin menambahi, gadis itu terlihat sudah tidak sabar untuk menuju puncak.
"5 menit lagi deh?" usul Ana yang akhirnya disetujui oleh semua teman nya.
"Oke, tapi kalo udah 5 menit Nino masih gak ada, berarti dia beneran turun." ucap Zara.
"Yaudah kita beres-beres dulu biar nanti langsung lanjut jalan," usul Andre di balas anggukan oleh semua nya.
Ana dan Zara membereskan peralatan minum dan camilan yang tadi mereka keluarkan untuk sekedar nyemil, tidak lupa Ana membawa kembali sampah nya untuk di bawa pulang.
Rendi sedang membereskan handphone dan earphone nya yang tadi dia pakai sembari menunggu Nino, sedangkan Andre dan Fikri sedang membersihkan sisa kertas yang di sobek kecil oleh Fikri tadi.
Ryan yang tidak mengeluarkan apapun dari tas ransel nya, hanya duduk melihat teman-teman nya yang sedang sibuk. Namun Ryan malah tertarik dengan pembicaraan Syifa dan Karin yang duduk tepat di sebelah nya.
"Syif? Lo kenapa ngelamun gitu sih?" tanya Karin yang baru saja selesai membereskan peralatan nya, lalu duduk di sebelah Syifa yang tampak murung dan seperti sedang memikirkan sesuatu. Namun Syifa malah terdiam sembari menatap kosong ke arah tanah.
"Syif?" tanya Karin lagi karena tidak mendapat jawaban dari Syifa.
Syifa malah menundukkan kepala nya membuat Karin dan Ryan bingung melihat nya. Tiba-tiba Syifa mendongakkan kepala nya dengan cepat, mata Syifa melotot namun tatapan nya kosong.
Semua teman-teman nya panik karena Syifa malah berdiri lalu meliuk-liuk kan badan dan tangan nya seolah sedang menari jaipong, Syifa tersenyum dengan mata yang masih melotot sembari masih saja meliuk-liuk kan tangan nya dengan sangat lihai.
"Syif?" tanya Karin yang sudah menangis melihat tingkah Syifa yang aneh.
Ryan dan Fikri hendak mendekati Syifa untuk menghentikan nya, namun Rendi menahan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunung Sajen
Mystery / ThrillerMesyana Putri Devana atau sering di panggil Ana, seorang pendaki cantik asal Jakarta yang sedang berkuliah di bandung, ia sudah mendaki kurang lebih 15 gunung yang ada di Indonesia. Cerita ini berawal saat Zara teman Ana mengajak nya untuk mendaki G...