6-Sosok Jubah Hitam

144 16 1
                                    

Komen ya! kalian tau cerita ini dari mana atau dari siapa?

Aku mau nya cerita ini bukan hasil feedbck dan murni hasil promosi/rekomendasi atau lewat beranda, walaupun cerita ku gak mungkin ada di beranda wattpad wkwk

Apapun itu terimakasih karena sudah mau membaca cerita ini

Happy reading ⛰️

•••••

"Sumpah, itu beneran kaki manusia. Dan cuma satu doang. Gue takut nya itu pendaki yang pingsan, tapi ternyata gak ada badan nya, emang cuma kaki aja satu. Gue gak tau lagi itu kaki sebelah mana, karna gue takut terus gue teriak dan lari-larian kesini. Gak peduli gue mau kesandung lagi pun gue udah gak mau liat ke tanah." ujar Syifa membuat mereka kini tau apa yang membuat Syifa melamun tadi sampai gadis itu kesurupan.

"Terus kenapa tadi Lo bisa kesurupan?" kini Zara yang bertanya.

"Dia ngelamun tadi," ujar Ryan.

"Tapi kok gue jadi khawatir sama Nino ya? Apa dia baik-baik aja?" tanya Ana yang juga sepemikiran dengan teman-teman yang lain nya. Mereka takut akan terjadi sesuatu kepada Nino.

"Kita harus positif thinking, kalo Nino gak kenapa-napa." ujar Rendi dibalas anggukan oleh semua nya. Benar juga apa yang di ucapkan Rendi, mereka harus berpikir yang baik, semoga saja Nino memilih untuk ngecamp di bawah.

"Kita lanjutin perjalanan? Tinggal beberapa meter lagi sih kayak nya untuk menuju puncak," ujar Andre.

"Yaudah yuk, Syif? Lo udah kuat kalo jalan lagi?" tanya Ryan dibalas anggukan oleh Syifa.

"Udah kok, yuk!"

Mereka memberes kan kembali peralatan lalu memasukkan nya kedalam ransel masing-masing, setelah semuanya selesai, mereka memutuskan untuk segera berjalan menuju puncak, karena mereka yang muslim juga takut jika waktu magrib keburu habis. Niat nya mereka yang muslim akan sholat bersama di puncak nanti.

Selama perjalanan menuju puncak, mereka terus saja berdoa dalam hati masing-masing, semoga saja Nino sampai dengan selamat menuju basecamp dan mereka juga segera sampai di puncak lalu kembali ke kaki gunung di esok hari dengan keadaan utuh dan sehat.

Entah kenapa perasaan Ana sudah mulai tidak enak sedari tadi, ia malah merasa akan terjadi sesuatu kepada mereka semua. Namun pikiran itu berusaha Ana tepis jauh-jauh.

Ana ingin mendaki nya diGunung sajen ini menjadi momen pendakian yang paling menyenangkan dari sebelum-sebelum nya. Ya, semoga saja.

"Apapun yang terjadi nanti, semoga aja kita semua turun dari gunung ini dengan keadaan utuh dan masih bernyawa." entah ide dari mana, Fikri malah membatin didalam hatinya yang membuat lelaki itu justru kebingungan dengan apa yang ada di dalam hatinya tadi, kenapa jadi mendadak membicarakan kematian?

Andre yang merasa aneh dengan Fikri yang tiba-tiba terlihat cemas, menepuk bahu Fikri membuat Fikri menoleh kebelakang.

"Lo kenapa lagi?" tanya Andre dibalas gelengan oleh Fikri.

"Eh itu kenapa anak-anak yang lain malah lari-larian?" tanya Fikri lalu segera menghampiri teman-teman nya yang sudah agak jauh, begitu juga dengan Andre.

Saat Andre sampai dimana teman-teman nya berada, Andre malah mendapati pemandangan tidak mengenakan untuk hatinya. Hatinya panas melihat Rendi malah memeluk Ana, entah apa yang terjadi namun Andre memilih untuk melanjutkan perjalanan.

Fikri yang melihat Andre berjalan terlebih dahulu merasa bingung harus melakukan apa, pada akhirnya Fikri memilih untuk menanyakan apa yang terjadi kepada Karin dan Syifa.

Gunung SajenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang