Kejutan

108 5 0
                                    

Ares begitu semangat kini ia dan asistennya sudah berada di pesawat pribadi.

Wildan terlihat begitu heran dengan atasannya, mulai dari pulang lebih awal dari biasanya, berantem dengan klien, membatalkan kontrak dengan alasan tidak suka, membatalkan beberapa meeting hanya untuk alasan pribadi sungguh langka. Apalagi hari ini baru juga sampai apartemen bossnya sudah membuat kepalanya hampir putus jika tidak melakukan yang dia inginkan.

Dan disinilah mereka tengah menyaksikan matahari yang kian tenggelam dari dalam pesawat.

"Tuan pesawat akan mendarat, tolong kencangkan sa-" ucap pramugari itu

Ares mengangkat tangannya. Seperti mengisyaratkan untuk tidak mengganggu.

"Pergilah" ucap Wildan pada pramugari itu melihat ekspresi Ares yang tidak kondusif

🌹🌹🌹

Rea kini tengah berendam di dalam kamar mandinya dengan air yang sudah dicampur dengan aroma terapi. Karena bosan ia pun mengambil ponselnya, ia memfoto luar jendela kaca.

Ia juga memposting beberapa foto di halaman inst*grm nya. Sendari sampai di pulau ia hanya beberapa kali membukanya. Karena malas jika pria itu tau keberadaannya. Namun siapa sangka rea dengan bodohnya memposting foto tadi sore sehingga membuat pria itu tau keberadaannya.

"Si Brengsek menghubungi ku sebanyak ini" Rea memutar bola mata malas.

Rea pun menaruh ponselnya dengan malas. Ia beranjak untuk membersihkan sisa sabun di tubuhnya. Setelah selesai dengan ritual mandi ia pun lantas keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit ditubuhnya sebatas menutup dada dan di atas paha.

Ceklek

Rea melepas handuk di kepalanya ia duduk di kursi rias. Tanpa ia sadari, seseorang sedang menatapnya di sofa. Saat Rea melihat ke kaca ia terkejut dengan kehadiran seseorang itu.

"Apa yang kamu lakukan disini?!" Tanya Rea dengan raut terkejut

Pria itu mendekat pada rea yang membuat wanita itu otomatis berdiri dan memegangi handuk yang menutupi tubuhnya.

"Berhenti, jangan mendekat!"

Ares menghiraukan ucapan rea, pria itu lantas menarik pinggang ramping rea dan tangannya meremas handuk itu. Wajah ares sangat dekat, karena tubuh rea yang pendek membuat perempuan itu menengadahkan wajahnya pada ares.

"Kamu membuat ku gila dear.." ucap ares dengan suara berat dan hembusan nafas pria itu menerpa kulit leher Rea, membuat perempuan itu seketika merasa geli.

Ares mengangkat tubuh rea, ia berjalan mundur dan mendudukkan tubuhnya di ranjang serta menyandarkan kepalanya pada bahu rea.

"Ares... Jangan seperti ini hhh.."ucap rea

Ares tidak mendengarkan rea, pria itu semakin mendekat wajahnya pada leher Rea dan mengendusinya. Perempuan itu menahan napas kala ares mencium, melumat dan menghisap lehernya.

Rea mencoba melepaskan tubuhnya dari rengkuhan ares namun sayangnya gagal. Rea menangis ia pasrah apa dengan apa yang dilakukan pria itu.

Ares yang baru sadar istrinya menangis karena ulahnya, pria itu pun melonggarkan pelukannya pada Rea.

"Maaf... Maafkan aku" ares menyandarkan kepalanya pada kepala rea bagian samping.

Time Changes Everything Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang