Chapter. 10. SARANG

51.7K 224 19
                                    

Disclaimer : Hai Para pembaca yang budiman, hari yang dinanti telah tiba, setelah author telah lama vakum, cerita Pak Warso berlanjut..
diharapkan kalian membaca lagi cerita ini sedari awal sebelum membaca chapter ini ya, agar mendapatkan sensasi cerita yang utuh karena terdapat beberapa perubahan dan penyesuaian pada cerita sebelumnya. Terimakasih
Selamat membaca!

Salam hangat, Author.

****************************************************

**************************************

*************************

***************

******

****

**

*

Di pagi yang agak mendung, di hari Jumat...
Rasanya kemarin seolah waktu berjalan begitu lambat.. seminggu rasanya seperti setahun penantian..
hingga akhirnya hari ini tiba juga. Hari yang kutunggu- tunggu, hari yang dijanjikan Pak Warso padaku..

Sebagai seorang perempuan, setelah rutin melakukan olahraga dan aerobik, melakukan perawatan... dan makan makanan bergizi, membuat diriku tampak bersinar dan mempesona.. bahkan aku mampu mengagumi diriku sendiri di depan cermin..

Kecantikanku bukan seperti model atau puteri indonesia, tetapi kecantikan gadis desa yang terawat.. sungguh ayu,
Kulitku putih langsat serta halus, badanku langsing namun sintal.. payudaraku padat dan bulat..
Aku bertelanjang di kamar dan mematut diri di depan cermin.. putingku yang berwarna coklat muda tegak mancung kedepan menghiasi dua payudaraku yang bulat dan hampir simetris..
Kuangkat kedua tanganku, Tampak rambut-rambut halus diketiakku, serta bulu jembut yang tercukur rapi..

Rambutku kugerai.. satu-satunya benda yang menempel di tubuhku hanyalah kalung emas dengan liontin berlian berkerlap kerlip yang baru saja kupakai saat bercermin.
Sungguh cantik..

Dalam kondisi benar-benar birahi, aku merasa sungguh sangat seksi.. sepertinya belaian dan sentuhan kecil saja akan mampu membuatku terangsang..
Sudah seminggu aku mengkonsumsi pil KB, tentunya akan membuatku aman dari kehamilan yang tidak diharapkan..
dan sudah seminggu lebih bahkan vaginaku kubiarkan menahan nafsu dan tidak tersentuh..

***

Pukul 9 pagi..
Mas bagus sudah berangkat bekerja,
Dan aku telah berpamitan untuk pergi kerumah orangtuaku...
Tidak ada yang akan curiga dengan keadaan rumah, dan tak akan ada pula yang akan mencariku seharian ini.. waktuku hanya kosong untuk pak Warso.. pria gagahku..

**

Sebelumnya aku sudah sarapan pagi-pagi bersama mas Bagus, lalu satu jam berikutnya waktuku tadi kuhabiskan untuk mandi setelah mas Bagus berangkat, kini kuhabiskan waktuku untuk mematut diri di depan cermin...

Kupakai celana dalamku berwarna merah jambu, lalu aku mengambil kain jarik berwarna coklat gelap pemberian pak Warso.. kubentangkan dan kulilitkan sebagai kemben di tubuhku.. kuikat dengan longgar di bagian payudara, kubuat sedemikian rupa sehingga dengan sedikit senggolan saja akan mampu meloloskan ikatannya..

Kusisir rambutku yang lurus agar semakin rapi.. ku pakai lip balm aroma strawberry...

Sengaja aku tak mengolesi tubuhku dengan krim dan body lotion.. karena hal itu tidak ada gunanya.. kulitku sudah halus.. serta handbody malah membuat kulit tubuh rasanya pahit saat dilumati..
Aku menyuguhkan diriku yang seutuhnya, wanita yang bersih wangi alami tanpa olesan bahan kimia yang mengganggu... layaknya kembang desa yang mekar, mengeluarkan harum alami yang siap mengundang kumbang hitam dengan sengat menantang..

Kupakai sendal jepitku.., kuberjalan keluar kamar, semua pintu rumah kupastikan terkunci..

Aku mengintip samping rumah lewat jendela,
nampak sepi...,
Aku gembira,
namun aku yakin bu Indri mertuaku ada di dalam rumah itu, entah sedang melakukan apa.. kuharap dia tidak menaruh curiga..

***

Aku membuka pintu belakang rumah, lalu celingak celinguk memastikan suasana aman.. 
Lalu berjalan perlahan menuju tumpukan bambu tempat pak Warso bekerja belakangan ini..

Aku muncul dari belakang, sedangkan pak Warso duduk membelakangiku sambil merokok..
Namun lucunya malah aku yang terkesiap dan terkejut..

"Ah...." pekikku lirih..

Pak Warso menoleh dan berdiri... lalu tersenyum...

Melihatku hanya terlilit kain kemben dan bersendal jepit..

Sedangkan Pak Warso seolah tanpa persiapan apapun, memakai celana jersey butut warna merah andalannya dan bertelanjang dada..

Badannya berkilau kilau karena keringat yang diterpa sinar matahari... entah dia tadi sudah mandi atau belum.. sepertinya belum, dia benar-benar cuek namun aku tak peduli, keadaan pak Warso yang seperti itu malah semakin menambah jantan dan perkasa alami..

"Hmmmm"...

dengan suara berat, pak Warso mempersilakanku untuk masuk ke dalam pintu yang tersembunyi dalam tumpukan bambu yang dibuatnya.. menyuruhku untuk berjalan lebih dulu...

Aku tak percaya dengan apa yang kulihat..

Rupanya pak Warso selama ini tengah membuat SARANG dari tumpukan kayu bambu!!!!

Aku terperanjat dan tidak bisa berkata-kata...

"Tuhan.. Tolong ampuni aku...." ucapku lirih dalam hati...

BERSAMBUNG



Kegilaan Bersama Ayah MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang