Chapter 2 Awal Mula

65.3K 303 13
                                    

Aku tidak menunda kehamilan, bisa dibilang kehidupan seksku bersama mas Bagus baik-baik saja, rutin seminggu dua sampai tiga kali dan tanpa pengaman. Namun makin kesini kualitasnya makin apa perlunya, yang penting sama-sama tersalurkan. Terlebih aktivtas mas Bagus yang merupkan staff bidang audit membuatnya tidak bisa berlama-lama dalam urusan ranjang, paling malam pukul 22.00 dia sudah harus istirahat. Sedangkan aku untuk sementara ini belajar mengurus rumah dulu, sambil berencana mengambil program hamil. Hanya weekend lah yang sedikit memberi waktu yang berkualitas untuk kami.
Bukan berarti mas Bagus lemah di ranjang lho, begini-begini aku masih mengakui kehebatan mas Bagus.

Namun lagi-lagi.... Pak Warso selalu hadir mengganggu pikiran sehat dan kewarasanku, nafsuku bergejolak tiap kali mengingat dia. Tak perlu kiranya kuceritakan kehidupan ranjangku secara lebih detil dengan mas Bagus, karena sejujurnya daya tarik pak Warso lah yang membuatku berani menceritakan kisah ini pada kalian semua...
Sementara ini, untuk menjauhkan pikiranku darinya, di mana ada beliau di rumah, aku selalu berusaha menghindarinya, untuk mengobrol saja hanya sekedar menganggukkan kepala, sambil tersenyum apabila bertemu atau berpapasan di rumah. Aku takut bila berlama-lama berinteraksi dengannya bisa membuatku kehilangan akal sehat..

***

Suatu ketika, Mas Bagus mengganti lampu di dekat sumur, agar lebih terang katanya bila aku pergi ke kamar mandi malam-malam. Memang keadaan lampu sebelumnya hanya remang-remang lampu bohlam, kini diganti dengan LED putih yang lebih terang.

Dan benar saja, malam selanjutnya ketika aku ke kamar mandi, tak sengaja aku menangkap sebuah cahaya dari luar yang jatuh dari arah pintu dan masuk menyeruak kedalam kamar mandi..

Ketika aku belum sempat menyalakan lampu di dalam kamar mandi, cahaya di luar kamar mandi menjadi lebih terang daripada di dalam kamar mandi. Terdapat sinar yang masuk dari sebuah celah. Terlihat jelas ada lubang kecil di celah pintu kamar mandi, karena aku takut diintip dari luar, maka kututup saja dengan pecahan kayu kecil seujung kuku yang kutemukan di situ juga dengan cara kuselipkan melintang. Maklum kamar mandi di desa, tentu saja terdapat benda-benda seperti potongan kayu, bahkan plastik bekas shampoo sachetan..
Kemudian tanpa berpikir macam-macam kulanjutkan aktivitas mandiku setelah menyalakan lampu.., aku merasa aman karena tidak ada lagi celah dari pintu butut itu untuk mengintipku dari luar karena sudah kututup. Pada saat itu aku belum mengerti bahwa celah kecil yang kutemukan malam itu ternyata akan membuatku semakin tergila-gila dengan Pak Warso di kemudian hari..

***

Benar saja, beberapa hari kemudian, kejadian yang tak terduga terjadi..
Aku masih ingat hari itu hari senin pukul 11 pagi, mas Bagus sudah berangkat kerja. Dan aku saat itu merasa ingin buang air kecil, aku bergegas ke kamar mandi dengan membawa hp ku, maklum saja ibu rumah tangga baru, tidak banyak kegiatan selain hanya pegang hp, terlebih dirumah juga sudah pasang wifi membuatku tak lepas dari smartphone.
Sambil berjongkok (wc kami masih wc jongkok yang jadul), aku pipis sambil bermain hp, karena asyik scrolling fyp, aku sampai lupa belum juga mengguyur pipisku, beberapa menit aku terdiam hingga seolah-olah memberi kesan bahwa tidak ada orang dikamar mandi, terlebih sendalku pun kubawa masuk ke dalam kamar mandi.
Sesaat sebelum aku ingin mengguyur, telingaku menangkap sayup seperti ada sesuatu yang terhujam di tanah dari arah depan. Suara apa itu? Sepertinya aneh, apakah ada pencuri?

Seketika aku langsung teringat dengan lubang kecil yang tempo hari kututup dengan potongan kayu kecil,
Karena sekarang siang hari tentu cahaya dari dalam kamar mandi lebih gelap daripada cahaya dari luar, sehingga tidak akan terlihat apabila ada yang mengintip keluar kearah longkangan terbuka.

Aku mendekatkan mataku kearah lubang kecil itu, posisiku seperti merangkak kearah pintu. Tak lama darahku berdesir hebat, tubuhku mendadak panas, jantungku berdebar kencang.
Ternyata pak Warso berada persis di depan pintu kamar mandi yang kutempati dengan jarak kurang lebih tujuh meter, melalui lubang kecil itu, mataku dapat menangkap dengan sangat jelas, ia tengah mengupas beberapa buah kelapa secara manual dengan menggunakan besi. Rupanya suara besi pengupas kelapa yang dihujam ketanah itulah yang kudengar tadi. Pemandangan yang membuatku tercengang adalah pak Warso bertelanjang dada dan hanya bercelana kolor warna merah yang sudah butut dan sobek-sobek.
Karena aku sedari tadi tidak menimbulkan suara, mungkin pak Warso mengira tidak ada orang dikamar mandi sehingga dia leluasa membuka bajunya tanpa rasa canggung. Apabila tadi aku berisik mungkin saja pak Warso urung melakukan aktivitasnya ci longkangan itu.

Tubuh tegap dan gempal pak Warso berkilat-kilat karena keringat, badannya sungguh kencang dengan perpaduan lemak dengan otot otot kekar yang terlatih alami di alam tanpa tersentuh alat fitnes, sungguh sempurna. Kulitnya coklat legam, dengan dada bulat membusung, putingnya besar dan menonjol, lingkaran putingnya sebesar uang logam bergambar gunungan wayang jaman dahulu, menunggu perempuan binal manapun yang siap menjilatinya...

Sambil merokok dan bermandikan keringat, pak Warso terlihat sungguh jantan. Terlihat bulu ketiaknya sedikit menyembul menambah kejantanan laki-laki gagah di depan mataku, terlebih gundukan kontolnya yang mancung kedepan, terlihat tebal dan penuh membayang di celana kolor jersey bututnya. Ingin rasanya aku jilat tubuhnya, kuendusi ketiaknya dan ku kenyoti dua buah pentilnya yang mancung menggoda.
Seketika aku merinding, tanpa sengaja kumasukkan jari tangan kedalam memekku yang menjadi sangat basah dan tiba tiba menjadi sangat sensitif karena pemandangan erotis ini... awalnya aku ragu, namun kapan lagi aku bisa mendapatkan kesempatan ini... akhirnya aku menyerah, Baru kali ini bisa kulihat pak Warso bertelanjang dada dengan dibantu cahaya siang yang cerah, semua lekuk badan pak Warso terpampang jelas dan begitu menggoda...

Kugesek pelan jari jariku menggesek klitorisku, mataku melotot seolah tanpa berkedip sedikitpun menyerap setiap jengkal pemandangan indah ini..
baru sebentar saja aku menyentuhnya.. kurasakan ledakan puncak gelombang kenikmatan yang luar biasa, aaaaaahhhhhhh....... baru pertama kali ini aku colmek dengan sensasi senikmat ini...
Melihat tubuh jantan dan gagah pak Warso yang seolah sedang menari erotis di depan mataku ini... ditambah aroma kamar mandi yang sedikit pesing ini malah semakin membantu orgasmeku.. cairan nikmatku meleleh hingga ke betis... sungguh banjir...
Aku memang sangat mudah terangsang dengan tubuh laki-laki dewasa yang gempal, kekar, hitam dan jantan... Untuk saat ini pak Warso lah laki-laki itu, yang menjadi pengisi fantasi seksku, tak ada yang lain...

Sepersekian detik aku merasa iri dengan bu Indri, mertuaku, sungguh beruntungnya wanita itu..

Hufft..

Aku mengatur napasku, lalu bergegas kuambil hpku dan kuarahkan ke bagian lubang, namun aku kecewa ternyata kamera hp ini hanya mampu menangkap bayangan blur pada lubang tersebut karena memang lubangnya terlalu kecil....

Akhirnya aku tersungkur kesamping, berbarengan dengan pak Warso yang kemudian berjalan ke dalam rumahnya sambil membawa beberapa kelapa yang sudah terkupas... ia berjalan biasa, tanpa mengetahui keberadaanku di dalam kamar mandi...
dasterku basah menyerap air, namun ku biarkan saja, ku hanya bisa terdiam dengan bibir masih separuh menganga... ada sensasi antara takut ketahuan mengintip dengan hasrat birahi yang tak terbendung... aku lemas.. tapi puas..

Bersambung..


Kegilaan Bersama Ayah MertuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang