Chapture 1

15 0 0
                                    

KELIHATANNYA PEMUDA ITU MEMANG TARGET SEMPURNA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KELIHATANNYA PEMUDA ITU MEMANG TARGET SEMPURNA.

Dia berdiri di belakang sebuah kelompok yang sedang berwisata ke stadion Olimpiade London, perhatiannya terpusat ke kendaraan konstruksi yang menaiki lerengan besar ke gerbang masuk atlet, bukan ke pencuri yang mengamatinya (aku).

Bangunan itu hampir selesai, dan bagiku bentuknya mirip mangkuk sup raksasa yang ditempelkan ke saringan salad di taplak hijau. Yang harus dilakukan tinggal menata taman dan memberikan sentuhan akhir sebelum seisi dunia tiba untuk berlaga.

Orang-orang lainnya dari Komunitas yang bekerja di tempatku telah mengajariku cara untuk lolos dari keamanan yang ketat ditempat ini. Sudah dua kali aku kesini karena wisatawan seperti mahasiswa-mahasiswi ini mudah dicopet.

Aku punya banyak waktu untuk memeriksa korbanku dan tak banyak orang yang bisa mengganggu aksiku. Kalau aku mendapatkan hasil yang bagus, aku bisa santai hari ini, menuju tempat favoritku di perpustakaan daerah, dan tak perlu mengkhawatirkan konsekuensi pulang dengan tangan kosong.

Sambil merunduk di belakang kendaraan mesin pengangkut JCB yang sedang diparkir, aku mengamati targetku. Dia pasti orang yang harus kubidik, tidak ada lagi orang yang sejangkung dia dan dia cocok dengan foto yang ditunjukkan kepadaku.

Dengan rambut hitam legam, kulit kecokelatan, sikap penuh percaya diri, kelihatannya dia tidak masalah kalau kehilangan ponsel atau dompet. Mungkin dia punya asuransi atau orangtua yang turun tangan dan langsung mengganti kehilangan barang-barangnya. Itu membuatku merasa lebih baik, karena mencuri barang bukan merupakan profesi pilihanku itu hanya cara untuk bertahan hidup.

Aku tidak bisa melihat seluruh wajahnya, tetapi sikapnya bagaikan seseorang yang pikirannya sering melayang ke tempat lain, kaki bergerak-gerak, tidak melihat ke tempat orang lain memandang sementara pemandu wisata menunjukkan hal-hal menarik dari Olympic Park.

Kurasa itu kabar bagus, karena orang yang suka melamun merupakan sasaran empuk dan bereaksi terlalu lamban terhadap pencopetan. Dia memakai celana panjang berwarna khaki dan kaus dengan tulisan "Wrickenridge White Water Rafting" di sepanjang pundaknya yang bidang.

Dia kelihatan bugar, maka aku harus melakukan ini dengan benar. Mungkin aku tidak bisa mengalahkannya dalam hal berlari jika dia mengejarku. Aku mengikat ulang tali sepatu Keds bututku sambil berharap sepatu ini bisa bertahan. Jadi, di manakah barang-barang berharganya? Sambil bergerak pelan, kulihat dia membawa ransel yang disampirkan di pundaknya.

Pasti di dalam sana. Aku beringsut ke luar dari tempat persembunyianku, berharap berbaur dengan kelompok itu dengan jeans dan kaus tanpa lenganku baju terbaik dan terbaru yang kuambil dari Topshop pekan lalu. Salah satu kekuranganku berkata untuk membuat pencopetan sukses, aku harus berdekatan dengan kelompok sasaran. Itu selalu menjadi bagian yang paling berisiko.

Aku sudah bersiap dengan membawa tas kanvas yang kucuri dari sebuah butik di Covent Garden, jenis yang dibeli oleh wisatawan asing sebagai cenderamata dengan tulisan "London Calling" dengan huruf grafiti berseni. Aku cukup percaya diri bisa berperan sebagai pengunjung kaya seperti mereka jika mereka menganggap sepatu butut sebagai gaya berbusana yang disengaja, tetapi aku tak yakin apakah aku bisa berpenampilan cukup cerdas untuk tampak sebagai bagian dari kelompok mereka.

SAVANT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang