Jakarta, 14 September 2021.
Hujan kembali bergemerincik membasahi tanah yang hampir gersang, memberikan minum pada tumbuhan yang tumbuh liar.
Mari berandai-andai.
Seandainya bumi bisa berbicara, apakah yang akan bumi katakan pada langit?
Apakah bumi akan memuja-muja langit karena langit selalu memberikan apa yang di inginkan bumi. Atau malah sebaliknya, bumi akan memaki-maki langit karena selalu memberi dengan kadar yang tidak pasti. Langit tidak memberi apa yang bumi butuh, langit hanya membuang apa yang langit anggap akan membebani langit.
Mungkinkah, Langit tidak suka ketika awan hitam menutupi keindahannya. Dan Mungkinkah, langit tidak suka bagaimana awan hitam selalu datang dan membuat mataharinya bersedih.
Atau mungkin, Langit tidak pernah membenci keberadaan awan, hanya saja awan selalu menutupi keindahannya, awan selalu menutupi matahari yang sedang bersinar cerah, dan langit tidak menyukai itu. Hanya tidak menyukai bukan membenci.
Berbeda dengan bumi, dia selalu suka saat awan menutupi panasnya matahari. Bumi selalu bersyukur dikala awan mampu meredakan panasnya matahari. Setidaknya itu yang bisa ariella pikiran.
Lama bergelut dengan pikirannya gadis yang kini berada di kamarnya kembali menatap hujan. Abriella Trisya Suhendra, satu nama dengan beribu makna. Gadis satu ini sangat mengagumi hujan, entahlah Abriella atau yang kerap di panggil riella ini memang sangat menyukai hujan.
Saat ditanya kenapa dia suka dan mengagumi hujan riella hanya akan bilang "aku suka saat hujan membasahi bumi, aku suka setiap kali melihat dedaunan menjadi basah karena hujan. Dan aku suka karena hujan aku tahu artinya melindungi"
Gadis yang saat ini genap berumur 21 tahun itu hanya bisa menghela napas. Riella memang menyukai hujan bahkan bisa dibilang sangat. Namun untuk kali ini kedatangannya tidak riella sambut sebagaimana biasanya.
Kini gadis yang sedang memakai kaos oblong kebesaran itu sedang melakukan panggilan bersama seseorang yang mungkin sebentar lagi akan menjadi kekasihnya. Lama terdiam, riella kembali ke pembicaraan awal.
"Maap yah Kak, Kak jo gak ngizinin aku keluar kalo hujan gini. Soalnya aku gampang sakit." Keluh riella kepada seseorang di sebrang sana.
"Iya gapapa santai aja la, masih ada besok ini. Kalo gitu gimana kalo besok kakak jemput? Mau gak?" Tanya yang di seberang sana.
"Emang boleh nih kak?" Tanya riella sarat akan keraguan
"Boleh dong, besok kakak jemput ke rumah yah. Udah dulu kakak di panggil sama mas jeff" Ucap yang di sebrang sana.
"Okeyyy aku tunggu, bentar-bentar! Mas Jeff kapan pulang dari bali? Salamin yah dari aku hehe" Tanya riella keheranan dan pada akhirnya mencari perhatian.
"Tadi pagi, iya nanti kakak sampein. Salam juga buat yang di rumah"
"Iya nanti aku sampein"
Tanpa menunggu lama, riella segera mengakhiri sambungan telepon dia dan yang di sebrang.
.....
"Kak ayolah, bantuin riri sekali ini aja plissss" Rengek riella kepada kakaknya dengan wajah memelas. Riri? Iya riri nama panggilan dari kedua kakaknya, dan jemian. Sebenarnya jemian yang mengusulkan nama itu.
Setelah tadi mengakhiri panggilan telepon, riella segera turun ke bawah untuk melancarkan aksinya kembali. Yaitu aksi membujuk kakaknya agar membantu menyelesaikan skripsinya.
"Rii, gue juga sibuk bisa diem gak? Liat nih gue kalah lagi."
Namanya Haidar Dwihanan Suhendra, putra kedua dari pasangan Gibran Trian Suhendra dan Marisa Athia Suhendra. Susah untuk mendefinisikan orang seperti Haidar, dia hanya seorang laki-laki yang berusaha untuk menjadi kakak terbaik bagi riella.
Sedikit bercerita, Riella adalah adik bungsu dari Johnny dan Haidar. Kedua orang tua mereka telah tiada saat riella masih berada di bangku SMA karena kecelakaan tunggal. Setelah kedua orang tuanya wafat, Haidar yang saat itu masih berada di bangku perkuliahan dan riella yang masih berada di bangku SMA akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama kakak tertuanya yaitu Johnny pratama Suhendra. Si sulung Johnny sudah menikah saat tragedi kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya. Jadi Johnny pula yang di beri tanggung jawab untuk meneruskan perusahaan milik ayahnya dan tentunya bertanggung jawab atas kedua adiknya.
"Ishhhh, main game mulu sih. KAK JOO KAK IDAR NIH MAIN GAME TERUS!!!! " Teriak riella tiba-tiba yang langsung mendapat pelototan dari Haidar.
"HAIDAR!!" Teriak Johnny yang kala itu sedang berada di dapur.
"RIRI BOHONG KAK!!" Teriak Haidar, hanya untuk memastikan agar kakak sulungnya itu tidak memarahinya. "Lo kalo mau dendem jangan bawa-bawa kak jo, ntar gue di tendang dari kantor. Gue kagak mau jadi pengangguran ganteng yeh" Cerocos Haidar.
Memang Haidar saat ini sudah bekerja di perusahaan milik ayahnya, dia sepertinya tidak ingin meneruskan untuk mendapat gelar S2.
"Li kili mii dindim jingin biwi-biwi kik ji, ntir gii di tinding diri kintir." Riella menirukan kata-kata Haidar sambil menye "udah gue gak mau tau lo harus bantuin gue titik. Gue ke kamar dulu, awas aja kalo lupa. Gue sleding pala lo" Lanjut riella sambil menatap sengit Haidar.
"Kalo bukan adek udah gue gaplok tuh bibir, seenaknye aje kalo ngomong. Udah sana huss huss pergi, bau jigong lo"
"Daripada lo bau tai ayam, udah gitu upil lo nongol lagi. Gue yakin kagak bakalan ada cewek yang mau sama lo"
Reflek, Pemuda Yang kini usianya genap 23 tahun itu langsung memegang hidungnya untuk mencari keberadaan upil yang dikatakan oleh riella. Namun tidak ada, riella berbohong.
"ABRIELLA!!! GUE COLOK YAH IDUNG LO!!!"
Sementara itu riella berlari dengan tergopoh-gopoh untuk menghindari kejaran dan amukan dari kakaknya, memang riella suka sekali mengganggu kakaknya yang satu itu. Riella merasa bahagia, entah kenapa.
"YAHHHH KENA TIPU, UPIL PALSU!!!!!" Ejek riella sambil menirukan iklan bukapalak yang sering iya dengar dulu.
Bersambung...
Kasih aku🌼.
.
.Terimakaciiiiiiii
..
Jangan lupa follow Oekhhh.
Salam lhc🐻.Segini dulu yah buat prolognya, maaf kalo ada banyak typo. Ini juga cerita pertama aku jadi mohon dimaklumi yah yoerobun.
Ditunggu komentarnya, aku Terima setiap koreksi yang kalian berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dan Dia (On Going)
General FictionCinta itu bohong, yang benar itu terlalu menginginkan seseorang hingga berubah menjadi obsesi dan selalu mengatasnamakan seseorang yang dia cintai. Hidup yang berjalan dengan semestinya, tapi memiliki akhir yang tak pernah terpikirkan di awalnya. ...