BAGIAN 8

56 18 8
                                    

.
.
.

"Dia bilang gue kaya anak kecil nay, dia hiks bilang gue gak ngertiin dia"

Disinilah Riella dan nayya sekarang, di apartemen nayya. Riella tidak henti-hentinya menangis, dan nayya tidak bosan-bosannya menenangkan riella.

"Dia kok jahat sih nay, dia udah janji loh"

nayya sempat Menghela napas panjang, sebenarnya tidak salah juga jika abizar berkata riella seperti anak kecil. Karena sekarang terbukti, gadis itu menangis seperti anak kecil.

"Udahlah la, mungkin abizar emang bener-bener lagi sibuk sekarang. Lo sebagai pacarnya harus coba ngerti sama posisi dia, jangan cengen kaya gini" ucap nayya menatap riella dengan lekat "dengan lo nangis kaya gini, lo malah keliatan kaya orang egois" lanjut nayya.

"Ta tapi nay, dia udah janji__

"Riella dengerin gue!" sentak nayya kepada riella "liat mata gue, dari dulu lo juga tau kalo abizar itu anak ambis banget. Dan sekarang setelah dia mau dapetin apa yang dia perjuangin masa dia mau sia-siain gitu aja, percuma dong perjuangan dia selama ini. Ya meskipun gue tau dia emang cuma nerusin perusahaan orang tuanya, tapi itu semua gak gampang la."

Riella sejenak terdiam dengan penuturan nayya, benarkah riella terlalu egois? Atau mungkin memang benar jika riella terlalu kekanak-kanakan.

"Sekarang gue tanya sama lo, lo sayang gak sama abizar?"

Riella menganggukkan kepalanya, pertanda riella mengiyakan pertanyaan nayya.

"Nah kalo lo emang bener-bener sayang sama abizar, coba lo ngertiin posisi dia. Dunia itu berputar ya, hidup abizar juga bukan semua tentang lo. Dia juga punya dunianya sendiri. Dan lo gue yakin Lo juga sama, hidup lo bukan cuma tentang abizar, lo juga punya hidup lo sendiri." menghela napas nayya kembali berucap "ngertikan maksud gue?"

Riella tidak bisa lagi menahan sedihnya, akhirnya dengan segenap tenaga yang riella punya gadis itu berhambur ke pelukan sahabatnya itu. Menangis sejadi-jadinya di pelukan paling hangat setelah keluarganya.

"Maapin gue nay, gu...gue gak mikir sejauh itu" ucap riella dengan terbata-bata.

"Jangan minta maap sama gue, minta maap sama abizar oke" tutur nayya sambil mengusap punggung ringkih riella. "Udah ah jangan cengeng gini lo kaya badut kalo mewek" lanjut nayya yang mencoba mencairkan suasana.

Riella hanya terkekeh dan setelahnya menghela napas panjang juga setelah itu Riella mencoba untuk kembali tersenyum.

"Laper" cicit riella, dengan puppy eyes nya. Sungguh nayya tidak bisa menolak jika riella sudah mode imoet seperti ini. Sebenarnya geli sih hhu🤮.

"Anjing emang, mau ramen gak? Gue baru nyetok nih" ucap nayya dengan menaik-turunkan alisnya.

"Yang pedes tapi" ujar riella dengan binar dimatanya.

"Gaskeun" ucap nayya, dan setelahnya keduanya tertawa. Entahlah mereka mungkin akan merindukan saat-saat seperti ini suatu hari nanti.

.....

Akhirnya hari dimana, hari yang paling riella tunggu-tunggu telah tiba, hari ini adalah hari wisudanya. Bahagia? Jangan ditanya, mungkin bagi orang lain hanya sekedar wisuda tapi untuk riella ini adalah pencapaiannya yang tidak boleh disepelekan. Riella sudah hidup sejauh ini ternyata, dan dia benar-benar berterimakasih kepada semua orang yang selalu mendukung untuk setiap jalan yang gadis itu pilih.

Aku Kamu Dan Dia (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang