.
.
.
"Ck Idar ihh jauhan dikit, engap tau" decak nayya yang merasa pengap karena haidar memeluknya terlalu erat
"Gamau mau gini aja" ucap haidar dengan nada manja
Sebenarnya tadi nayya sedang duduk di sofa dengan mbak ayu tapi mbak ayu pamit katanya Jordan rewel. Tapi tiba-tiba haidar datang dan memeluk tubuhnya erat.
Tadi siang mbak ayu menelpon nayya memberi tahu gadis itu agar pergi ke rumahnya, katanya sih dimintai tolong menjaga Jordan sebentar karena riella sedang tidak ada.
"Haidar, geser dikit. Mau aku mati!"
"Jangan dong"
"Nah gini kek dari tadi"
"Riella kemana dar?" tanya nayya karena sedari tadi gadis itu berada disini riella tidak terlihat batang hidungnya.
"Dar dar, ayang kek" jawab haidar dengan ketus
Nayya tersenyum geli melihat ekspresi wajah haidar, dengan enggan gadis itu mengangguk dan mengulang kembali pertanyaannya.
"Riella kemana yang, kok dari tadi gak keliatan?" ulang nayya
Haidar tersenyum menang, akhirnya gadisnya itu mau memanggilnya dengan panggilan romantis.
"Tadi ke rumah abizar, disuruh mbak ani katanya si jenanda pulang"
Nayya hanya membulatkan mulutnya, dan pokusnya kembali terhadap ponsel yang ada di genggamannya.
"Ck sini hapenya, disini ada aku ngapain main hape sih yang" kesal haidar yang merebut ponsel nayya
"Iya sayang maap, sekarang aku harus apa hmmm?"
Haidar tidak memudarkan senyumannya, pemuda itu kembali memeluk tubuh ringkih nayya membiarkan kepalanya di ceruk leher sang kekasih.
"Udah gini aja"
"Manja hmm" ucap nayya sambil mengusap lembut rambut Haidar dengan sayang
"Kangen loh"
Nayya terkekeh dengan kelakuan kekasihnya itu, haidar memang akan seperti ini jika sedang mode manja. Mereka terdiam untuk beberapa saat, berkelana di pikiran masing-masing.
"I love you" ucap Haidar tiba-tiba
"To" jawab nayya
Haidar menegakkan badannya dan menggenggam tangan nayya, menatap lekat manik gadisnya.
Cup
Haidar tiba-tiba mengecup bibir ranum nayya, sementara nayya membulatkan matanya karena kelakuan Haidar yang tanpa aba-aba. Namun nayya tidak bisa menolak karena jujur saja gadis itu menyukainya.
Namun semakin lama kecupan Haidar berubah menjadi lumatan, maka sesegera mungkin nayya memukul dada bidang Haidar karena kehabisan napas. Haidar melakukannya seperti tak ada hari esok.
"Eunghh Engap tau" ucap nayya terengah, sudah seperti lari maraton saja. Eh tapikan mereka tadi juga maraton, maraton nyipok maksudnya 🤣
Haidar hanya nyengir kuda tanpa merasa bersalah
"Enak ya nyipok disini, tanpa liat ke sekeliling"
Sepasang kekasih itu akhirnya menoleh saat mendapati Johnny yang sudah duduk di sofa yang ada di hadapan keduanya.
Nayya hanya tersenyum kikuk, malu. Sementara Haidar hanya berdecak kesal karena kegiatan romantisnya terganggu dengan kedatangan kakak dan iparnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dan Dia (On Going)
Fiksi UmumCinta itu bohong, yang benar itu terlalu menginginkan seseorang hingga berubah menjadi obsesi dan selalu mengatasnamakan seseorang yang dia cintai. Hidup yang berjalan dengan semestinya, tapi memiliki akhir yang tak pernah terpikirkan di awalnya. ...