Cerita ini hanya fiktif. Tempat, latar belakang, tokoh-tokoh dengan segala ceritanya dari masa lalu or in the present dalam cerita ini hanyalah karangan dari sang penulis yaitu diriku sendiri. Aku nulis ini buat have fun, dan aku harap kalian juga senang dan terhibur dengan tulisan-tulisanku.
Itu aja. Makasie. Enjoy the read ;)
***
a ruby song
09:05 am.
Hari selanjutnya adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang yang biasa menghabiskan weekdays mereka dengan bekerja atau bersekolah. Yap, betul. Weekend.
Biasanya di akhir pekan, orang-orang akan menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang, atau bersantai, seperti jalan-jalan, ngedate bareng doi, atau hal paling sederhana tetapi sangat menyenangkan seperti tidur seharian macam beruang sedang hibernasi.
Tidur sepanjang hari adalah 'top one' to do list yang Lucy punya untuk dilakukan di setiap akhir pekan. Lalu usai puas dengan hibernasinya, dia akan lanjut rebahan sambil makan indomie goreng diatas kasur dan scrolling Tiktok atau feed Instagram.
Benar-benar definisi cewek pemalas.
"LULU!! BANGUN!! UDAH MAU SORE MASIH NGOROK!? BANGUN!"
Lucy mengerang sambil mengeluh waktu Mamanya menggedor-gedor pintu kamarnya dengan barbar sampai dia merasa kalau pintu itu sewaktu-waktu bisa hancur berkeping-keping mendengar betapa berisik dan kerasnya suara gedoran tersebut. Lucy mengeratkan bantal yang menutupi kepalanya demi meredam suara berisik yang dibuat oleh sang ibunda tercinta. Lagipula, sekarang akhir pekan, kenapa ibunya selalu menyuruhnya bangun di pagi-pagi buta begini?
Tapi tunggu, apa tadi ibunya bilang sore?
Ah, Mama memang suka lebay. Jam tujuh pagi dibilang jam empat sore. Lucy membatin.
"LUCIANNA YVIANE! BANGUN ATAU KUCING KAMU MAMA BUANG?!"
Lucy melotot, langsung dibuat kesal. Apa-apa bawa Miong terus!! Dia membatin kesal, soalnya kalau dia bilang langsung, bisa-bisa dia langsung kena repet sampai menjelang malam nanti. Lucy ogah buat mendengar repetan ibunya, jadi dia menyingkap selimut dengan malas dan melempar bantalnya. Mengganti posisi berbaringnya dengan duduk disisi ranjang.
"Iya-iya! Aku udah bangun!" Balasnya sembari mendelik ke arah pintu. Dia menguap sambil satu tangannya terangkat untuk menyingkap sejumput rambut yang menghalangi pandangannya.
Mengenai kucing kesayanganannya, Miong (jangan salahkan Lucy karena namanya agak aneh, dia memang kurang kreatif dalam memberi nama hewan dan semacamnya), ibunya melarang keras Lucy buat membawa hewan imut tersebut masuk kedalam kamarnya. Alasannya, bulunya suka rontok dan itu berbahaya, terus, Lucy itu pemalas dan sudah pasti ogah buat rajin membersihkan bulu-bulu yang menempel di kasurnya maupun bantalnya secara rutin. Ibunya tidak terlalu suka pada kucing, namun ayahnya sangat penyayang kucing, dan mungkin kesukaan tersebut menurun pada anak-anaknya. Pula wanita setengah baya itu terlalu capek buat terus memantau Lucy dan kucingnya sepanjang hari macam cctv berjalan. Jadilah, dibuat sebuah peraturan oleh sang Mama. Miong hanya diperbolehkan berkeliaran diruangan manapun selain kamar Lucy, kedua orang tuanya, dan si bungsu, Melvin. Dikarenakan kedua bersaudara ini sama-sama gila kucing, sang Mama menyuruh mereka untuk mengajari Miong dimana mesti buang air dengan tepat dan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ruby Song
Romance"Can I ask you about something?" "Mmm... apa?" "About that song." "Which songs?" "Ruby." "... kenapa?" "Kenapa judulnya 'Ruby'?" Taylor tertawa. "Really? It's been a month and now you're wondering about that?" "Nggak apa-apa kalo nggak mau jaw...