7th | daniel - curhat

7 1 0
                                    

Cerita ini hanya fiktif. Tempat, latar belakang, tokoh-tokoh dengan segala ceritanya dari masa lalu or in the present dalam cerita ini hanyalah karangan dari sang penulis yaitu diriku sendiri. Aku nulis ini buat have fun, dan aku harap kalian juga senang dan terhibur dengan tulisan-tulisanku.

Itu aja. Makasie. Enjoy the read ;)

***

a ruby song


Daniel membuka pintu dengan ekspresi muka yang terlihat seperti sedang berpikir keras. Saking fokusnya melamun, dia nggak sadar Taylor yang kebetulan lagi duduk di ruang tengah sedang memanggilnya (nggak jadi pergi ke kamar, soalnya ternyata Juanda entah gimana ceritanya jatuh molor di atas kasurnya). Mana sampe lima kali manggil kagak nyahut. Taylor yang lagi kesel jadi tambah kesel, jadi secara impulsif dia melempar benda yang ada didekatnya macam konsol PS yang tergeletak di atas meja ke arah Daniel. Lemparannya mulus dan tepat sasaran, karena setelahnya Daniel menoleh dengan mata melotot dan mengaduh kesakitan seraya memegang kepalanya.

"BANGSAT LU YE! MASALAH LO APA SIH?!"

"Ya, lagian dipanggil beberapa kali nggak denger, jadi kulempar konsol aja. Eh, ternyata jackpot. Lagi mikirin apa sih sampe budek begitu? Oh, iya. Mukamu kenapa bonyok?"

Daniel mengelus kepalanya yang kini terasa nyut-nyutan dengan muka nggak bersahabat, tapi kemudian ingatan di luar kantor polisi yang berhasil membuatnya berpikir keras disepanjang jalan pulang ke rumah tadi melintas lagi dibenaknya.

Dia melihat Taylor yang balik menatapnya bingung, kalau dipikir-pikir... agaknya dia butuh curhat...

"Gue mau curhat, deh."

"Apa ada sangkut pautnya sama muka barumu?"

"Iya."

"Aku bukan Mama Dedeh,"

Daniel sudah mau mengambil ancang-ancang mau melempar vas bunga, jadi Taylor langsung melanjutkan kalimatnya.

"Iya-iya! I was joking. Yaudah sini curhat, Danny-ku sayang." Taylor nyengir sambil nepuk-nepuk sofa yang kosong disebelahnya.

Daniel membuang nafas kasar seraya memutar bola mata, terus dia berjalan mendekati Taylor dan duduk disebelahnya. "Btw, yang lain udah pada molor?"

"Johnny, Yudas, Tim, sama Juanda pada di kamar masing-masing. Nggak tau kalo yang satu itu."

"Jeffrey?"

"Who else?"

"Cailah, masih sensi aja ama tuh anak."Ujarnya seraya berdecak. Kemudian alisnya mengkerut sedikit waktu ia melihat ada beberapa botol soju diatas meja. "Tumben bener mabok jam segini, pantes otaknya lagi nggak bener."

"Mau curhat apa nggak? Atau mending aku tidur aja."

Daniel mendengus pelan. "Masih inget waktu lo gangguin gue chatting-an ama cewek di instagram?"

Taylor mencoba mengingat-ngingat apa yang dimaksud Daniel, kemudian nyengir dikit. "The time when you got blocked?"

"Iya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Ruby SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang