3rd | berbaikan

5 2 3
                                    

Cerita ini hanya fiktif. Tempat, latar belakang, tokoh-tokoh dengan segala ceritanya dari masa lalu or in the present dalam cerita ini hanyalah karangan dari sang penulis yaitu diriku sendiri. Aku nulis ini buat have fun, dan aku harap kalian juga senang dan terhibur dengan tulisan-tulisanku.

Itu aja. Makasie. Enjoy the read ;)

***

a ruby song

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a ruby song

Usai pendramaan berbelanja-ria di supermarket dua hari sebelumnya--yang mengakibatkan satu spot dilengannya terluka karena insiden tabrakan dengan troli milik lelaki jangkung yang kelihatannya lebih tua dari Lucy (dan juga tampan) dan berakhir dia dikelilingi oleh tiga pria bertampang yang aduhai... Lucy berasa dikelilingi oppa-oppa korea. Untungnya, dia berhasil menghindar dari ketiga orang tersebut yang sepertinya saling mengenal karena sumpah dia capek dibikin berdebar gila dan blushing. Setelahnya, hari-hari Lucy berjalan seperti biasa. Cuma bedanya, dia masih menolak bicara pada Ryan.

Iya, dia masih ngambek sama cowok itu. Ryan sudah beberapa kali mencoba menghubunginya, dia juga sudah sempat menghampiri gedung departemennya ketika mereka di kampus untuk berbicara kepadanya, tapi Lucy tetap mengabaikan cowok itu. Dia muak ngeliat muka Ryan, karena itu bikin dia langsung teringat kejadian kemarin lusa dimana Mamanya ngechat cowok itu buat menolak ajakan Lucy yang disuruh belanja sendirian ke supermarket.

Ngeselin banget, serius. Lucy benar-benar kepengen nyakar muka Ryan sampai nggak berbentuk. Tapi yah, kalau dipikir-pikir kasian juga kalau direalisasikan. Dicuekin dikit aja udah melas banget muka tuh cowok.

Kelasnya sudah usai, dan hari ini lagi panas banget. Daripada Lucy mikirin Ryan yang bikin dia langsung gerah, mending dia jajan thai tea untuk tenggorokannya yang kering. Rasanya nggak afdol kalo nggak beli thai tea setidaknya tiga kali sehari, karena selain suka iced frappuccino, Lucy juga sesuka itu sama thai tea tanpa boba. Apalagi seusai kelas yang bikin gerah gini. Jadilah, dia menyambangi kedai thai tea yang berada tak jauh dari kampusnya, kini sendirian saja. Biasanya sih, dia bareng Ryan terus. Cuma sekarang kan statusnya mereka masih marahan. Atau lebih tepatnya, Lucy yang masih ngambek. Jadi, dia pergi sendirian saja. Nggak apa-apa, dia nggak bakal mati kalau jajan sendirian. Lucy itu cewek kuat, dan sedang ditahap berusaha belajar mandiri.

Menit-menit berlalu waktu Lucy menyusuri jalan menuju kedai thai tea. Meski bikin gerah, cuaca hari ini lumayan bagus. Langit biru bersih tanpa awan, matahari bersinar terik diatas kepalanya, sesekali angin sepoi-sepoi meniup wajahnya. Lucy merasa agak ringan, seperti semua beban yang ada dikepalanya serasa menguap tanpa bekas, ikut tertiup oleh angin. Mungkin memang benar, jalan-jalan sendirian dengan cuaca sebagus ini memang bisa meringankan sedikit beban yang ada dikepala.

A Ruby SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang