Jaemin dan Haechan sudah kembali pulang kerumah, untungnya tidak ada bekas luka lebam diwajah mereka berdua. Setidaknya mereka tidak akan dipukuli papa.
Tanpa memikirkan apapun kedua anak itu langsung nyelonong masuk kekamar. Jisung jam segini masih berada disekolah, karena ia mengikuti ekskul basket.
Haechan meregangkan ototnya, setelah itu pergi untuk mengganti baju, sesiapnya mengganti baju ia buru buru merebahkan dirinya pada kasur empuk putih itu. Ia menghela nafas lelah. Ya mungkin hari ini adalah hari yang berat, walau setiap hari sebenarnya itu hari yang berat juga.
Jaemin menoleh melihat haechan yang merebahkan diri sambil memejamkan mata. Setelah sesi menoleh itu ia kembali membuang muka, dan memilih untuk mengganti baju juga.
Tanpa berpikir panjang, ia duduk dimeja komputer. ---- seperti biasanya, ia akan bermain game jam segini.
Haechan melihat adiknya itu menggeleng saja, selalu saja seperti itu apa adiknya itu tidak lelah??!
"istirahatkan matamu jaem. Kau sudah lelah hari ini." Ucapnya, "Ck, tak usah mengatur ku! aku tak lelah." Ucapnya dengan nada kesal.
haechan yang merasa tidak disukai adiknya itu lantas menghela nafas lalu meminta maaf, "ya maaf, aku tak tau." Ujarnya lirih. Jaemin merasa sedikit bersalah --- ingat ya hanya sedikit! Jangan berharap lebih dari nya.
****
Seusainya bermain game, jaemin membuka tas sang Abang diam diam.
Kalian ingat eps (obat apa itu?) kan? Nah ia penasaran dengan obat itu.
Makanya sekarang ia akan menuntaskan rasa penasaran yang membuncah dirinya.
Saat menemukan obat obat itu, fyi obatnya ada 5 jenis ya. Matanya membola, disana ada obat terlarang bahkan obat tidur. Jadi selama ini abangnya meminum obat obatan seperti itu? Ia tak habis pikir dengan Abang sulungnya itu.
Ternyata abangnya pandai menyembunyikan sakit sendiri. Ia meremat obat itu lalu membuang nya. sebenci bencinya dia kepada haechan, ia juga tak mau haechan overdosis ya.
Tenang saja, masih ada perasaan sayang dari dirinya pada haechan, walau sedikit namun itu berharga untuk haechan. Terakhir ia memeluk haechan 2 tahun lalu, ternyata ia sudah menangis sejak tadi. Padahal ia tak ada mengizinkan air mata itu terjatuh.
"Abang?" Ia menggumam lirih.. menoleh melihat wajah damai nan tenang milik sang Abang. Jaemin sedikit mendekat ke arah ranjang tempat si sulung, mengelus pelan pipi itu sangat pelan tak mau haechan terusik.
Ia melihat tangan haechan, apa itu? Luka goresan? Ah itu saat bangchan sengaja mendorong haechan lalu tangannya tergores. Jaemin sebenarnya melihat itu, tapi ia memilih diam. Ia kan tak mau orang tua haechan abangnya.
"Apa aku sejahat itu?" Ia bertanya kepada diri sendiri. Terbesit rasa bersalah kepada abangnya ini.
Setelah puas, ia ikut tidur disamping sang Abang. wah ini pertama kalinya, jika haechan sedang bangun pasti ia sangat bahagia. Bahagianya terlalu sederhana bukan?..
****
Hai, Nge update lagi, Mungkin nanti up lagi kalau bisa yaa
Lagi mood makanya 400 kata lebih hehe
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.