Malam ini keluarga besar Lee sedang berkumpul bersama. Kecuali jaemin anak itu tidak ikut dalam acara malam ini, sejak tadi papa hanya bisa menahan segala emosinya. Jaemin selalu kebiasaan jika ada acara maka ia akan pergi bermain atau bahkan berkelahi.
Sudah sejam berlalu, jaemin masih saja belum terlihat. Kini papa marah, dan kemarahannya itu ia lampiaskan pada anak pertamanya itu.
"Haechan! Kamu bisa tidak jangan diam aja, telepon adik mu itu! Ini acara keluarga Chan." Ucap papa marah. Si sulung selalu saja yang kena kemarahan papa. Ia menghela nafas lalu mengambil ponsel untuk menelepon adik nya itu.
Nomor hp si adik tidak aktif. semenit kemudian pintu itu terbuka, terlihat jaemin penuh dengan lebam dan darah. ia baru berkelahi dengan bangchan dan sekawan nya.
Plak
Suara tamparan itu terdengar nyaring, papa dari ketiga anak itu menampar anak keduanya.
Jaemin kaget, bisa bisanya baru pulang dengan keadaan berkelahi ia kembali di tampar oleh sang papa.
"PAPA KENAPA SIH AKU BARU PULANG! LANGSUNG NAMPAR GAJELAS TAU NGGAK!!" Ia marah, sangat marah terlihat dari raut mukanya yang memerah padam.
"PAPA MARAH KARENA KAMU LEBIH MENTINGIN PERKELAHIAN DARIPADA KELUARGA! KAMU UDAH GEDE JAEMIN DEWASA LAH SEDIKIT! KAU TERLIHAT SEPERTI ANAK YANG TIDAK DIDIDIK ORANGTUAMU! KAU SANGAT EGOIS! MASUK KAMAR JANGAN HARAP KAU DAPAT JATAH UNTUK MAKAN MALAM INI" Ujar papa lebih murka dari jaemin, jaemin menatap sang papa tajam. "AKU BENCI PAPA!" teriaknya lalu kembali kekamar.
"Susul adik keras kepala mu itu." Kata papa kepada si sulung. "jisung kembali ke kamarmu." kali ini papa mengucapkan nya pada si bungsu.
Jisung mengangguk lalu menuruti perkataan sang papa, begitu pun dengan haechan.
Ia naik keatas melihat keadaan jaemin,
Ceklek
Suara pintu terdengar adik nya menoleh sebentar lalu kembali memalingkan wajah menangis nya.
Jaemin menangis, ia tak terima jika ia di tampar oleh papa nya sendiri. Hatinya sakit walau itu sepenuhnya kesalahan dirinya sendiri.
Lagian ia bodoh ngapain ia mementingkan perkelahian bodoh itu. Ternyata ia sebenci itu kepada bangchan sampai lupa ada acara keluarga malam ini.
Haechan mendekat lalu mengelus pelan punggung bergetar itu. Biasanya jaemin akan marah namun tidak untuk sekarang, ia butuh elusan itu.
"Kenapa mukanya luka begitu, dek?" Tanya Abang pelan ia mengangkat muka sembab itu lalu mengobati nya dengan sayang. "Kamu habis berkelahi sama siapa lagi?" jaemin menggeleng, tak tahu ia reflek saja.
Haechan menghela nafas berat lalu menaruh kembali obat obat itu pada tempatnya. Adik nya sekarang terlihat sangat menyedihkan. "Selesai" ucapnya.
Jaemin kembali berbaring, ia masih kepikiran oleh ucapan papa tadi,
"PAPA MARAH KARENA KAMU LEBIH MENTINGIN PERKELAHIAN DARIPADA KELUARGA! KAMU UDAH GEDE JAEMIN DEWASA LAH SEDIKIT! KAU TERLIHAT SEPERTI ANAK YANG TIDAK DIDIDIK ORANGTUAMU! KAU SANGAT EGOIS! MASUK KAMAR JANGAN HARAP KAU DAPAT JATAH UNTUK MAKAN MALAM INI"
Ternyata ia se egois itu ya? Sampai harus kena tampar papa?
Namun semua hal yang menyedihkan itu biasa saja, Abang sulungnya lebih memiliki beban yang berat.
"Jangan mikirin yang diucapkan oleh papa tadi jae," Ucapnya Abang. "Kamu lupa atau gimana tadi?" Tanya Abang selembut mungkin, ia tak ingin ada suara yang meninggi tiba tiba. "hiks.. tadi aku lupa abang.. hiks hiks"
isakan itu kembali terdengar, haechan yang melihat tersenyum sendu lalu mengusap sayang air mata itu.
TBC
makasih yang mau nunggu aku update, anw ini 500 kata tau hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang, Maaf | Nahyucksung [DIBERHENTIKAN]
Short Story[DIBERHENTIKAN] Satu atap, bukan berarti dekat.