Tidak terasa sudah seminggu lamanya Rania berada di rumah sakit ini, kini Rania sudah sembuh total.
"Ommy dah sembuh? Ndak sakit sakit lagi?".
Tanya Leon menatap Rania, Rania tersenyum tulus ia mengelus pipi berisi Leon lalu mengecupnya sebentar.
"Iya mommy sudah sembuh".
"Ummmm bagaimana kalau Leon mulai sekarang tidur bersama Mommy? Mau tidak".
Ajak Rania antusias, sedang kan Leon ia seakan tidak percaya namun ada rasa bahagia juga di lubuk hatinya.
"Mauuu eyon mau ommy".
Rania merasa senang, lalu memeluk Leon erat. Ia mengecup berkali-kali wajah milik Leon, membuat anak itu terkekeh.
"Ommy udah eyon geli hihi".
Kedua anak dan ibu ini bahkan tidak tau ada Louis di depan ruangan itu, yang memperhatikan mereka dengan intens.
Louis nampak luluh dan bahagia, dari hati terdalamnya ia juga ingin ikut disana, mengecup putra nya, juga istri nya. Namun ego nya lebih mendominasi.
"Jangan lemah Louis, bisa saja Rania hanya akting".
...
Disini lah Rania dan Leon berada, mereka sudah sampai mansion dengan selamat, walau tidak ditemani oleh Louis. Rania mencoba biasa saja.
Namun ada rasa gundah, "bodoh! Kamu tidak boleh menyukai pria yang jelas-jelas suami orang Aileen".
Aileen merasa aneh, selama hidup Aileen tidak pernah merasakan jatuh cinta. Ia hanya fokus pada sekolah dan pendidikan nya saja.
Mungkin ini terasa aneh padahal Aileen bertemu dengan Louis hanya kemarin saja namun otak nya selalu saja dipenuhi oleh pria itu.
Louis Louis Louis and Louis.
Ada rasa nyaman saat di dekat pria itu, ada rasa gugup. Apa Aileen sudah gila? Ya pasti. Ini bukanlah tubuhnya. Ia hanyalah jiwa asing.
Ah Aileen berusaha tidak memikirkan itu ia mengandeng tangan mungil Leon yang amat lucu dan menggemaskan.
"Ommy eyon mau mi cucu".
Rania merasa gemas, tidak taukah Leon? Ia begitu ingin mendekap Leon, memeluk nya, mencium, bahkan ingin mengigit pipi berlemak itu.
"Baiklah apapun untuk Leon".
Ujar Rania tersenyum ia lantas mencoba mengendong Leon.
"Ommy dong eyon?".
Lihat wajah kaget dan menggemaskan milik Leon! Uhhh
"Umm apa Leon tidak suka mommy gendong?".
Wajah Rania berubah keruh.
"No no, eyon cuka ommy".
"Angan sedih ommy".
Cup
Bibir Leon mengecup pipi mommy nya dengan sayang.
"Eyon dak cuka mom sedih".
...
"Kamu harus banyak istirahat! Bukan nya malah membuat susu untuk Leon".
Sejak Louis pulang dan menemukan Rania di dalam dapur pria itu terus saja mengomel, bahkan Leon saja sampai tertidur dengan botol dot yang ia pegang.
"Berisik Louis! Lihat Leon lagi tidur".
"Lagian cuma membuat susu kan, oh apa kamu khawatir ya?".
Balas Rania, menggoda Louis yang kini nampak gugup.
"Sa_saya gak khawatir sama kamu".
"Ngapain juga khawatir sama kamu".
"Kamu saja Tukang selingkuh".
Jleb
Rania menegang kata itu membuat nya sakit padahal itu memang terjadi, ah baiklah tidak papa.
"Iya saya memang pernah selingkuh, tapi saya sudah minta maaf".
"Kamu pikir hanya dengan kata maaf bisa merubah semua nya Rania? Tidak. Ah sudah lah saya pergi dulu".
Kepergian Louis membuat Rania diam tanpa mencegah kepergian pria itu.
"Aishhh Rania goblok, pake segala selingkuh lagi".
Ting
Sebuah pesan masuk, Rania mengambil handphone nya lalu membuka pesan.
__jerk__
Nia apa kamu baik-baik saja?
Nia balas pesan ku!
Rania
Hey jalang balas pesan ku,
Ah jika kamu tidak membalas pesan ku! Maka aku akan membuat anak ini mati
Rania menyergit, siapa pemilik nomor ini. Dari nama yang di berikan Rania. Sudah jelas jika Rania mungkin membenci nya.
Apalagi ada kata ancaman, lalu anak siapa yang dimaksud itu, apalagi Rania nampak peduli pada anak itu.
Sangat ketara jelas saat ia menscroll pesan lama banyak sekali ancaman yang dilayangkan buat Rania.
Rania melempar handphone nya, lalu menelisik seluruh kamar. Bukan kah seharusnya Rania memiliki buku diary?
"Ayo dimana biasa nya wanita menyimpan benda itu".
Rania mencari dari atas lemari, tempat terpencil, laci, dibawah kasur, bahkan, sekarang kamar nya lumayan berantakan.
"Aishhh sialan".
"Astaga apa barusan aku mengumpat".
Gila,
Masih belum menyerah, Rania menelisik lagi seluruh kamar nya, lalu netra nya menatap sebuah kotak di bawah lemari. Sial dia lupa memeriksa tempat itu.
Rania dengan cepat mengambil nya, lalu tanpa ba bi Bu ia segera membuka kotak itu, yang kebetulan tidak di kunci.
Sudah 2 jam lama nya Rania duduk di atas lantai, air mata itu menetes tanpa bisa dicegah. Banyak kebenaran didalam kotak sedang itu. Dari banyak nya flashdisk, foto, dan juga kaset SD.
"Sebaik ini kamu Rania? Bahkan rela mengorbankan rumah tangga kamu".
Gumam Aileen.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Mom
FantasyAileen Zovanka harus mati sia-sia karena terlampau kesal dengan ending novel yang ia baca, ending yang begitu buruk dan menyebalkan tentunya. namun musibah yang ia alami setelah meninggal bukanlah hal lucu. ia seorang gadis yang sangat menginginkan...