Mommy • 14

6.3K 373 15
                                    

Rania dan putra nya telah berada di depan sebuah restoran mewah dan pengunjung nya rata-rata berasal dari kalangan atas, dan tentu nya tidak jauh dari kata modis, glamour, dan pamer akan kekayaan.

Rania dan Leon pun tidak kalah menawan, rupa yang indah, baju yang terlihat sederhana namun memiliki harga yang fantastis dan keanggunan yang di miliki rania persis seorang bangsawan.

"Mommy, daddy mungkin sibuk kan? kan kata nya kelja cali uang". Ujar seorang balita dengan suara aksen cadel nya, rania hanya diam lalu mengelus pipi berisi putra nya.

"Semoga Daddy tidak datang!! Dan aku bisa bersenang-senang hanya dengan mommy, tanpa gangguan siapapun". Batin Leon.

Tinggi tubuh mereka yang berbeda membuat rania harus mensejajarkan diri nya dengan tubuh pendek putra kecilnya, lalu bibir nya menyunggingkan senyum lembut.

"Tapi tadi Daddy bilang dia tidak sibuk kok, bukankah Leon bahagia jika bersenang-senang bersama daddy?".

Leon nampak salah tingkah, namun dengan segera ia menatap polos pada ibu nya, "Ohhhh.. biasa nya daddy selalu cibuk jadi eyoonn kila daddy juga cibuk hali ini".

Rania mengangguk mengiyakan, betul juga. Apa pria yang sialnya adalah suami dari si pemilik tubuh ini mengerjai nya? Apalagi dia tengah celingak-celinguk mencari keberadaan pria itu.

Dan nihil orang nya tidak ada.

Awas saja jika pria itu berbohong, maka ia akan menonjok wajah yang sialnya tampan itu. Berani sekali membohongi seorang Aileen yang memiliki stok kesabaran setipis tisu di bagi menjadi lima.

Rania menghela nafas panjang lalu menuntun putra nya menuju sebuah meja, setelah mendudukkan putra nya rania memesan dua cake red velvet dan dua minuman.

Walau sudah makan siang pun, hari menjelang sore dan rania memang ingin mengganjal perut nya sebelum makan malam nanti.

Apalagi Leon tetap lah anak-anak yang terkadang akan cepat merasa lapar, "Nah anak gantengnya mommy, sambil nunggu daddy. kamu mam cake dulu yaa?".

Leon mengangguk dengan patuh, "Iyaaa mommy~".

Rania tersenyum, ia memikirkan alur novel, di masa depan nanti bocah imut ini akan menderita karena kekurangan kasih sayang seorang ibu.

Ia bahkan masih memikirkan kenapa si pemilik tubuh berusaha keras untuk melindungi bunga sang protagonis wanita yang membuat nya mati nanti.

"Walau bunga penyebab tubuh ini mati, tapi saat ini bunga tetap anak kecil yang berpisah dari mama nya dan abi justru tidak menyayangi anak itu".

"Tapi jika bukan abi ayah kandung bunga, maka ayah kandung bunga siapa?".

Rania merasa pusing luar biasa, ia bingung harus melakukan apa. apalagi pemilik tubuh ini sudah menikah dengan abi, yang seharusnya menikah di saat umur Leon lima tahun.

"Kenapa kamu bawa aku kesini rania? Tolong beri aku sedikit saja ingatan mu, setidaknya beri tau aku kenapa bunga begitu kamu lindungi". Batin rania, ia menatap jalanan dengan pandangan lelah.

Kehidupan rania terlalu menyimpan banyak rahasia, dan ia pun kebingungan karena mencari rahasia itu.

Tiba-tiba saja kepalanya mendadak pusing, penglihatan nya buram dan ia meringis kala merasa sakit yang luar biasa di kepala nya.

Leon yang melihat ibu nya merasa kesakitan merasa khawatir, bocah kecil itu turun dari kursinya lalu menggenggam tangan lembut rania.

"Mommy kenapa? apa yang cakit?".

"Aghhhh--gak papa sayang mo-mommy".

"Tolong lindungi putri ku ya rania? Cuma kamu yang bisa mengendalikan abi".

Kilasan masa lalu membuat kepala rania bertambah sakit, sedangkan Leon balita itu mengeluarkan air mata nya ia menyumpah serapahi orang-orang yang hanya melihat ibu nya kesakitan.

"Hikss--mommy kenapa? To-tolong hiks mommy".

Rania memejamkan matanya, ia menahan Leon yang ingin pergi untuk mencari bantuan, "Aghhh gak papa Leon.. mo-mommy baik-baik saja".

"Ini tubuh kamu, kita sama hanya saja berbeda dunia".

Rania merasa mendengar suara nya sendiri di dalam pikirannya, lalu mendongak saat merasa kepala nya tidak terlalu sakit seperti awal tadi.

Ia hanya diam mengatur nafas nya yang sesak, lalu mengelus lembut pipi balita itu yang menangis dengan keras, ia juga merasa kesal karena orang-orang hanya melihat tanpa mau menolong.

"Aghh... Bagaimana bisa mereka membiarkan seorang wanita kesakitan dan anak yang jelas-jelas menangis meminta pertolongan". Gumam rania.

Jika rania pikir Leon tidak mendengar gumaman ibu nya, maka dugaan itu salah besar. Tanpa sepengetahuan rania, leon mengepalkan tangannya kuat.

Bibir anak itu bergetar, air mata pun jatuh membasahi pipi bulat nya, tapi hati nya selalu menggumamkan kata-kata kebencian pada orang-orang yang hanya melihat ibu nya sakit.

"Orang-orang ini akan aku hancurkan". Batin leon, ia menandai beberapa orang yang sempat-sempatnya mengatakan jika ibu nya hanya mencari perhatian saja.





Bersambung

Rania ~ (Mommy Eyonn)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rania ~ (Mommy Eyonn)

...


Baby eyoonn


Terimakasih sudah mau nunggu author upp

Jadi jangan lupa voteee nya

Kalau banyak yang vote author bakal lebih semangat nulis nya dan secepat mungkin buat upp lagi..

Kalau vote nya banyak besok author upp... Okayyy?

Transmigrasi MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang