Mommy • 12

8.1K 438 8
                                    

Pemotretan hari ini di lakukan dan tidak memerlukan banyak waktu, Rania hanya di minta untuk memamerkan sebuah produk kecantikan.

Wajah cantik hanya dengan sedikit polesan make-up dan nampak terlihat natural membuat foto nya terjual habis dengan kurun waktu empat jam saja, bahkan bos pemilik perusahaan pun nampak senang.

Setelah hampir dua bulan lama nya sang model kesayangan menghilang akhirnya di hari ini model nya kembali, dan membawa keuntungan besar untuk nya.

"Sudah aku tebak bahwa foto mu akan terjual dengan cepat tanpa menunggu 24 jam". Ucap seorang gadis yang sibuk dengan i-pad nya.

Rania melirik sekilas lalu terkekeh geli, "Rania gitu loh,, jadi bagaimana dengan kisah percintaan mu itu? Apakah brondong mu itu kabur". Di akhir ucapan Rania menambahkan dengan tawa kecil.

Si gadis yang tidak lain Zeeyra Charoline terlihat merenggut kesal, wajah nya tertekuk, sudah selama dua Minggu ini seorang bocah laki-laki memenuhi pikirannya.

Yaaa dan berakhir dengan ia yang memiliki hubungan dengan seorang berondong yang baru saja menginjak kelas 11 SMA, seorang laki-laki dengan wajah tampan dan imut, sifat yang manja dan kekanak-kanakan.

Namun zeeyra suka, dan zeeyra merasa menyesal menceritakan ini pada sang sahabat menyebalkan nya itu, ia hanya terus mendapatkan ejekan.

"Yaaa,,, Dia berusaha kabur beberapa kali, dan kamu tau aku dengan sangat mudah menemukannya". Wajah sombong yang di perlihatkan zeeyra sukses membuat Rania merasa aneh.

Rania menghela nafas sejenak, "Semoga kisah cinta mu ini berakhir manis,, sudah jam sepuluh lewat aku harus menjemput Leon".

Zeeyra tersenyum menanggapi, ya semoga saja.

Sedangkan Rania, wanita dengan balutan dress berwarna putih dengan heels senada nampak melangkah keluar dari gedung perusahaan.

Tujuan nya adalah salah satu sekolah TK yang terkenal dengan biaya yang mahal namun tak main-main juga kualitas nya.

Rambut hitam sepinggang nya dibiarkan tergerai indah dengan kacamata terpasang apik di mata nya, wajah nya nampak segar dengan polesan make-up yang tidak tebal.

"Leonnn mommy datangg~~".

...

Sudah 15 menit berlalu Abizard menunggu, pria dengan wajah asia itu nampak gelisah dalam duduk nya, otaknya di penuhi oleh wanita yang berhasil mengambil hati nya.

Padahal masih ada sisa 20 menit waktu jam makan siang, namun Abizard memilih datang setengah jam yang lalu, gila bukan?

Kring

Suara lonceng pintu berbunyi pertanda tengah ada yang berkunjung, Abizard menatap dengan harapan jika wanita nya lah yang datang.

Si pria tersenyum lebar saat netra tajam nya menatap sosok wanita cantik yang menjadi alasannya segila ini, wanita itu mengandeng sebuah tangan kecil.

Yaa putra nya Leon.

Dari jauh Rania bisa melihat Abizard yang tersenyum ke arah nya, ia bahkan merasa aneh dengan pribadi pria itu yang terlihat antusias.

"Mommy mana Daddy? Tenapa ada orang itu". Ujar si balita mendongak menatap sosok ibu nya dengan wajah kebingungan.

Rania tersenyum lembut lalu menunduk untuk membalas tatapan sang putra, "Daddy sedang sibuk, jadi kita makan siang bersama ummm,, papa Abi?".

Alis Leon menukik tajam, "tenapa panggil papa?".

"Ummm,, kita duduk dulu yaa".

Leon mengangguk dengan wajah tidak puas, ia mengikuti langkah Rania dan setelah sampai di tempat si pria yang tidak lain Abizard, Leon memilih untuk duduk di tengah.

"Selamat siang Rania,, dan Leon". Abizard berusaha tersenyum, walau rasa nya malas untuk berada di dekat keturunan Louis namun ia harus sadar diri.

Apapun yang menjadi kebahagiaan Rania, maka dengan bersungguh-sungguh ia akan mencoba menerima putra nya juga, siapa tau tahun depan ada 'bayi Abizard' ?

Rania menangapi dengan senyum termanis nya, leon si balita itu hanya diam, ia tak terlalu tau permasalahan orang tau namun dengan jelas ia paham bahwa ayah nya tidak menyukai pria yang ada di samping kanannya.

Apa Leon juga harus memusuhi nya?

Baiklah, kita lihat sang ibu tercintanya, Jika Rania tidak menyukai pria ini maka dengan senang hati Leon akan melakukan hal yang sama.

"Kamu sudah memesan?". Tanya Rania pada Abizard yang di balas dengan anggukan kepala nya, Abizard memang sudah memesan beberapa menu yang sekiranya adalah makanan kesukaan Rania.

Wajah Abizard terlihat bahagia, dengan polos Rania bertanya, "apa kamu menenangkan lotre? Wajah mu terlihat begitu senang".

Abizard sontak saja menggeleng dengan brutal, dimana image seorang pria berdarah dingin? jika saja ada anak buah atau tangan kanan nya di sini pasti nya mereka akan pingsan dalam sekejap.

Abizard di kenal dengan orang bertempramental tidak baik, ia  sulit untuk mengendalikan emosi nya sendiri, dan memiliki tutur kata yang kasar juga dingin.

"Anak mu,, tidak! Maksudku adalah aku tidak tau dia menyukai makanan apa jadi aku hanya memesan makanan kesukaan mu".

Leon mengangguk paham, bocah yang masih di katakan balita itu menatap Abizard dengan santai.

"Tidak papa,, yang mommy cuka Eyonn pun cuka".

Leon seakan menjelaskan bahwa, apapun kesukaan dan ketidaksukaan nya Rania terhadap sesuatu maka ia juga akan mengikuti.

Intinya Leon itu bucin sama ibu nya sendiri!!

Jika ada yang menentang sang ibu maka Leon akan berdiri menjadi garda terdepan untuk mematuhi sang ibu, walau ia harus berurusan dengan sang ayah atau pria yang ada di depan nya.

Rania yang mendengar itu sontak tersenyum haru, "sayang nya mommyy".

Cup

Leon semakin mengembangkan senyumnya saat sang ibu mencium nya, wajah nya berseri-seri sedangkan Abizard berdecih dalam hati.

Untung saja Leon itu tergolong anak kecil.

Rania yang tersadar akan sesuatu lekas bertanya, "ummm,, dimana bunga?".

Terlihat jelas jika air muka Abizard yang berubah masam, "jangan membahasnya honey,, lebih baik kita membicarakan hal lain".

Rania menggelengkan kepalanya tidak setuju, "tidak tidak, apa kamu tidak menjemput nya? Abi". Rania terlihat sedikit kesal, wajah nya cukup tidak mengenakan.

Abizard menunduk, "anak,, maksudku dia memiliki baby sister sendiri lagipula dia tidak senang berada di samping ku". Ucap nya dengan bohongan kecil.

Rania menghela nafas lelah, bagaimana ya Abizard itu cukup tidak ramah pada gadis kecil yang pasti nya takut pada nya, ya sudah kapan-kapan ia akan berkunjung ke mansion saja.

"Baiklah,, kapan-kapan aku akan berkunjung untuk memastikan kamu tidak menyakiti nya". Ujar rania, Abizard yang mendengar itu sontak saja merasa bahagia, ia akan dengan senang menunggu kedatangan nya.

Wajah yang semula nya tersenyum kini digantikan dengan raut tidak mengenakan, Abizard menatap intens wanita di depannya.

"Aku tidak akan menyakiti anak itu jika dia tidak membuat ku kesal dear,, lagipula kamu terlalu baik pada nya". Abizard berkata tanpa sungkan.

Rania tidak menggubris perkataan Abizard, ia justru sibuk dengan pikiran nya sendiri, apakah ia harus mendekati bunga? Si protagonis wanita.

"Lagipun anak itu membenci mu". Gumam Abizard, ia tidak akan langsung mengatakan nya, takut nya sang wanita merasa sedih, karena sejak dulu rania dengan usaha keras nya mencoba untuk mendekati gadis kecil yang sialnya menyebalkan.







Bersambung

Yeaaaaayyy sampai berjumpa lagi di Minggu depannn,,,

Voteee nya jangan lupaaa,,,

Paypay,,,

Transmigrasi MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang