7.PERGI

130 25 0
                                    

KOREKSI KESALAHAN KETIKAN!!

*

Salah, Vano tak langsung membawa Anara ke rumahnya. tetapi Vano singgah di sebuah cafe yang ada di pinggir jalan. suasana cafe sangat damai, tak banyak orang di sana.

Mereka memilih duduk di pojok yang langsung menghadap jalanan kota, karena terbuat dari kaca. tak lama pelayan cafe datang dan menawarkan.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan itu, menatap mereka berdua.

Tak lama Vano menyahut."iya, saya pesan jus alpukat, kamu? " Vano bertanya pada Anara yang sibuk mengamati isi cafe.

"Sama kayak kamu." pelayan itu mengangguk lalu pergi.

"Gue bingung, Lo sembunyiin apa sih?"

"Lo punya penyakit?"

Seketika Nara terdiam kaku. Vano sadar dan semakin banyak bertanya, membuat Anara tak bisa berbicara.

"Itu penyakit bahaya? udah berapa lama? kok gue nggak tau?" Tanyanya beruntung.

Semakin hari tubuh Anara mengurus, siapa yang tidak sadar? kalau bukan penyakit apalagi yang bisa membuat tubuh seseorang langsung kurus pucat begini?seharusnya Anara terbuka pada Vano, siapa tahu Vano bisa bantu-kan?

Salah siapa ini?

"Nanti kamu akan tahu." jawab Anara acuh, pandangannya kembali terpusat pada desain cafe.

Vano menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan, berusaha tenang. mereka sudah berteman saat Anara baru menginjak kelas SMA, itu sudah cukup lama. dan itu membuat Vano nyaman pada Anara.siapa yang tidak nyaman pada sikap Anara? hanya orang aneh.

Pesanan datang. mereka makan dengan cepat, karena Anara yang meminta. walau Vano sedikit tak ikhlas. tapi apa boleh buat, dirinya hanya ikut ikutan saja.

"Besok, gue yang antar lo."

"Antar ke sekolah maksudnya?" Vano berdehem. Anara tak masalah, itu lebih baik.

Mereka sampai, Vano menunggu sampai Anara memasuki rumahnya. setelah melihat Anara masuk, mobil lalu di lajukannya menuju sebuah tempat.

*

Musik memekakkan telinga, mata di buat pusing oleh lampu yang berkedip-kedip, itu akan dialami oleh orang yang belum terbiasa berada di sini, tidak bagi yang terbiasa Bahkan sampai langganan.

Mata itu mengedar mencari seseorang, dan kakinya melangkah kearah seorang yang di carinya.

Callora menatap Vano, lalu bertanya.

"Kenapa lama sekali?" Vano mengangkat bahu acuh.

"Lo ketemu sama Anara ya? makanya jadi lama."

Ucapan itu membuat Vano menatap Callora tajam."jangan sebut nama dia."

Callora menaikkan sebelah alisnya "kenapa, Mulut mulut gue."

"Kalau bukan karena Lo pacar Ryan udah gue bunuh Lo." dinginnya.

"Emangnya bisa? ngga akan." Bima datang, mungkin habis dari toilet.

"Kenapa baru datang?"

"Ngga tau." Singkat Vano.

"Kok ngga tau?"

"Ya karena nggak tau."

"Udah deh, langsung ngomong aja kenapa suruh gue kesini?"

"Untuk senang senang." Jawab Callora, Callora datang bersama Ryan dan sekarang Ryan sedang duduk di sampingnya, dia mabuk.

"Gue nggak tanya sama Lo."

PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang