21.PERGI

43 5 0
                                    

KOREKSI KESALAHAN KETIKAN!

*

Keadaan Anara sudah lebih membaik. Gadis itu kini tengah beres beres untuk meninggalkan ruangan yang menemaninya lama ini. Setelah selesai, Anara mengunci pintu ruangan itu. Sudah ada Vano di sana, pemuda itu bersedekap dada menatapnya intens.

"Nanti ikut aku ke suatu tempat." Ucap Vano.

Anara tanpa bertanya langsung mengangguk.

Kemudian mereka berjalan keluar rumah sakit.

*

Sesampainya di tempat tujuan, Anara terperangah melihat bangunan megah di depannya. Mulutnya sampai terbuka sedikit. Sebuah tangan meraih dagunya lalu merapatkan mulutnya yang terbuka itu. Anara mengalihkan irisnya ke pelaku.

Dengan santai Vano mengangkat sebelah alisnya.

"Engga apa apa."

Kemudian Vano menuntun tangan Anara untuk masuk ke dalam mansion megahnya, ada banyak Cctv yang tersembunyi. Akan menangkap semua pergerakan yang ada. Anara tak akan mengetahui itu, hanya Vano yang mengetahuinya.

Dengan sistem yang sangat lengkap itu, maka tak ada seorang maling yang akan mencuri barang mahal di dalam mansion itu. Di tambah, tepat di depan gerbang telah berjejer rapi bodyguard lelaki.

Tiba di kamar dengan warna krem Vano mengatakan. "Ini kamar kamu, istirahatlah. Karena, nanti kamu akan melakukan hal berat."

Anara membaringkan tubuh lelahnya di kasur empuk itu, Vano telah pergi. Memberi waktu untuk Anara.

Pukul 04:00 sore.

Vano datang mengetuk pintu kamar Anara, di tangannya telah tersedia nampan yang berisi segelas susu dan makanan sehat. Itu semua untuk Anara, gadis itu melewatkan jam makan siang.

Tak lama pintu terbuka menampilkan Anara dengan muka bantalnya. Vano sedikit tersenyum.

Dengan suara paraunya gadis imut itu bertanya. "Hm..kenapa?" Matanya sedikit dikit terpejam menahan kantuk.

"Makan, kamu melewatkan jam makan siang."

"Habiskan."

Anara pergi menuju toilet di dalam kamar itu. Mencuci muka agar lebih fresh. Tak lama dia keluar dengan handuk kecil di tangannya, Vano menyuruh gadis itu untuk duduk di sampingnya. Mengambil handuk di tangan Anara.

Dengan pelan Vano menyapu lembut air yang berada di wajah Anara.

"Nah selesai, Ayo makan. Kita akan pergi ke suatu tempat."

"Apakah jauh?"

"Tidak, tapi kamu harus mengganti pakaianmu. Pakai celana panjang dan baju panjang juga, lebih baik lagi kalau warnanya dominan gelap."

Anara mengangguk lalu melanjutkan makanannya.

*

Memasang pakaian terakhirnya kini Anara telah siap. Dengan Vano yang menggandeng tangannya mereka menuruni tangga, lalu memasuki sebuah ruangan yang lagi lagi membuat Anara terperangah.

"Tutup mulutmu itu, nanti Nyamuk akan masuk."

Diam menuruti kata Vano.

Tangannya menyentuh sebuah benda di sana, namun Vano dengan sigap mengambil lalu menyimpannya kembali. "Bahaya, kita akan berlatih terlebih dahulu."

Di depan mereka berdua. Sudah ada berbagai macam tempat untuk berlatih, tempatnya tak beda jauh dengan Gym. Namun ini lebih lengkapnya.

"Aku buat apa berlatih Vano?"

PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang