1 | KM [Tersepona]

37 8 2
                                        

1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1. Tersepona

Pagi ini Ramalam masih dalam perjalanan untuk mengantar penumpang. Hanya satu saja, sebab ia harus berangkat ke sekolah untuk menimba ilmu. Cuan bisa dicari tapi ilmu ya .. dicari juga.

Tak lama kemudian ninja hitamnya itu berhenti di sebuah salon besar yang didominasi dengan warna ungu. Uuh, janda banget nih salon.

"Bayarnya sudah di aplikasi ya, Mas," kata pria tersebut dengan suara dilembut-lembutkan.

Alam berdeham, "Mas, maaf helmnya," ujar Alam menunjuk helm yang masih dipakai oleh penumpangnya itu.

Seperti mengulur waktu, entah disengaja atau tidak pria itu tampaknya agak kesulitan untuk membuka pengait pada helmnya. Dengan terpaksa Alam pun membantunya. Jujur saja sejak tadi ia sudah muak dengan Galangga Yusuf ini. Dari mulai penjemputan, perjalanan hingga sampai di tempat tujuan pria lekong itu masih saja terus menggodanya.

Sebab sudah menjadi kebiasaan, tak sengaja Alam berkata, "Bintang limanya Kakak." Tanpa sadar satu tangan Alam memukul kencang bibirnya.

Aduh!

Cowok itu tersenyum lebar pada Ramalam, sambil mengedipkan kedua matanya genit. "Boleh, tapi salim ya?"

"Buset, ni cowok!" decitnya, memalingkan wajah ke arah berlawanan sambil menutup kedua matanya meredam amarah yang bergejolak dalam diri.

Bergerak cepat Ramalam menyatukan kedua tangannya di depan dada kemudian berucap, "Bukan mahram, Mas." 😰

Tanpa berlama-lama Alam langsung menancap gas motornya pergi dari salon janda tersebut. Pria lekong itu lantas memajukan bibirnya kesal. "IH .... MAS RAMAL KITAKAN MAHRAM!

"Malang banget nasib gue. Pagi-pagi buta udah ketemu boti."

++++

Alam, Andre dan juga Putu. Mereka bertiga duduk bersama di bangku pojok kantin sembari menikmati semangkuk bakso dan segelas es teh manis.

Andre menghirup aroma bakso kuat-kuat pada mangkuk-nya. "Bakso Mang Ajay."

Sebelum menyantap Bakso. Putu memindahkan sawi dan bihunnya terlebih dahulu pada mangkuk Alam hingga menyisakan bakso dan kuahnya saja.

Alam berdecak kesal. "Ck! Kebiasaan. Kenapa lo nggak bilang aja sama Mang Ajay kalau lo nggak suka bihun sama sawi," geram Alam.

"Nggak.gue.nggak.mau.ngerepotin.Mang.Ajay!" Putu menekankan kata pada setiap ucapannya.

"Tapi lo repotin gue, Put. BB gue bisa nambah tau! Secara gue inikan primadona sekolah," katanya penuh percaya diri.

"Yailah ketimbang bihun sama sawi doang. Gue yang minta porsi plus, plus, plus b aja tuh, lagian cewek mana yang mau sama lo, Alam Darma," ucap Andre mengejek.

C R A Z Y   O J O LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang