4. Perpustakaan

42 16 0
                                    

-YOUTH-

Waktu istirahat Athazia gunakan untuk membaca novel di bangkunya tanpa menghiraukan keadaan kelas yang tengah riuh. Ada yang ke kantin, bermain gitar, bernyanyi, bergosip, ada yang tidur, main game, bahkan ada yang melamun dan masih banyak kegiatan lain yang ada di kelas 11 IPA 2.

Novel yang dibaca Athazia sudah mencapai halaman terakhir, raut wajah gadis itu semakin fokus terlihat dari keningnya yang semakin berkerut. Entah adegan apa yang dibaca Athazia sampai-sampai keningnya begitu.

"ISHH!" Athazia menutup novel tersebut dengan kasar, merasa gantung dengan ending dari novel tersebut.

Athazia beranjak dari bangkunya, berjalan ke luar kelas hendak ke perpustakaan untuk mengembalikan novel yang ia pinjam sekaligus meminjam lanjutan novel tersebut.

-YOUTH-

"Mana ya lanjutannya? Kok ngga ada?" monolog Athazia sambil menelusuri rak-rak bagian novel dengan teliti.

"Ih monyet kok ngga ada," rengek gadis itu sedikit keras, beruntung perpustakaan sepi sebab murid-murid sekolah sangat jarang ke perpustakaan, paling-paling Ketua Kelas yang pergi meminjam buku paket sekolah untuk sekelas karena disuruh guru yang mengajar di kelas tersebut.

"Perpustakaan tempat membaca bukan merengek," celetuk seseorang tiba-tiba. Athazia menoleh kanan kiri, mencari tahu siapa yang barusan menanggapi rengekannya.

Athazia merasa celetukan barusan berasal dari ujung rak dekat dinding, kakinya melangkah mendekati rak tersebut.

"Gibran?"

Yang dipanggil tengah duduk santai sambil membaca sebuah novel.

"Hmm." Gibran berdehem sebagai balasan tanpa mempedulikan raut wajah bingung Athazia yang tengah berdiri di depannya. Ia fokus membaca kata per kata dalam novel tersebut.

"Lagi ngapain lo?" Pertanyaan yang sangat retoris Athazia lontarkan. Sudah jelas-jelas Gibran sedang membaca buku. Gadis itu merutuki dirinya dalam hati.

Gibran menoleh sambil mengangkat novel yang dibacanya. Tersenyum. Melihat itu, mata Athazia membola.

"OH PANTESAN GW CARI NGGA ADA TERNYATA ADA SAMA LO," teriak Athazia kencang. Sekali lagi, beruntung perpustakaan selalu sepi.

"Hey, jangan teriak-teriak di dalam perpustakaan!" Meski sepi bukan berarti penjaga perpustakaan tidak mengomel apabila ada yang berteriak.

Athazia mengatup bibirnya sambil membetulkan posisi kacamatanya, ia merasa malu karena sudah berteriak. Sedangkan Gibran sudah terkekeh akibat kelakuan gadis didepannya itu.

"Mampus, udah tau di perpustakaan malah teriak," ejek Gibran lalu tertawa kecil.

Athazia mendengus.

"Lo masih lama bacanya? Gw mau baca juga."

Gibran mengangguk.

"Masih lama kayaknya, ini belum sampai separuh," jawab Gibran sambil memperlihatkan batas halaman yang baru dibaca. "Ini lo bisa duduk aja nggak? Leher gw sakit dongak mulu," tambahnya.

"Nggak, gw mau balik ke kelas. Yaudah lo yang cepet bacanya, gw mau baca."

Athazia pergi dari hadapan Gibran yang hendak membalas perkataannya.

YOUTH • ZB1 TAERAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang