LIKU 2 || Morning Accident

393 36 13
                                    


Hai ketemu lagi dengan Shyta 🖐️

Seperti biasa jangan lupa putar playlistnya ya 🎶🎶

Terus suport LUKA
Voth, komen, share, and Follow.

Spam Spam spam!

Happy Reading ❤️

"Kebetulan berujung kisah yang panjang"

~Why - Janet Suhh🎶

Sudah tiga jam berlalu setelah menerima bucket bunga mawar putih gadis itu terus diam memirkan siapa si pengirim bunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga jam berlalu setelah menerima bucket bunga mawar putih gadis itu terus diam memirkan siapa si pengirim bunga. Asma yang tengah menyiram bunga bahkan sesekali melirik bosnya yang tampak gelisah.

"Udah nggak usah dipikirin, palingan orang iseng," ujar Mello mencoba menenangkan. Manarik kursi dan duduk di sampingnya

Shana menghela napas. "Tapi Greeting cardnya seolah-olah dia kenal aku Kak."

"Paman kamu udah pastikan nggak ada yang tau keberadaan kamu Shana," balas Mello.

"Ak-aku cuma takut Kak," gumam Shana pelan yang masih bisa didengar oleh Mello.

"Kamu nggak sendiri, nggak usah takut," ujar Mello sambil menepuk pundak Shana pelan. "Asma! Udah sore kamu pulang aja, itu biar nanti saya yang kerjain. Buahnya jangan lupa dibawa buat Ibu ya." lanjutnya pada Asma.

Asma mengangguk patuh, bosnya itu memang sangat baik. Dia sangat bersyukur bertemu dengan Shana dan Kakaknya disaat dia putus asa karena masalah ekonomi.

"Iya Kak Mello, makasih. Kalau gitu saya pamit pulang," ujar Asma lalu berjalan ke belakang untuk siap-siap dan mengambil buah untuk sang Ibu.

Hening.

Beberapa menit kedua terdiam sibuk dengan pikirannya masing masing. Shana kembali menatap Greeting card di tangannya, membolak-balik kartu itu sembari terus memikirkan siapa si pengirim bunga.

"Menurut Kak Mello si pengirim kemungkinan salah satu orang di masa lalu aku nggak?" tanya Shana memecahkan keheningan.

Mello mengedikkan bahu. "Kemungkinan bisa iya kemungkinan juga bisa nggak."

Shana menatap wanita di depannya seolah meminta jawaban lebih jelas.

"Kemungkinan bisa iya. Karena mungkin aja ada orang yang nggak sengaja lihat kamu, atau bahkan bisa juga salah satu pengunjung. Kamu nggak mengenalinya tapi dia mengenali kamu," jelas Mello, tangan kanannya mencomot kripik talas di atas meja sebelum melanjutkan ucapannya. "Kemungkinan bisa nggak, udah tiga tahun dan nggak ada yang tau keberadaan kamu sama sekali. Lagipula Paman kamu udah memastikan orang-orang yang pernah terlibat sama kamu dimasa lalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang sibuk meneruskan perusahaan keluarganya, sibuk melanjutkan pendidikannya, sibuk sama karirnya, sibuk di penjara, ada juga yang sibuk jadi wanita malam. Apa kamu perlu tau siapa aja?"

LIKU (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang